Kamis, 22 Desember 2011

SISTEM INDERA


Sistem Indera

1.1 Indera Sebagai Reseptor
            Tubuh kita dapat merespon suatu keadaan yang terjadi dari luar, misalnya kita dapat merasakan kasar atau halusnya sebuah benda, kita dapat melihat aneka warna benda, dapat merasakan makanan, mencium aroma wangi dan sebagainya. Kemampuan itu haruslah kita syukuri sebagai anugerah Tuhan kepada kita.
            Kemampuan kita untuk merespons sesuatu yang berasal dari luar itu tidak hanya dilakukan oleh satu organ saja, tetapi masing-masing dilakukan oleh organ yang berbeda beda. Anda melihat dengan mata, mendengar menggunakan telinga, dan mencium bau dengan hidung, meraba dengan kulit, dan mengecap rasa dengan lidah. Coba Anda bayangkan andaikata kita tidak memiliki semua alat-alat itu? Apa yang akan terjadi? Indra manusia dikatakan seperti jendela untuk mengenal dunia. Karena melalui indra ini Anda dapat melihat, mendengar, merasakan sesuatu sehingga dapat mengenal lingkungannya.
Makhluk hidup selalu berhubungan dengan perubahan lingkungan luar. Untuk mengatasi perubahan lingkungan tersebut, mahluk hidup dilengkapi dengan organ yang dapat menerima berbagai impuls saraf. Organ tersebut adalaha eksoreseptor yang mampu menerima impuls dari luar lingkungan yang disebut dengan INDRA.
Kita mengenal beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai ektoreseptor. Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), indera peraba (kulit), indera pengecap (lidah), dan indera pembau (hidung).

1.2 Tipe Reseptor
Berdasarkan tipe rangsangannya, reseptor bagi saraf dapat digolongkan sebagi berikut :
•           Mekanoreseptor : menerima stimulus energi mekanik, seperti sentuhan, tekanan, gravitasi dan pergerakan.
•           Kemoreseptor : menerima rangsangan berupa senyawa kimia.
•           Reseptor rasa sakit : merupakan reseptor yang ditemukan pada epidermis dan disebut dengan nosiseptor.
•           Fotoreseptor : mendeteksi cahaya.
•           Termoreseptor : merespon terhadap panas dan dingin, serta membantu mengatur suhu tubuh.
•           Fonoreseptor : menerima rangsang berupa gelombang suara.

A. MATA

2.1 Struktur dan Anatomi Mata
a. Bola Mata

Gambar2.1Penampangbolamata

Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar 2.1 menunjukan bagian-bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1.         Sklera              : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata
2.         Otot-otot         : Otot-otot yang melekat pada mata :
a.muskulus rektus superior      : menggerakan mata keatas
b.muskulus rektus inferior       : mengerakan mata ke bawah
3.         Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya
4.         Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
5.         Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
6.         Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
7.         Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
8.         Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
9.         Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
10.       Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata
Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica nervosa.

Gambar 2.2 bagian mata yang tampak

1) Tunica Vibrosa
Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.

2) Tunica Vasculosa
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.
Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Coba Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat, adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.

Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk.
Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut Musculus Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada benda-benda tersebut. Sekarang Anda tahu mengapa aktivitas seseorang yang membaca buku akan membuat mata terasa cepat lelah?

            Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata

3) Tunica Nervosa
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya.
1. SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.

2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu  iodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.

            Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut dengan discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan bintik buta.

b. Alat-alat Tambahan Mata

Alat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis.
1)Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.

2)Kelopak mata : ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).
            3)Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).
4)Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

2.2 Proses Penglihatan

Cahaya merupakan salah satu dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya adalah 400-700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell) dan kerucut (cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita.

Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.

Adaptasi terang dan gelap

Bila seseorang berada di tempat terang untuk suatu waktu, sebagian besar Rhodopsin dan Iodopsin akan terurai walaupun sebagian iodopsin akan segera diresintesa kembali. Hasilnya ialah pengurangan sensitifitas terhadap cahaya. Kita menyesuaikan diri dengan keadaan terang itu dan tidak merasakan silau. Peristiwa ini disebut adaptasi terang.

Sekarang kita coba masuk ke ruang yang agak gelap, maka mula-mula kita tidak dapat melihat apa-apa karena iodopsin yang ada tidak bereaksi dengan cahaya remang-remang. Tetapi kemudian rhodopsin disintesa kembali dan retinen dan scotopsin dan kita mampu melihat bayangan dan benda-benda. Peristiwa ini disebut adaptasi gelap.

Bila kemudian kita masuk lagi ke ruangan yang terang maka yang terasa pertama-tama adalah silau karena semua rhodopsin dan iodopsin terurai, timbul impuls yang bertubi-tubi yang menyebabkan silau. Kemudian terjadi lagi adaptasi terang.

2.3 Kelainan dan Gangguan pada Mata

Mata seperti organ tubuh yang lain juga dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan dan gangguan kesehatan pada mata adalah sebagai berikut.

1. Faktor Keturunan
Kelainan ini terjadi pada sel-sel retina yang dikenal dengan buta warna, Pada kelainan ini penderita tidak dapat membedakan warna-warni benda.
Warna dibedakan berdasarkan intensitas penguraian terhadap masing-masing iodopsin. Orang yang buta warna tidak memiliki satu atau lebih pigmen iodopsin. Contoh : pada penderita buta warna merah tidak memiliki iodopsin merah, penderita hanya dapat melihat warna hijau dan biru atau campurannya.

Buta warna didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan dalam melihat warna. Paling sering ditemui adalah gangguan melihat warna merah-hijau. Gangguan warna biru-kuning lebih jarang. Sedangkan buta warna total, yaitu tidak dapat melihat warna sama sekali, lebih jarang lagi.

Buta warna disebabkan oleh dua hal, yaitu karena turunan dan karena dapatan (acquired). Buta warna turunan terjadi akibat kurang atau tidak adanya sel konus. Fungsi sel ini adalah 'menangkap" warna. Ada tiga jenis sel konus, yaitu yang sensitif terhadap warna merah, hijau, dan biru. Warna yang kita lihat merupakan perbaduan dari ketiganya.

Jika hanya satu atau dua jenis sel konus yang jumlahnya kurang atau tidak ada, disebut buta warna sebagian atau parsial. Artinya, penderita masih mampu melihat warna tertentu. Sedangkan jika ketiganya tidak ada atau tidak berfungsi sama sekali, maka penderita akan melihat dunia ini hitam, putih, dan abu-abu. Jenis yang terakhir ini dinamakan buta warna total.

2)Kelainan pada Akomodasi Lensa Mata

a)Astigmat
Astigmat adalah suatu keadaan mata yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata. Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata silindris.

b)Miopi (Mata dekat)
Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Gejala kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa negative.

c)Hipermetropi (mata jauh)
Gejala penyakit hipermetropi adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang jauh sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa positif.

d)Presbiopi
Kelainan presbiop sering diderita oleh orang tua, disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik proksimum dan remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif.

3)Penyakit pada Mata
Penyakit yang terjadi pada mata antara lain seperti berikut.
a)Katarak
Katarak merupakan keadaan pengeruhan pada lensa mata. Sebab- sebabnya adalah diabetes melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disembuhkan melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di dalam bola mata.

b)Trakhoma
Trakhoma merupakan penyakit yang disebabkan terjadinya peradangan konjungktiva, yang diakibatkan karena infeksi virus. Apabila dibiarkan penyakit ini dapat menimbulkan kebutaan.


B. Telinga (Indera Pendengaran)
Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar yaitu telinga.

3.1 Struktur dan Anatomi Telinga

Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam.

a. Telinga luar (outer ear)

Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini ±2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang menghasilkan kotoran teling (cerumen). Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.

b. Telinga tengah (middle ear)

Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang telinga) yang didalamnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes (sanggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval (fenestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra rotundra).

c. Telinga dalam (inner ear)

Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis, sakulus dan ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ corti.

Selain berfugsi sebagai organ pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai organ keseimbangan. Keseimbangan terbagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.

a. keseimbangan statis

Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi letak kepala (badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah sakulus dan ultrikulus( pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah, otolith yang berat akan tertauk ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan menarik lapisan gelatin ke bwah yang kemudin merangsang sel-sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian dijalarkan melalui bagian vetibularis dari syaraf ke VIII medula kemudian ke korteks otak.

b. Keseimbangan dinamis

Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap gerakan-gerakan berbagai arah, misalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb.Bila kepala bergerak kesegala arah, maka cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya sehingga akan menekukan cupula. Dengan demikian sel-sel rambut terangsang dan timbul ilmpuls menuju syaraf ke VIII. Karena ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus maka gerakan kepala kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan.

c. Kelainan dan Penyakit pada Telinga

Telinga dapat mengalami kelainan-kelainan contohnya seperti berikut.

1)Radang telinga (otitas media)
Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri dan sering menyerang pada anak-anak. Gejalanya adalah sakit pada telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah dan kelainan ini dapat memecahkan gendang telinga.

2)Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran.

3)Motion sickness
Orang mengatakan ini adalah mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.

4)Tuli
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti.

C. Hidung (Indera Penciuman)

4.1 Morfologi dan Anatomi Hidung

Kita dapat mencium bau dengan baik menggunakan indra hidung. Coba rasakan ketika Anda terserang penyakit pilek. Saat terserang penyakit pilek, hidung kita agak sulit mencium bau-bau yang ada.

Rongga hidung mempunyai tiga lapisan yang dipisahkan oleh tulang. Rongga atas berisi ujung-ujung cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori (saraf pembau).Hidung terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau.

Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau. Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara

Bulu hidung di dalam kaviti hidung menapis debu dan mikroorganisma dari udara yang masuk dan lapisan mukus yang memerangkapnya. Bekalan darah yang banyak ke membran mukus membantu mengawal udara yang masuk menjadi hampir sama dengan suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ untuk membau kerana reseptor bau terletak di mukosa bahagian atas hidung. Hidung juga membantu menghasilkan dengungan (fonasi).

4.2 Proses Penciuman

Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.

4.3 Hubungan Indera Pembau dan Indera Pengecap

Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.

4.4 Gangguan pada Hidung

Anosmia
Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau. Penyakit ini disebabkan karena :
Penyumbatan rongga hidung, misalnya tumor, polyp
Reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi virus atau atrophi
Gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris ataupun cortex otak karena benturan kepala ataupun tumor.


D. Lidah (Indera Pengecap)

5.1 Struktur dan Anatomi Lidah

Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.



Gambar 5.1 Struktur dan Anatomi Lidah Manusia

Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.

a. Papila filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.

b. Papila sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.

c. Papila fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.

d. papila foliata
papila foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah.

5.2 Proses Pengecapan

Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.

Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair) Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.

Banyak sekali jenis makanan dan minuman yang ada di sekitar kita. Rasa makanan dan minuman itu bermacam-macam, ada yang manis, asin, asam, bahkan ada pula yang pahit. Kita dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit menggunakan lidah. Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4 rasa. Berikut merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia penimbul sensasi rasa.

1. Pahit, ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan. Alkaloid ialah zat-zat organik yang aktif dalam kegiatan fisiologis yang terdapat dalam tumbuhan. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin, morfin dan lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat racun.
2. Asin, ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan Ca+
3.Manis, ditimbulkan oleh gugus OH- dalam molekul organik. Gugus ini terdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu.
4. Asam, ditimbulkan oleh ion H+

Kuncup pengecap untuk masing-masing indra tersebut terletak di daerah yang berbeda-beda pada lidah kita. Untuk citarasa manis berada di bagian ujung lidah, juga untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa masam ada di sisi lidah. Sedangkan kuncup pengecap untuk citarasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah kemudian rasa pahit.

PB09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar