Selasa, 10 April 2012

SUKSESI


Perubahan Komunitas
(Suksesi)

A. Konsep suksesi
    Suksesi 
1. Menurut Odum (1974) adalah urutan proses  pergantian komunitas tanaman di dalam satu kesatuan habitat 
2. Menurut Salisbury adalah kecenderungan kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan sampai mencapai klimaks 
3. Menurut Clements (1971) adalah proses alami dengan terjadinya koloni yang bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.
4. Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai perubahan tahap demi tahap yang terjadi dalam vegetasi pada suatu kecendrungan daerah pada permukaan bumi dari suatu populasi berganti dengan yang lain. 
 Suksesi adalah pergantian antara satu komunitas dengan komunitas yang lain disuatu habitat tertentu.
Krebs menjelaskan tentang konsep perubahan komunitas menyebutkan dua tipe utama perubahan temporal yang terjadi di dalam komunitas ialah perubahan berarah dalam waktu yang tidak berarah disebut perubahan suksesi, dan yang satu lagi adalah perubahan tidak berarah dalam waktu berarah yang disebut syclic jadi berfluktuasi disuatu rerata.
Konsep suksesi dikembangkan oleh botaniwan Warming dan Cowles yang mempelajari tingkat-tingkat perkembangan yang terjadi pada gundukan pasir di pantai perairan.

Perkembangan Ekosistem 
Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas. 
Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dari luar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru. 
Miller dalam menguraikan mengenai suksesi menuliskan bahwa ekosistem adalah bersifat dinamik. Di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup, yang dengan adanya tempat tersebut sudah mengubah keadaan kondisi lokal. Makhluk hidup yang ada di dalam ekosistem itu mungkin terganggu, lalu terpaksa berubah atau malah mati sebagai tanggapan terhadap perubahan yang baru yang diciptakan oleh makhluk itu sendiri.
Lingkungan disekitar makhluk itupun dapat berubah oleh sebab kebakaran, banjir, kekeringan, erupsi, vulkanik, erosi, geseran iklim, gempa bumi, atau oleh pengaruh manusia (misalnya dengan kegiatan yang berupa peternakan, industrialisasi, pencemaran, urbanisasi dan sebagainya.
Meskipun ekosistem selalu berubah, tetapi ekosistem menunjukkan stabilitas tertentu, yaitu adanya kemampuan untuk toleransi atau menahan perubahan oleh kekuatan pengaruh dari luar atau memperbaiki keadaan di dalam ekosistem itu sendiri sesudah gangguan dari luar.
Suksesi adalah suatu proses. Deretan langkah atau deretan  komunitas yang menyusun suksesional yang menuntun kearah klimaks disebut sere. Tingkat seral ini sering diklasifikasikan menurut kekuatan predominal yang menyebabkannya. Kekuatan ini dapat berupa :
a. Kekuatan biotik
b. Kekuatan iklim
c. Kekuatan fisiografik
d. Kekuatan geologik.
Kekuatan atau faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinarmatahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. 
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. 
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. 
Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. 
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. 
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. 
Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. 
e. KetinggianTempat
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. 
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja. 

Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. 
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). 
Proses suksesi ditakrifkan sebagai suatu pola kolonisasi dan pola kepunahan secara kontinu, berarah, dan tidak bermusim, yang terjadi di tempat dan laksanakan oleh populasi dalam komunitas.
Strategi suksesi sebagai suatu proses jangka pendek pada dasarnya sama dengan strategi dalam perkembangan evolusi biosfer, yaitu pengendalian bertambah, atau homeostatis bertambah, dalam lingkungan fisik di dalam proteksi maksimum terhadap gangguan. Perkembangan ekosistem memiliki kesejajaran dangan perkembangan biologic pada makhluk, dan juga dalam perkembangan masyarakat manusia.


B. Komponen dalam proses suksesi, Clements (1971)
1. Nudasi : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi
2. Migrasi : tersebarnya biji 
3. Eksesis : proses perkecambahan,pertumbuhan dan reproduksi 
4. Kompetisi : adanya pergantian spesies 
5. Reaksi : perubahan habitat  karena aktivitas spesies
6. Klimaks : komunitas stabil 
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian komunitas lain.
Contoh: sebuah kebun jagung yang ditinggalkan setelah panen dan tidak ditanami lagi. Di situ akan bermunculan berbagai jenis gulma yang membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, maka dalam komunitas tersebut akan terjadi pergantian komposisi jenis yang mengisi lahan tersebut.
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Apabila suatu komunitas telah mencapai klimaks, maka berarti tercapai homeostatis (keseimbangan).



Proses suksesi menurut terjadinya dapat dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara menyeluruh (total), sehingga di tempat komunitas asal itu terbentuk habitat baru atau subtract baru. Pada habitat baru ini tidak ada lagi organisme yang membentuk komunitas asal yang tertinggal.
Contoh: letusan G. Krakatau pada tahun 1883, tanah longsor , endapan lumpur , dan lain-lain. Pada subtrat yang baru ini akan berkembang suatu komunitas yang baru pula. Proses pergantian komunitas lama secara total dengan komunitas baru disebut suksesi primer .
Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas atau ekosistem alami terganggu, baik secara alami maupun buatan (misalnya akibat kegiatan manusia). Gangguan yang terjadi tidak merusak komunitas secara total, sehingga subtrat lama dan kehidupan masih ada. Subtrat inilah yang menjadi tumbuhan pelopor untuk membentuk komunitas yang terganggu tersebut. Proses pembentukan komunitas yang berasal dari subtrat asal disebut suksesi sekunder .

C. Tipe-tipe suksesi
Berdasarkan bertambah/berkurangnya jenis (species)
1. Suksesi progresis : perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi mengarah pada bertambah kayanya suatu daerah akan jenis tumbuhan yang hidup diatasnya.
2. Suksesi regresif/retrogresif : perubahan vegetasi yang mengarah pada penurunan jumlah jenis tumbuhan. Penurunan ini bisa saja terjadi karena penurunan kadar hara dalam tanah. 
Dua Macam Suksesi, menurut terjadinya 
1. Suksesi primer:
Suksesi yang terjadi belum ada vegetasinya atau di daerah yang tadinya sudah ada vegetasi, kemudian terganggu (misalnya terbakar), sehingga daerah tersebut menjadi kosong sama sekali. Pada habitat tersebut tidak ada lagi  organisme dan komunitas asal yang tertinggal sehingga pada substrat yang baru ini akan berkembang suatu komunitas yang baru pula.
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. 
Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. 
Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. 
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Kalau tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai (dekomposer). Zat yang terbentuk karena aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. 
Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya. 
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. 
Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. 
Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. 
Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.  
Diantara keadaan ekstrem yang lazim ditemukan diberbagai tempat untuk pembentukan koloni pertama adalah permukaan kering seperti batuan gundul atau permukaan sangat basah, seperti air tergenang. Secara garis besar komunitas perintis terdiri atas dua jenis, yaitu yang tersesuaikan untuk tenggang terhadap kekurangan air, yaitu xerofit dan yang tersesuaikan terhadap kelebihan air, yaitu hidrofit. Suksesi primer yag berawal dari habitat kering dinamakan suksesi xerark, sedangkan yang bermula dari air tergenang dikenal dengan suksesi hidrark. Dalam masing-masing jenis ini, suksesi primer dimulai dengan komunitas perintis yang mempunyai kesamaan yang mencolok tanpa tergantung pada iklim.
2. Suksesi sekunder:
Suksesi yang terjadi pada habitat yang pernah ditumbuhi vegetasi kemudian mengalami gangguan, tetapi gangguan tersebut tidak merusak total organisme sehingga dalam komunitas tersebut, substrat lama dan kehidupan masih ada. 
Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja. 
Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus. 
D. Contoh dari suksesi
Ahli Botani W.S. Cooper menjelaskan bahwa suksesi morain pada suatu morain, yaitu sisa-sisa timbunan yang dibawa oleh es dari puncak gunung yang mengalir ke lereng gunung (glasier) seperti yang terdapat pada Glacier Bay, Alaska. Sungai-sungai ini telah surut pada sepanjang 100 km dalam jangka waktu 200 tahun lebih, dan telah membuka suatu area yang luas dari suatu morain yang lebar dan stabil.
Perubahan pada suksesi sekunder yang diikuti pembakaran pada vegetasi chaparral di Southern California, terjadi lebih cepat dibandingkan suksesi primer yang diikuti surutnya sungai-sungai es tadi. Kebanyakan spesies tumbuhan akan mengalami dormansi sepanjang musim kering. Setelah adanya kebakaran pada suatu tempat, biasanya spesies yang pertama kali dominan pada suatu klimaks itu adalah chamise (Adenostomata fasciculatum) dan tumbuhan semak oak (Quercus dumosa) dan tumbuhan ini tersebar dibekas-bekas potongan kayu yang terbakar. Biji-biji akan tetap dormansi sampai adanya hujan datang pada musim gugur dan kemudian akan berkecambah. 
E. Pertanian
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. Pada pertanian dilakukan pengolahan lahan atau vegatasi yang telah ada diubah dengan jenis vegetasi yang bermanfaat besar dalam kehidupan manusia.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Pertanian merupakan usaha pemenuhan kebutuhan manusia yang telah membuat terjadinya proses suksesi, karena dengan adanya kegiata pertanian akan ada terjadi perubahan-perubahan ekosistem sampai tercapai keadaan yang seimbang. Tetapi pada suatu pertanian biasanya hanya terjadi keseimbangan dalam waktu yang pendek, karena pengolah pertanian akan berusaha untuk menjaga, yang tumbuh hanya tanaman yang diharapkan, sedangkan tanaman lain yang tumbuh akan disiangi atau dicabut.
Contoh: Sebidang ekosistem sawah diubah menjadi sebidang kebun jagung, ketika kebun jagung diabaikan atau ditinggalkan setelah panen dan tidak
ditanami lagi. Di situ akan bermunculan berbagai jenis gulma yang
membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama,
maka dalam komunitas tersebut akan terjadi pergantian komposisi
jenis yang mengisi lahan tersebut.
  
DAFTAR PUSTAKA

Irwanto. 2010 . Tegakan (http://www.freewebs.com/irwantoshut/tegakan.ppt) di unduh 16 Februari 2011
Ramli, dzaki. 1986. Ekologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dikti.
Riberu, Paskalis.2007. Pembelajaran Ekologi(http:// paskalisriberu-pembelajaran-ekologi pdf) di unduh 16 Februari 2011
Utami,sri.2010.Biologi(http://staff.undip.ac.id/biologi/sri_utami/files/2010/07/kul-eko-12.ppt) diunduh 16 Februari 2011
Wikipedia. 2011. Pertanian (http://wikipedia.ac.id) 


PB09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar