SISTEM
SARAF II
A.
Gerak Refleks
Baik
disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak. Bahkan seseorang yang
tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan gerak. Saat kita
tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya telah terjadi gerak yang
disebabkanoleh kontrasi otot.
Gerak
terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan melibatkan
banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh yang terlibat
dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.
Gerak
adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam tubuh maupun dari
luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Dan
dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi dengan perangkat
tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang siergis.
Kita
dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap Semua indera
kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala sesuatu sehalus
apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan seperti itu diri kita
pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung akan cepat dan
secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak refleks yang
terjadi pada diri kita.
a. Mekanisme gerak refleks
Seluruh
mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan system saraf.
Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya terdapat sel-sel
saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan sangat kompleks,tetapi
sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf dan sel neuroglia.
Refleks
adalah aktivitas yang cepat, otomatis, dan tidak disadari sebagai respons
terhadap suatu rangsangan pada suatu organ atau sistem organ. Misalnya, bila
kaki kita menginjak paku, secara otomatis kita akan menarik kaki dengan cepat
dan berteriak. Refleks juga terjadi saat kita membaui makanan yang enak, dengan
keluarnya air liur tanpa kita sadari.
Pada
gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit
pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Gerak
refleks berbeda dengan gerak biasa karena rangsang tidak diolah di otak
terlebih dahulu. Jalur pergerakan gerak refleks adalah:
Rangsangan
→ reseptor → neuron sensori → sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor
b. Lengkung Refleks
Lengkung
refleks sederhana, melibatkan sejumlah struktur reseptor yaitu organ indera
yang khusus bagian akhir kulit atau fusus neuromuskularis yang perangsangannya
memprakarsai suatu impuls neoron aferent yang mentransmisi impuls melalui suatu
saraf perifer ke susunan saraf pusat, tempat di mana saraf bersinaps dengan
suatu neuron interkalasi, satu atau lebih neuron interkalasi menyampaikan
impuls ke saraf eferent. Neoron eferent berjalan keluar dalam saraf dan
menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor yaitu otot ( otot polos,
lurik, atau otot jantung ) atau kelenjar yang memberikan respon.
Sementara
kesatuan anatomik susunan saraf adalah neuron, maka kesatuan fungsionalnya
adalah lingkungan refleks ini merupakan dasar anatomik untuk kegiatan –
kegiatan refleks diluar pengendalian kemauan kita, ini berarti reaksi – reaksi
yang lebih kurang bersifat otomotik dan tidak berubah-ubah yang tidak
melibatkan pusat-pusat fungsional susunan saraf pusat yang lebih tinggi.
c. Komponen Lengkung Refleks
Komponen-komponen
utama suatu lengkungan refleks yang paling sederhana terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut :
1.
Suatu reseptor, yang peka terhadap suatu macam rangsangan.
2.
Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke
susunan saraf pusat (medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar
synapsis.
3.
Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4.
Suatu alat efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat
diwakili oleh suatu serat otot atau sel kelenjar.
Di
dalam suatu lengkungan refleks sederhana seperti tersebut diatas, suatu
rangsangan yang mengenai reseptor akan dapat menimbulkan suatu impuls saraf
yang pada akhirnya dapat diantarkan ke alat efektor, yaitu serat otot atau
kelenjar, dan menimbulkan reaksi dalam bentuk kontraksi atau sekresi. Akan
tetapi, sebenarnya banyak kegiatan-kegiatan refleks yang dapat terjadi pada
orang hidup mempunyai dasar anatomik yang jauh lebih rumit.
Pada
lengkung refleks ada yang disebut monosinaps dan polisinaps, jumlah sinaps
dalam lengkungan bervariasi dari 2 sampai beratus-ratus. Pada kedua jenis
lengkung refleks ini, tetapi terutama pada lengkung refleks polisinaps,
aktivitasdi ubah oleh fasilitasi spesial dan temporal oklusi efek subliminimal
dan efek lainnya. Refleks monosinaps: refleks regang. Apabila otot kerangka
dengan saraf yang utuh diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di
namakan refleks regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks ini adalah
regangan otot, dan jawabannya adalah kontraksi otot yang di regangkan tersebut.
Organ
sensoriknya adalah kumparan otot. Impuls yang berasal kumparan di hantarkan ke
SSP oleh serabut-serabut sensorik yang cepat dan langsung melintas ke
neuron-neuron motorik yang menyerafi otot yang sama. Refleks regang adalah
satu-satunya refleks monosinaps dalam tubuh. Contoh-contoh dari dalam klinik,
ketokan pada urat patela menimbulkan sentakan lutut, yaitu suatu refleks regang
dari m.quadriceps femoris sebab ketokan pada urat meregangkan otot tersebut.
Gerak
refleks berjalan sangat ceapt dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan
dapat terjadi tanpa di pengaruhi kehendak atau tanpa di sadari terlebih dahulu.
Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada
gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu di mulai
dari reseptor penerima rangsangan, kemudian di teruskan oleh penerima rangsangan,
kemudian di teruskan oleh saraf sensorik ke pusat saraf, di terima oleh sel
saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah didalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar.
Penghantar
impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan patensial listrik antara bagian
luar bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian dalam sel saraf. Penghantar impuls melalui sinapsis, titik
temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis.
d. Karakteristik refleks
1. Dapat diramalkan, artinya jika satu
kali terjadi respons dari satu organ terhadap rangsang spesifik, kita bisa
meramalkan bahwa jika diberi rangsang spesifik yang sama, responnya akan sama
pula.
2. Mempunyai tujuan tertentu
3. Pada refleks terdapat reseptor tertentu
dan respons terhadap rangsang terjadi pada efektor tertentu.
4. Refleks memerlukan waktu antara
stimulus dan mulainya terjadi respons pada efektor.
5. Umumnya spontan
6. Mempunyai fungsi sebagai pelindung dan
pengatur dan sangat penting dalam tingkah laku hewan.
7. Respons yang terus menerus menyebabkan
terjadinya kelelahan.
Ada
dua macam gerak refleks yaitu:
1. Refleks otak, adalah gerak refleks yang
melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya mata,
refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
2. Refleks sumsum tulang belakang, adalah
gerak refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang
belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
B.
SISTEM SARAF TEPI (SARAF PERIFER)
Saraf
tepi terdiri dari pasangan saraf kranial dan spinal yang keluar dari otak dan
sum-sum tulang belakang serta menghubungkannya dengan tiap reseptor dan efektor
dalam tubuh. Sistem saraf tepi dibagai menjadi sistem sensori somatik dan
sistem autonom.
1. Saraf Sensori Somatik
Sistem
ini terdiri atas 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal.
Saraf-saraf ini meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, juga
meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot-otot rangka tubuh.
Sistem saraf somatik menghasilkan gerakan hanya di jaringan otot rangka.
a. Saraf kranial
Dari
ke 12 nama saraf kranial, saraf nomor I, II, dan VIII terdiri atas
neuron-neuron sensori. Saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII terdiri atas
neuron-neuron motor. Sedangkan V, VII dan IX merupakan gabungan neuron motor
dan sensori. Saraf nomor X mempunyai daerah jelajah luas sehingga disebut saraf
pengembara.
b. Saraf spinal
Urat
saraf sum-sum tulang belakang berjumlah 31 pasang dan terdapat di dalam tulang
belakang. Urat saraf ini merupakan gabungan neuron sensori dan motor.
• Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai
tulang belakang di atasnya :
– 8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8
– 12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12
– 5
pasang saraf spinal lumbar; L1-L5
– 5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5
– 1 pasang saraf spinal koksigeal; C0
2. Saraf Autonom
Sistem
saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja
tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang
belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur
kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar
keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan
sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik
dan saraf parasimpatik.
Fungsinya
mengontrol kediatan organ-organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut,
pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi. Stimulasi dari saraf simpatik pada
umumnya berakibat merangsang kerja organ. Sebaliknya, stimulasi oleh saraf parasimpatik
umumnya bersifat menghambat kerja organ. Jadi, efek kedua sistem saraf ini
bersifat antagonis. Efek yang berbeda ini disebabkan oleh neurotransmiter yang
dihasilkan juga berbeda. Neurotransmiter saraf simpatik adalah noradrenalin
sedangkan neurotransmiter saraf parasimpatik adalah asetil kolin..
Sistem
saraf otonom terbagi dua:
1.
Saraf simpatis
Saraf
simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang
menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion
pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu
serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari
ganglion disebut serabut post-ganglion.
Contoh
Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan,
merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil,
memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih.
Saraf
simpatik terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan
saraf otonom sacral.. Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.
Fungsinya
:
a.
Mensarafi otot jantung
b.
Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
c.
Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
d.
Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
e.
Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
f.
Mempertahankan tonus semua otot sadar
Saraf
simpatik terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut saraf. Tersusun dari ganglion2 pada daerah :
a.
3 psg ganglion servikal
b.
11 psg ganglion torakal
c.
4 psg ganglion lumbal
d.
4 psg ganglion sakral
e.
1 psg ganglion koksigen
Saraf
simpatik sering disebut sistem saraf torakolumbar
2.
Saraf parasimpatif
Saraf
parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan
mempunyai sinaps pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf
parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut
post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang
sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh
saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses
pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri,
memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung
Fungsi
saraf parasimpatis adalah
a.
Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis
dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
b.
Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
c.
Menpersarafi kelenjar ludah
d.
Mempersarafi parotis
e.
Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal,
pancreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
f.
Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
g.
Miksi dan defekasi
Saraf
parasimpatis disebut sistem saraf kraniosakral. System saraf ini terbagi
menjadi 2 bagian
a.
Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10
(vagus)
b.
Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4 à membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis
& bersama2 SS simpatis membentuk pleksus yang mempengaruhi kolon, rektum dan
kdg kemih
Pembeda
|
Saraf Simpatik
|
Saraf Para simpatik
|
Dendrit neuron praganglion
|
pendek
|
panjang
|
Akson neuron pascaganglion
|
panjang
|
pendek
|
Cara kerja
|
merangsang kerja organ
|
menghambat kerja organ
|
Neurotransmiter
|
noradrenalin
|
asetilkolin
|
Pembeda
|
Saraf Simpatik
|
Saraf Para simpatik
|
Dendrit neuron praganglion
|
pendek
|
panjang
|
Akson neuron pascaganglion
|
panjang
|
pendek
|
Cara kerja
|
merangsang kerja organ
|
menghambat kerja organ
|
Neurotransmiter
|
noradrenalin
|
asetilkolin
|
C.
Ganguan pada sistem saraf
1. Epilepsi
Ayan
atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak
berulang-ulang tak beralasan. Kata 'epilepsi' berasal dari bahasa Yunani (Epilepsia)
yang berarti 'serangan'.
Penyebab
ayan
Otak kita terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron), yang bertugas mengoordinasikan semua aktivitas tubuh kita
termasuk perasaan, penglihatan, berpikir, menggerakkan otot.Pada penderita
ayan, kadang-kadang sinyal-sinyal tersebut, tidak beraktivitas sebagaimana
mestinya. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai unsur-unsur, antara lain;
trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala), tumor otak, dan lain
sebagainya.Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses
kelahiran, luka kepala, stroke, tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan
mungkin juga karena genetika, tapi ayan bukan penyakit keturunan. Tapi penyebab
pastinya tetap belum diketahui.
2. Autisme
Autisme adalah suatu kondisi
mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya
tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya
anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas
dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik
anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
• interaksi sosial,
• komunikasi (bahasa dan bicara),
• perilaku-emosi,
• pola bermain,
• gangguan sensorik dan motorik
• perkembangan terlambat atau tidak
normal.
Gejala
ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak
berusia 3 tahun.
3. insomnia
Insomnia
adalah gejalakelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia
sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan
psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah
satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi
kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang
pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang
kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak
penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk
bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan
ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa
obat tersebut.
4. migrain
Migrain
adalah nyeri kepala berdenyut yang kerapkali disertai mual, muntah. Penderita
biasanya sensitif terhadap cahaya, suara, bahkan bau-bauan. Sakit kepala ini paling
sering hanya mengenai satu sisi kepala saja, kadang-kadang berpindah ke sisi
sebelahnya, tetapi dapat mengenai kedua sisi kepala sekaligus.
Migrain
kadang kala agak sulit dibedakan dengan sakit kepala jenis lain. Sakit kepala
akibat gangguan pada sinus atau akibat ketegangan otot leher mempunyai gejala
yang hampir sama dengan gejala migrain.
Migrain
dapat timbul bersama penyakit lain misalnya asma dan depresi. Penyakit yang
sangat berat, misalnya tumor atau infeksi, dapat juga menimbulkan gejala yang
mirip migrain. Namun kejadian ini sangat jarang.
5. Kesemutan
Kesemutan atau parestesia dalam
ilmu kedokteran, adalah sensasi pada permukaan tubuh tertentu yang tidak dipicu
rangsangan dari dunia luar. Sebenarnya parestesia adalah sensasi rasa dingin
atau panas di suatu bagian tubuh tertentu, atau sensasi rasa dirambati sesuatu.
Parestesia itu timbul bila terjadi iritasi pada serabut saraf yang membawa
sensasi kesemutan.
Kesemutan
terjadi jika syaraf dan pembuluh darah mengalami tekanan Misalnya, saat duduk
bersimpuh atau menekuk kaki terlalu lama, maka syaraf dan aliran darah
terganggu. Umumnya kesemutan akan mereda jika bagian tubuh yang mengalaminya
digerakkan.
Gejala
penyakit serius
Namun
bila kesemutan tak hilang setelah bagian tubuh digerakkan, atau semula hanya
dialami sebagian kecil organ tubuh namun kemudian merambat ke bagian yang lebih
luas; atau bila semula hanya terjadi sekali-sekali dan menjadi kian sering;
atau bila kesemutan menjadi rasa kebal, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri
ke dokter. Kesemutan jenis ini merupakan gejala penyakit serius.
Dokter
akan menyelidiki bagian tubuh yang mengalami kesemutan, luasnya, tempat awal
kesemutan, dan perkembangan kesemutan itu sejak awal. Semua informasi ini akan
menunjukkan penyebab masalah. Bisa jadi pada saraf tepi, pada otot, sumsum
tulang belakang, atau bahkan otak.
6. alzeimer
Alzheimer
adalah jenis kepikunan yang ‘mengerikan’ karena dapat melumpuhkan pikiran dan
kecerdasan seseorang. Keadaan ini
ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif
dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.
Nama
penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan
Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer
memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat
gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Hasil
pengamatan dari bedah, Alzheimer mendapati saraf otak tersebut bukan saja
mengerut, bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid dan
serat yang berbelit-belit neuro fibrillary.
Meskipun
penyakit ini ditemukan hampir satu abad yang lalu, ia tidak sepopuler penyakit
lain, seperti sakit jantung, hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS)
dan sebagainya.
Publikasi
mengenai penyakit Alzheimer masih rendah, banyak orang tidak mengetahui
penyakit ini hingga dipublikasikan secara terbuka oleh mantan Presiden Amerika
Serikat yang ke-40, Ronald Reagan dalam suratnya tertanggal 5 November 1994
7. Paralisa bell
Paralisa
Bell adalah penyakit pada saraf otak ketujuh yang mengakibatkan kelemahan
unilateral wajah atau kelumpuhan. Perkembangan penyakit ini sangat cepat.
Meskipun menyerang segala usia,
penyakit ini umumnya ditemukan pada orang berusia di bawah 60 tahun. 80% sampai
90% penderita bisa sembuh secara spontan dalam tempo 1 sampai 8 minggu,
meskipun penyembuhan dapat tertunda pada orang berusia lebih tua.
Bila
penyembuhan hanya sebagian, kontraksi dapat berkembang sebagai kelumpuhan pada
sebagian sisi wajah. Paralisa Bell dapat terjadi lagi, pada tempat yang sama
atau sisi yang berlainan pada wajah.
Penyebab
Paralisa Bell menghambat susunan
saraf otak ketujuh yang bertanggung jawab sebagai saluran saraf ke otot wajah.
Saraf
terhambat karena adanya reaksi infeksi (biasanya pada lubang telinga bagian
dalam) yang sering dikaitkan dengan infeksi dan dihasilkan sebagai akibat dari
pendarahan di dalam, tumor, meningitis atau trauma lokal
. Gejala
Paralisa Bell disebabkan oleh
kelemahan wajah pada satu sisi, kadang-kadang dengan rasa sakit di sekitar
sudut rahang bawah atau di belakang kuping. Pada sisi yang terserang, mulut
terkulai (menyebabkan penderita terkulai juga pada sudut mulutnya) dan
pengindraan rasa juga terganggu pada bagian lidah depan.
Selain
itu, kening terlihat halus, dan kemampuan penderita untuk menutup mata pada
sisi wajah yang terserang sangat terbatas. Saat mencoba menutup mata tersebut,
mata bergulir ke atas (disebut fenomena Bell) dan mengakibatkan air mata yang
berlebiha
. Meskipun fenomena Bell terjadi pada
orang yang normal, fenomena ini tidak terlihat karena mata dapat menutup secara
utuh dan menutupi gerakan mata ini. Pada paralisa Bell, tidak utuhnya penutupan
mata membuat gerakan ini terlihat sangat jelas
Diagnosa
Diagnosis penyakit ini tergantung
pada hasil presentasi klinis penampilan wajah yang terganggu dan ketidakmampuan
menaikkan alis, menutup pelupuk mata, tersenyum, menunjukkan gigi, atau
menggembungkan pipi.
Setelah
10 hari, pemeriksaan elektromiografi dapat menolong perkiraan tingkat
penyembuhan yang diharapkan dengan membedakan kerusakan konduksi sementara
dengan infeksi serius pada serat saraf.
8. Menginsitis
Meningitis
Kronis adalah suatu infeksi otak yang menyebabkan peradangan di dalam meningen
(selaput otak) yang berlangsung selama 1 bulan atau lebih.
Meningitis
kronis biasanya mengenai orang-orang yang sistem kekebalannya telah terganggu
karena AIDS, kanker, penyakit berat lainnya, obat anti-kanker atau penggunaan
prednison jangka panjang.
Penyebab
Beberapa organisme infeksius bisa
menyerang otak dan tumbuh di dalam otak, kemudian secara bertahap menyebabkan
gejala-gejala dan kerusakan.
Yang
paling sering adalah jamur Cryptococcus, virus sitomegalo, virus penyebab AIDS
dan bakteri penyebab tuberkulosis, sifilis dan penyakit Lyme.
Beberapa penyakit non-infeksius
(misalnya sarkoidosis) dan beberapa kanker bisa mengiritasi menigen dan
menyebabkan meningitis kronis.
Penyebab
non-infeksius yang paling banyak ditemukan adalah penyebaran limfoma dan
leukemia ke dalam meningen
Peradangan
meningen juga bisa disebabkan oleh obat-obat yang digunakan untuk mengobati
kanker, obat untuk pencangkokan organ dan bahkan oleh obat anti peradangan
non-steroid (misalnya ibuprofen).
Gejala
Gejalanya menyerupai meningitis
bakterialis, tetapi penyakit ini berkembang lebih lambat, biasanya lebih dari
beberapa minggu. Demam yang timbul tidak sehebat pada meningitis bakterialis.
Sering terjadi sakit kepala, linglung dan bahkan sakit punggung dan kelainan
saraf (misalnya kelemahan, kesemutan, mati rasa dan kelumpuhan wajah).
9. Kanker Otak
Kanker
otak adalah penyakit yang sangat berbahaya hingga berakhir dengan kematian.
Selain mematikan, pengobatannya pun menelan biaya yang sangat besar.
Pada
kanker otak, terdapat sel-sel tubuh yang tumbuh secara tidak normal. Dalam
penyebarannya, kanker ini sangat menakutkan.
Gejala
yang muncul sangat tergantung di bagian otak mana tumor atau kanker tersebut
muncul. Namun gejala-gejala yang paling umum dari tumor otak dan kanker otak
yaitu adanya perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia) seperti, mudah
tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial,
kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi.
Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.
10. Hydrocepallus
stilah
hydrocephalus diperoleh dari kata-kata Yunani "hydro" berarti air dan
"cephalus" berarti kepala. Seperti namanya menyiratkan, ia adalah
kondisi dimana karakteristik utama adalah akumulasi cairan yang berlebihan
dalam otak. Meskipun hydrocephalus pernah sekali dikenal sebagai "air di
otak," "air" sebenarnya adalah cairan cerebrospinal atau
cerebrospinal fluid (CSF) - cairan bening yang mengelilingi otak dan sumsum
tulang (spinal cord). Akumulasi yang berlebihan dari CSF berakibat pada
pelebaran yang abnormal dari ruang-ruang dalam otak yang disebut ventricles.
Pelebaran ini menciptakan tekanan yang berpotensi membahyakan pada
jaringan-jaringan otak.
Sistim
ventricular terbentuk dari empat ventricles yang dihubungkan oleh jalan-jalan
lintasan yang sempit. Normalnya, CSF mengalir melalui ventricles, keluar
kedalam cistern-cistern (ruang-ruang tertutup yang melayani sebagai
reservoir-reservoir) pada dasar dari otak, merendam permukaan-permukaan dari
otak dan spinal cord (sumsum tulang), dan kemudian menyerap kembali kedalam
aliran darah.
CSF
mempunyai tiga fungsi-fungsi mempertahankan hehidupan yang penting: 1) untuk
mempertahankan jaringan otak mengapung, bekerja sebagai bantalan atau
"peredam goncangan"; 2) untuk bekerja sebagai kendaraan untuk
pengantaran nutrisi-nutrisi pada otak dan mengeluarkan pembuangan; dan 3) untuk
mengalir antara cranium dan spine (tulang belakang) dan mengkompensasi
perubahan-perubahan pada volume darah intracranial (jumlah darah didalam otak).
11. Amnesia
adalah
kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau
fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau
penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif).
Penyebab fungsional adalah faktor psikologis,
seperti halnya mekanisme pertahanan ego. Amnesia dapat pula terjadi secara
spontan, seperti terjadi pada transient global amnesia. Jenis amnesia global
ini umum terjadi mulai usia pertengahan sampai usia tua, terutama pada pria,
dan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.
12. parasomia
Parasomnia
adalah mimpi yang hidup dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur. Sejumlah
gerakan diluar kesadaran dan tidak dapat diingat kembali, bisa terjadi selama
tidur. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Sesaat sebelum tidur,
hampir semua orang kadang mengalami sentakan tunggal, singkat dan diluar
kesadaran pada seluruh tubuh. Kadang mereka juga mengalami kelumpuhan tidur
atau halusinasi ringan.
Selama
tidur, secara normal orang kadang mengalami sentakan kaki; orang dewasa bisa
mengalami gerakan periodik, mimpi buruk dan giginya mengatup dengan kuat.
Berjalan dalam keadaan tidur, teror malam dan mimpi buruk sering terjadi pada
anak-anak dan membuat mereka ketakutan. Kejang epileptik bisa terjadi pada usia
berapa saja. Akatisia (kaki yang tidak bisa diam) merupakan kelainan yang
relatif sering ditemukan, yang sering terjadi sesaat sebelum tertidur, terutama
pada usia diatas 50 tahun.
Penderita
akatisia, terutama ketika sedang mengalami stres, merasakan sensasi tidak
nyaman yang samar-samar pada tungkainya, yang disertai dengan gerakan kaki
spontan dan tak terkendali..
13.
Cavernous Sinus Thrombosis
Cavernous
sinus thrombosis adalah penyumbatan pada pembuluh besar pada dasar otak
(cavernous sinus). Hal ini biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri yang
berasal dari infeksi sinus atau dari infeksi pada mata atau sekitar hidung.
Sehingga infeksi pada daerah sekitar hidung menuju lingkaran pada mata selalu
diperhatikan dengan serius.
Gejala
Cavernous
sinus thrombosis menyebabkan mata menonjol, sakit kepala berat, mengantuk atau
koma, gamang, demam tinggi, dan perasaan tidak normal atau otot lemah pada
daerah tertentu. Untuk mengenali bakteri, contoh darah dan contoh cairan,
lendir, atau nanah dari tenggorokan dan hidung dikirim ke laboratorium untuk
dikultur.
Pengobatan
Infus
antibiotik dosis tinggi diberikan dengan segera, jika keadaan tidak berubah
setelah 24 jam pengobatan antibiotik, sinus kemungkinan dikeringkan dengan
operasi.
.DAFTAR
PUSTAKA
Soewolo.
2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah IBRD Loan No. 3979 Dirjen Dikti Depdinas
Suntoro,
Susilo Handary, dkk. 1994. Anatomi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka
Winatasasmita,
Djamhur. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta : Universitas Terbuka
http://amintabin.blogspot.com/2010/03/sistem-saraf-pada-invertebrata.html.
(diunduh tanggal 27 Februari 2011 pukul 13.00)
http://sistem
koordinasi pada hewan « biologi online.html. (diunduh tanggal 27 Februari 2011
pukul 13.30)
http://xamthoneplus.acepsuherman.com/2011/08/jus-manggis/obat-herbal-kepikunan-alzheimer/
( di unduh tanggal 10 November2011 pukul 10.00)
http://www.totalkesehatananda.com/hydrocephalus1.html(
di unduh tanggal 10 November 2011 pukul 11.15)
http://nasional.vivanews.com/news/read/249378-bayi-berusia-5-bulan-ini-idap-hidrocepallus(
di unduh tanggal 10 November2011 pukul 14.00 )
http://www.mentari.biz/kanker-otak.html(
di unduh tanggal 10 November2011 pukul 15.00)
http://doktersehat.com/semua-tentang-kesemutan/
( di unduh tanggal 10 November2011 pukul 16.00)
http://cariobat.blogspot.com/2010_08_03_archive.html
( di unduh tanggal 10 November2011 pukul 20.00)
PB09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar