Sistem Indera
1.1 Indera Sebagai Reseptor
Tubuh kita dapat merespon suatu
keadaan yang terjadi dari luar, misalnya kita dapat merasakan kasar atau
halusnya sebuah benda, kita dapat melihat aneka warna benda, dapat merasakan
makanan, mencium aroma wangi dan sebagainya. Kemampuan itu haruslah kita syukuri
sebagai anugerah Tuhan kepada kita.
Kemampuan
kita untuk merespons sesuatu yang berasal dari luar itu tidak hanya dilakukan
oleh satu organ saja, tetapi masing-masing dilakukan oleh organ yang berbeda
beda. Anda melihat dengan mata, mendengar menggunakan telinga, dan mencium bau
dengan hidung, meraba dengan kulit, dan mengecap rasa dengan lidah. Coba Anda
bayangkan andaikata kita tidak memiliki semua alat-alat itu? Apa yang akan
terjadi? Indra manusia dikatakan seperti jendela untuk mengenal dunia. Karena
melalui indra ini Anda dapat melihat, mendengar, merasakan sesuatu sehingga
dapat mengenal lingkungannya.
Makhluk
hidup selalu berhubungan dengan perubahan lingkungan luar. Untuk mengatasi
perubahan lingkungan tersebut, mahluk hidup dilengkapi dengan organ yang dapat
menerima berbagai impuls saraf. Organ tersebut adalaha eksoreseptor yang mampu
menerima impuls dari luar lingkungan yang disebut dengan INDRA.
Kita
mengenal beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar
yang dikelompokkan sebagai ektoreseptor. Eksoreseptor yang kita kenal ada lima
macam, yaitu indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), indera peraba
(kulit), indera pengecap (lidah), dan indera pembau (hidung).
1.2
Tipe Reseptor
Berdasarkan
tipe rangsangannya, reseptor bagi saraf dapat digolongkan sebagi berikut :
• Mekanoreseptor : menerima stimulus
energi mekanik, seperti sentuhan, tekanan, gravitasi dan pergerakan.
• Kemoreseptor : menerima rangsangan
berupa senyawa kimia.
• Reseptor rasa sakit : merupakan
reseptor yang ditemukan pada epidermis dan disebut dengan nosiseptor.
• Fotoreseptor : mendeteksi cahaya.
• Termoreseptor : merespon terhadap
panas dan dingin, serta membantu mengatur suhu tubuh.
• Fonoreseptor : menerima rangsang
berupa gelombang suara.
A.
MATA
2.1
Struktur dan Anatomi Mata
a.
Bola Mata
Gambar2.1Penampangbolamata
Bola
mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan
hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar 2.1 menunjukan
bagian-bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki
fungsi berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Sklera
: Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya
bola mata
2. Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
a.muskulus
rektus superior : menggerakan mata
keatas
b.muskulus
rektus inferior : mengerakan mata ke
bawah
3. Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya
dan merefraksikan cahaya
4. Badan Siliaris : Menyokong lensa dan
mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian
berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
5. Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk
ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
6. Lensa : Memfokuskan pandangan dengan
mengubah bentuk lensa
7. Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina
yang mengandung sel kerucut
8. Bintik buta : Daerah syaraf optic
meninggalkan bagian dalam bola mata
9. Vitreous humor : Menyokong lensa dan
menjaga bentuk bola mata
10. Aquous humor : Menjaga bentuk kantong
bola mata
Bola
mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica
vasculosa, dan tunica nervosa.
Gambar
2.2 bagian mata yang tampak
1)
Tunica Vibrosa
Tunica
vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat.
Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat
kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya
masuk kemudian memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan
air mata sehingga keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu.
Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus
yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.
2)
Tunica Vasculosa
Tunica
vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang
terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.
Koroid
merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya
akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Coba Anda perhatikan mata orang
Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya? Tentunya
pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat, adapun orang
barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya
perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.
Bagian
depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea
tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba
Anda masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha
melihat dengan melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini
disebut dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang
terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau
untuk mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada sebuah
kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah
cahaya yang masuk.
Di
sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut
Musculus Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang
selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda
dengan jarak yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila
seseorang melihat benda dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa
bekerja lebih berat karena otot lensa harus menegang untuk membuat lensa mata
lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada benda-benda tersebut.
Sekarang Anda tahu mengapa aktivitas seseorang yang membaca buku akan membuat
mata terasa cepat lelah?
Pada
bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening
yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini
dapat memperkokoh kedudukan bola mata
3)
Tunica Nervosa
Tunica
nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian
belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini
lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina
tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di
antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang
berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut).
Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada
sedikit cahaya.
1.
SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya
sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang
ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah
seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini
diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.
2.
SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu iodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat
3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan
biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang
ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel
kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.
Signal
listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke
neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel
syaraf yaitu syaraf otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak.
Bagian yang menembus ini disebut dengan discus opticus, dimana discus opticus
ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka cahaya yang jatuh ke
discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan bintik buta.
b.
Alat-alat Tambahan Mata
Alat-alat
tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus
lakrimalis.
1)Alis
: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya
untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.
2)Kelopak
mata : ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak
dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik
kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot
otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus
orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura
pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada
sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung
kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).
3)Bulu
mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar
Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut
kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).
4)Apparatus
lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis
lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.
2.2
Proses Penglihatan
Cahaya
merupakan salah satu dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang
gelombang cahaya adalah 400-700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell)
dan kerucut (cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita.
Apabila
ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai
dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina.
Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang
berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar.
Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan
sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam
lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga
apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital
ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.
Pembiasan
cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut
jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian
ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik
dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat.
Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari
suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.
Adaptasi
terang dan gelap
Bila
seseorang berada di tempat terang untuk suatu waktu, sebagian besar Rhodopsin
dan Iodopsin akan terurai walaupun sebagian iodopsin akan segera diresintesa
kembali. Hasilnya ialah pengurangan sensitifitas terhadap cahaya. Kita
menyesuaikan diri dengan keadaan terang itu dan tidak merasakan silau.
Peristiwa ini disebut adaptasi terang.
Sekarang
kita coba masuk ke ruang yang agak gelap, maka mula-mula kita tidak dapat
melihat apa-apa karena iodopsin yang ada tidak bereaksi dengan cahaya
remang-remang. Tetapi kemudian rhodopsin disintesa kembali dan retinen dan
scotopsin dan kita mampu melihat bayangan dan benda-benda. Peristiwa ini
disebut adaptasi gelap.
Bila
kemudian kita masuk lagi ke ruangan yang terang maka yang terasa pertama-tama
adalah silau karena semua rhodopsin dan iodopsin terurai, timbul impuls yang
bertubi-tubi yang menyebabkan silau. Kemudian terjadi lagi adaptasi terang.
2.3
Kelainan dan Gangguan pada Mata
Mata
seperti organ tubuh yang lain juga dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan
dan gangguan kesehatan pada mata adalah sebagai berikut.
1.
Faktor Keturunan
Kelainan
ini terjadi pada sel-sel retina yang dikenal dengan buta warna, Pada kelainan
ini penderita tidak dapat membedakan warna-warni benda.
Warna
dibedakan berdasarkan intensitas penguraian terhadap masing-masing iodopsin.
Orang yang buta warna tidak memiliki satu atau lebih pigmen iodopsin. Contoh :
pada penderita buta warna merah tidak memiliki iodopsin merah, penderita hanya
dapat melihat warna hijau dan biru atau campurannya.
Buta
warna didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan dalam melihat warna. Paling
sering ditemui adalah gangguan melihat warna merah-hijau. Gangguan warna
biru-kuning lebih jarang. Sedangkan buta warna total, yaitu tidak dapat melihat
warna sama sekali, lebih jarang lagi.
Buta
warna disebabkan oleh dua hal, yaitu karena turunan dan karena dapatan
(acquired). Buta warna turunan terjadi akibat kurang atau tidak adanya sel
konus. Fungsi sel ini adalah 'menangkap" warna. Ada tiga jenis sel konus,
yaitu yang sensitif terhadap warna merah, hijau, dan biru. Warna yang kita
lihat merupakan perbaduan dari ketiganya.
Jika
hanya satu atau dua jenis sel konus yang jumlahnya kurang atau tidak ada,
disebut buta warna sebagian atau parsial. Artinya, penderita masih mampu
melihat warna tertentu. Sedangkan jika ketiganya tidak ada atau tidak berfungsi
sama sekali, maka penderita akan melihat dunia ini hitam, putih, dan abu-abu.
Jenis yang terakhir ini dinamakan buta warna total.
2)Kelainan
pada Akomodasi Lensa Mata
a)Astigmat
Astigmat
adalah suatu keadaan mata yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena
rusaknya kornea mata. Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata
silindris.
b)Miopi
(Mata dekat)
Kelainan
ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak
tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Gejala kelainan ini
yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari normal, sekitar kurang
dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa
negative.
c)Hipermetropi
(mata jauh)
Gejala
penyakit hipermetropi adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang
jauh sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata lensa positif.
d)Presbiopi
Kelainan
presbiop sering diderita oleh orang tua, disebabkan karena daya akomodasi
berubah-ubah akibat titik proksimum dan remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk
mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu
positif dan negatif.
3)Penyakit
pada Mata
Penyakit
yang terjadi pada mata antara lain seperti berikut.
a)Katarak
Katarak
merupakan keadaan pengeruhan pada lensa mata. Sebab- sebabnya adalah diabetes
melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disembuhkan
melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di dalam bola mata.
b)Trakhoma
Trakhoma
merupakan penyakit yang disebabkan terjadinya peradangan konjungktiva, yang
diakibatkan karena infeksi virus. Apabila dibiarkan penyakit ini dapat
menimbulkan kebutaan.
B.
Telinga (Indera Pendengaran)
Mendengar
adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut
suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar yaitu telinga.
3.1
Struktur dan Anatomi Telinga
Telinga
manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga bagian dalam.
a.
Telinga luar (outer ear)
Telinga
bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Rangka daun telinga
ini terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran
suara menuju saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini ±2,5 cm.
Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang
menghasilkan kotoran teling (cerumen). Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah
masuknya benda asing ke dalam telinga.
b.
Telinga tengah (middle ear)
Telinga
bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang telinga)
yang didalamnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas
tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan)
dan stapes (sanggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran
eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara
telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval
(fenestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra rotundra).
c.
Telinga dalam (inner ear)
Bagian
dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah
siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis,
sakulus dan ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal
vestibulat bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan
tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan
duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea ini
lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ corti.
Selain
berfugsi sebagai organ pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai organ
keseimbangan. Keseimbangan terbagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statis dan
keseimbangan dinamis.
a.
keseimbangan statis
Keseimbangan
statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi letak
kepala (badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis
ini adalah sakulus dan ultrikulus( pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala
miring ke satu arah, otolith yang berat akan tertauk ke bawah oleh gravitasi
bumi, hal ini akan menarik lapisan gelatin ke bwah yang kemudin merangsang
sel-sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian dijalarkan melalui bagian
vetibularis dari syaraf ke VIII medula kemudian ke korteks otak.
b.
Keseimbangan dinamis
Keseimbangan
ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap
gerakan-gerakan berbagai arah, misalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb.Bila
kepala bergerak kesegala arah, maka cairan didalam canalis semi sirkularis akan
bergerak ke arah sebaliknya sehingga akan menekukan cupula. Dengan demikian
sel-sel rambut terangsang dan timbul ilmpuls menuju syaraf ke VIII. Karena
ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus maka gerakan
kepala kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan.
c.
Kelainan dan Penyakit pada Telinga
Telinga
dapat mengalami kelainan-kelainan contohnya seperti berikut.
1)Radang
telinga (otitas media)
Penyakit
ini disebabkan karena virus atau bakteri dan sering menyerang pada anak-anak.
Gejalanya adalah sakit pada telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga
akan mengeluarkan nanah dan kelainan ini dapat memecahkan gendang telinga.
2)Labirintitis
Labirintitis
merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung,
mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran.
3)Motion
sickness
Orang
mengatakan ini adalah mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk
perjalanan ini merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah
rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi
selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka
pucat, berkeringat dingin dan pusing.
4)Tuli
Tuli
atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli
konduktif terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran
pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi
bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya
pada organ korti.
C.
Hidung (Indera Penciuman)
4.1
Morfologi dan Anatomi Hidung
Kita
dapat mencium bau dengan baik menggunakan indra hidung. Coba rasakan ketika
Anda terserang penyakit pilek. Saat terserang penyakit pilek, hidung kita agak
sulit mencium bau-bau yang ada.
Rongga
hidung mempunyai tiga lapisan yang dipisahkan oleh tulang. Rongga atas berisi
ujung-ujung cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori (saraf pembau).Hidung
terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel
epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi
lendir dan rambut-rambut pembau.
Hidung
merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu
pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti
tunas pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang
khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di
akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa
rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara
Bulu
hidung di dalam kaviti hidung menapis debu dan mikroorganisma dari udara yang
masuk dan lapisan mukus yang memerangkapnya. Bekalan darah yang banyak ke
membran mukus membantu mengawal udara yang masuk menjadi hampir sama dengan
suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai
organ untuk membau kerana reseptor bau terletak di mukosa bahagian atas hidung.
Hidung juga membantu menghasilkan dengungan (fonasi).
4.2
Proses Penciuman
Di
dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau.
Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial
(nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut
saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius).
Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi
mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga
terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul
impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu
bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus
lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan
neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer
pada korteks otak untuk diinterpretasikan.
4.3
Hubungan Indera Pembau dan Indera Pengecap
Apabila
ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik.
Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan
kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ
pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di
rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup
oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya
karena adanya organ pembau.
4.4
Gangguan pada Hidung
Anosmia
Penyakit
ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau. Penyakit ini disebabkan
karena :
Penyumbatan
rongga hidung, misalnya tumor, polyp
Reseptor-reseptor
pembauan rusak karena infeksi virus atau atrophi
Gangguan
pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris ataupun cortex otak karena
benturan kepala ataupun tumor.
D.
Lidah (Indera Pengecap)
5.1
Struktur dan Anatomi Lidah
Lidah
terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan
semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah
pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat
menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.
Gambar
5.1 Struktur dan Anatomi Lidah Manusia
Permukaan
atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada
manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud)
yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena
ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami
penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai
bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.
a.
Papila filiformis
Papila
filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi
untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
b.
Papila sirkumvalata
Papila
sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian
dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.
c.
Papila fungiformis
Papila
fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
d.
papila foliata
papila
foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah.
5.2
Proses Pengecapan
Seperti
halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf
tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada
stimulasi kimiawi. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di
kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk
seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.
Di
dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu
bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel
penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki
tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste
pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah
akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang
akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus
dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian
diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup
pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung
saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair) Dari ujung tersebut pesan akan
dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat
mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
Banyak
sekali jenis makanan dan minuman yang ada di sekitar kita. Rasa makanan dan
minuman itu bermacam-macam, ada yang manis, asin, asam, bahkan ada pula yang
pahit. Kita dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit menggunakan
lidah. Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4 rasa. Berikut merupakan tinjauan
sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia penimbul sensasi rasa.
1.
Pahit, ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan. Alkaloid ialah zat-zat organik yang
aktif dalam kegiatan fisiologis yang terdapat dalam tumbuhan. Contohnya ialah
kina, cafein, nikotin, morfin dan lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat
racun.
2.
Asin, ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan Ca+
3.Manis,
ditimbulkan oleh gugus OH- dalam molekul organik. Gugus ini terdapat pada gula,
keton dan asam amino tertentu.
4.
Asam, ditimbulkan oleh ion H+
Kuncup
pengecap untuk masing-masing indra tersebut terletak di daerah yang
berbeda-beda pada lidah kita. Untuk citarasa manis berada di bagian ujung
lidah, juga untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa masam ada di sisi
lidah. Sedangkan kuncup pengecap untuk citarasa pahit berada di bagian belakang
lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan
pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah kemudian
rasa pahit.
PB09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar