Sabtu, 17 Desember 2011

SISTEM SARAF 1


SISTEM SARAF

A.        PENGERTIAN DAN FUNGSI
1.         Pengertian
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
2.         Fungsi
a.         Menerima informasi dari dalam maupun dari luar melalui afferent sensory pathway
b.         Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
c.         Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat saraf (refleks) maupun di otak untuk menentukan respon yang tepat dengan situasi yang dihadapi.
d.         Menghantarkan informasi secara cepat melalui efferent pathway (motorik) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi tindakan.

B.        SEL-SEL SARAF
Sistem saraf disusun oleh jaringan saraf, jaringan saraf disusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penunjang (neuroglia).
1.         Sel saraf (neuron)
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang) serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.         Badan Sel (perikarion)
Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b.         Dendrit
Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut dengan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.
c.         Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut :
1)         Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untukmeneruskan implus.
2)         Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
3)         Neurilemma
Selubung neurolema/neurilema merupakan selaput tipis yang berada paling luar dari akson. Berfungsi untuk melindungi akson serta memberikan nutrisi pada akson serta regenerasi pada selubung mielin.
4)         Nodus Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin yang berfungsi mempercepat jalannya rangsangan. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku.

Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a.         Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera dan menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat. Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b.         Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c.         Sel saraf penghubung atau intermediet atau asosiasi adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1)         Neuron konektor
Merupakan penghubung antara neuron yang satu dan neuron yang lain.
2)         Neuron ajustor
Merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang.
Berdasarkan percabangannya, sel saraf terbagi atas:
a.         Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya mempunyai satu cabang pada badan sel sarafnya, selanjutnya cabang akan terbelah dua sehingga bentuk dari neuron unipolar akan menyerupai huruf “T”. Satu belahan cabang berperan sebagai dendrit, sementara yang lain sebagai akson. Neuron unipolar ini umumnya mempunyai fungsi sebagaimana sensory neuron yaitu sebagai pembawa sinyal dari bagian tubuh (sistem saraf perifer) menuju ke sistem saraf pusat.
b.         Neuron bipolar
Neuron bipolar, sesuai dengan namanya, mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di sisi yang saling berlawanan. Cabang yang satu berperan sebagai dendrit, sementara yang lain berperan sebagai akson. Karena percabangannya yang demikian ini, maka badan sel saraf neuron bipolar mempunyai bentuk yang agak lonjong/elips. Neuron bipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana interneuron, yaitu menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.
c.         Neuron multipolar
Neuron multipolar adalah jenis sel saraf yang paling umum dan paling banyak ditemui. Sel saraf ini mempunyai dendrit lebih dari satu, namun hanya memiliki sebuah akson. Karena jumlah dendrit pada setiap neuron multipolar bisa bervariasi banyaknya, maka bentuk badan sel saraf multipolar ini seringkali dikatakan berbentuk multigonal. Neuron multipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana motor neuron, yaitu membawa sinyal/isyarat dari sistem saraf pusat menuju ke bagian lain dari tubuh, seperti otot, kulit, ataupun kelenjar.

2.         Sel penyokong (neuroglia)
Selain neuron, dalam jaringan saraf ditemukan sel-sel berukuran sangat kecil dan mempunyai juluran sitoplasma yang disebut neuroglia. Neuroglia ini berfungsi menyokong, memberi nutrisi sel saraf, pertahanan sistem saraf, serta pemeliharaan dan vabialitas neuron.
Macam-macam neuroglia yang ditemukan pada sistem saraf pusat :
a.         Astrocyt / astroglia
Jenis sel glia yang paling banyak terdapat dalam CNS. Bentuknya seperti bintang (bahasa Yunani =astron, berarti bintang). Astrosit terbagi 2 yaitu:
1)         Astrosit protoplasma
Ciri-cirinya yaitu sitoplasma berbutir, cabang lebih banyak, dan terdapat di substansi kelabu.
2)         Astrosit serabut
Ciri-cirinya yaitu sitoplasma berserabut, cabang sedikit, dan terdapat di substansi putih.
Fungsinya :
1)         Pemberi nutrisi neuron
2)         Memberikan dukungan secara fisik terhadap neuron (memperkuat rekatan glia pada neuron).
3)         Membersihkan substansi-substansi yang tidak berguna di dalam otak karena ia memiliki sifat phagocytes (pemakan sel). Bilajumlah sel saraf yang mati sangat banyak, maka astroglia (bersama dengan microglia) akan membelah diri (seperti amoeba) dan memakan semua sel saraf yang mati.
4)         Mengatur pencairan substansi kimia di sekeliling neuron.
5)         Melindungi sinapse untuk meminimalkan penyebaran pengaruh substansi transmitter yang dilepaskan oleh terminal buttons
6)         Melindungi komunikasi antara neuron yang satu dengan yang lain agar tetap bersifat privat (tidak tercampuraduk).

b.         Oligodendrosit
Fungsi utamanya adalah mendukung axon dan memproduksi serat-serat myelin yang melindungi axon yang satu dari axon yang lain. Oligodendrosit ini terdapat di substansi kelabu dan putih terutama dekat perikarion. Sel-selnya agak kecil serta cabang sitoplasmanya sedikit dan pendek. Tiap sel oligodendroglia membentuk beberapa segment myelin untuk beberapa axon sekaligus.

c.         Mikroglia
Mikroglia berfungsi memakan benda asing. Mikroglia ini mempunyai tonjolan sitoplasma dan cabang-cabangnya sangat banyak. Badan sel dan bentuk intinya memanjang.

d.         Sel ependima
Sel ependima merupakan sel yang melapisi ruang otak dan saluran tengah sumsum tulang belakang. Mempunyai peran aktif dalam pembentukan cairan serebrospinal. Sel ependima dilengkapi dengan silia yang dapat digerakkan sehingga cairan serebrospinal mampu untuk bersirkulasi.

Macam-macam neuroglia yang ditemukan pada sistem saraf tepi :
a.         Sel satelite
Sel satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang terletak di luar sistem saraf pusat, terutama di saraf (kumpulan axon di sistem saraf tepi) dan organ-organ pengindera.
b.         Sel schwann
Bersifat seperti oligodendroglia. Sebagian besar axon pada sistem saraf tepi telah dilapisi myelin. Bentuknya juga segmen-segmen seperti di sistem saraf pusat. Tiap segmen terdiri dari satu sel Schwann, berbeda dengan oligondendroglia yang mengembangkan beberapa "tangan" ke tiap segmen, tiap sel Schwann hanya melapisi satu segmen. Sel Schwann juga berbeda dari oligodendria dalam hal pembangunan sel baru. Bila terjadi kerusakan pada saraf perifer, sel Schwann menolong pembangunan axon yang mati dan rusak. Sel Scwhann membentuk serangkaian silinder yang berperan sebagai penunjuk arah pertumbuhan axon.

C.        SINAPSIS
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pre-sinapsis. Membran ujung dendrit dari neuron berikutnya yang membentuk sinapsis disebut neuron post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron pre-sinapsis, maka vesikula sinapsis bergerak dan melebur dengan membran neuron pre-sinapsis. Kemudian vesikula sinapsis akan melepaskan neurotransmitter.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pre-sinapsis menuju neuron post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Neurotransmitter yang dikeluarkan oleh vesikula sinapsis kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada situs reseptor yang terdapat pada membran neuron post-sinapsis. Menempelnya neurotransmitter pada situs reseptor menyebabkan perubahan pada membran neuron post-sinapsis sehingga terjadilah potensial aksi dan menimbulkan impuls pada neuron post-sinapsis. Setelah impuls berpindah menuju neuron post-sinapsis, maka neurotransmitter yang menempel pada situs reseptor akan dilontarkan kembali ke celah sinapsis oleh enzim deaktivasi yang dihasilkan oleh membran neuron post-sinaptik. Neurotransmitter yang telah dilontarkan ini bisa dalam bentuk utuh atau dalam keadaan terurai. Neurotransmitter yang kembali berada di celah sinapsis ini akan diserap oleh vesikula sinapsis untuk disimpan dan akan digunakan kembali dalam proses penghantaran impuls berikutnya.

Jenis-jenis sinaps berdasarkan tempat-tempat ditemukannya:
1.         Sinaps aksosomatik
Sinaps yang terdapat di antara akson dan badan sel.
2.         Sinaps aksodendritik
Sinaps yang terdapat di antara akson dan dendrit.
3.         Aksoaksonik
Sinaps yang terdapat di antara akson dan akson.

D.        IMPULS SARAF
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasma menuju membran plasma neuron lain.
Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membran.  Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik. Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan mengalami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.

E.         PEMBAGIAN SUSUNAN SISTEM SARAF
Sistem saraf secara umum terbagi atas atas 2, yaitu :
1.         Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan. Sistem saraf sadar terdiri atas
a.         Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat berarti sebagai pusat koordinasi dari segala aksi yang harus dilaksanakan. Sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang
b.         Sistem saraf tepi
Dinamakan juga sistem saraf perifer, sistem saraf ini mengatur dari dan ke sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi berfungsi untuk memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang adanya rangsangan dan menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respons. Sistem saraf tepi tersusun atas saraf kranial dan saraf
spinal.

12 saraf tersebut dapat dikelompokkan lagi sebagai I,II, dan VIII adalah saraf sensorik. III, IV, VI, XI adalah saraf motorik. V, VII, IX, dan X adalah saraf gabungan antara sensorik dan motorik. Saraf X (saraf vagus) disebut juga saraf pengembara karena daerah yang dipengaruhinya amat luas. Saraf ini bekerja secara tidak sadar walaupun merupakan saraf sadar.

1)         Saraf kranial
12 pasang saraf kranial ini keluar dari otak. (3 pasang sensorik, 5 pasang motorik, 4 pasang sensorik dan motorik)
2)         Saraf spinal
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang . Saraf sumsum tulang belakang berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka tubuh. Semuanya terdiri campuran saraf sensorik & motorik

2.         Sistem saraf tak sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Saraf otonom ini dapat dibagi atas :
a.         Sistem saraf simpatik
Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
b.         Sistem saraf parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni.

F.         STRUKTUR DAN FUNGSI OTAK MANUSIA
Otak merupakan benda lengket yang lunak, berminyak, dan kenyal. Jutaan saraf menghubungkannya dengan seluruh tubuh, syaraf tersebut membawa pesan baik menuju otak atau dari otak. Beratnya sekitar 1,6 kg pada laki-laki dan 1,45 kg pada perempuan. Perbedaan ini terjadi semata-mata karena bentuk otak laki-laki yang lebih besar dan berat. Sementara, berat ini tidak terkait dengan kecerdasan seseorang. Namun, banyaknya jumlah hubungan sel dalam otaklah yang menunjukkan kecerdasan.
Saat masih embrio, otak manusia terdapat tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Setelah dewasa, otak depannya terbagi menjadi telensefalon dan diensefalon. Sementara, otak belakangnya terbagi menjadi metensefalon dan mielensefalon. Bagian dorsal metensefalon membentuk serebelum, sedangkan mielensefalon menjadi medula oblongata
Namun, secara umum otak manusia dibagi atas, otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebelum), dan batang otak (brain stem).
1.         Otak besar (cerebrum)
Otak besar (bahasa Inggris: telencephalon, cerebrum) adalah bagian depan yang paling menonjol dari otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan (hemisfer), yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya. Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Hemisfer kanan merupakan pengenalan terhadap musik dan artistik, ruang dan pola persepsi, pandangan dan imajinasi. Hemisfer kiri merupakan pengenalan  bahasa lisan dan tulisan, keterampilan numerik dan saintifik, serta penalaran. Hemisfer kiri dan kanan dipisahkan oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer dihubungkan oleh sejumlah serabut saraf yang disebut korpus kalosum. Permukaan hemisfer tampak berbentuk tonjolan (gyrus) dan lekukan (sulcus) dimana lekukan yg dalam disebut fissura. Sulcus dan gyrus membantu memperluas permukaan otak. Makin luas permukaan otak, makin luas pula lapisan luar (cortex) otak sehingga makin banyak sel saraf yang dapat menempatinya. Jumlah sel saraf yang lebih banyak ini dianggap makin menguntungkan karena seseorang diharapkan lebih pandai jika sel sarafnya lebih banyak.
Tiap belahan otak depan terbagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando. Istilah telencephalon mengacu pada struktur embrio yang kemudian berkembang menjadi cerebrum.
-           Dorsal telencephalon atau pallium berkembang menjadi cerebral cortex
-           Ventral telencephalon atau sub-pallium berkembang menjadi basal ganglia.
Struktur cerebrum  terbagi menjadi corteks cerebri dan diensephalon (sub cortikal).
a.         Korteks otak besar (bahasa Inggris: cerebral cortex, grey matter)
Merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15 - 33 miliar neuron yang masing-masing tersambung ke sekitar 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik terdapat kurang lebih satu miliar sinapsis.  Permukaan luar serebrum (korteks serebrum) berwarna abu-abu karena mengandung banyak badan sel saraf. Selain itu, pada bagian dalam (medula) otak depan terdapat lapisan yang berwarna putih, karena mengandung dendrit dan akson.
Korteks serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian tubuh. Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik yang menerima impuls dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut terdapat juga area motorik yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu, terdapat terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motorik dan sensorik serta berperan dalam berbagai aktivitas misalnya berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan.

b.         Diencephalon
Terdiri atas hypotahalamus, thalamus, dan epithalamus.
1)         Thalamus
Talamus berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor, kecuali bau-bauan, dan meneruskannya ke area sensorik cerebrum. Sedangkan fungsi talamus yang lain misalnya mengatur suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga mengkoordinasi aktivitas yang terkait emosi.
2)         Hypolthalamus
Merupakan bagian yang berfungsi :
a)         mengatur suhu tubuh, selera makan, dan tingkah laku.
b)         hipotalamus juga mengontrol kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin, dan pankreas.
c)         memegang peranan penting dalam mengendalikan metabolisme dan kegiatan-kegiatan visteral karena mempunyai hubungan dengan pusat-pusat otonomik.
d)         membantu mengendalikan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3)         Epythalamus
merupakan bagian dorsal diencephalon termasuk pineal body (merupakan sistem endokrin yang mempengaruhui pertumbuhan dan perkembangan).
Otak besar dibagi menjadi beberapa 4 lobus, yaitu :
a.         Lobus Frontalis
Daerah ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir, belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan beberapa emosi bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis. Berdasarkan sebuah penelitian (tahun 1848 oleh Phineas P. Gage) ternyata kerusakan pada lobus frontalis dapat mengakibatkan perubahan pada perilaku manusia. Pada penelitian yang sudah dilakukan pada manusia ditemukan ternyata kerusakan ini mengakibatkan karakter seseorang yang sebelumnya tenang dan bersungguh-sungguh bisa berubah menjadi sembrono, tidak bertanggung jawab, resah, kepala batu, dan tidak sopan
b.         Lobus Parietalis
Daerah ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus parientalis terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus sentralis atau celah Rolando. Lobus parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang panas, dingin, tekanan, dan sentuhan.
c.         Lobus Osksipitalis
Daerah ini berperan penting sebagai pusat penglihatan dan area asosiasi penglihatan. Lobus ini merupakan lobus terkecil.
d.         Lobus Temporalis
Bagian ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat meningkatkan metabolisme daerah pembicaraan pada lobus temporalis. Berperan dlm pembentukan dan perkembangan emosi.

Pada otak besar ada bagian yang disebut ganglia basal. Ganglia Basal merupakan kumpulan dari badan-badan sel saraf (nukleus) yang berberperan dalam mengontrol gerakan dengan cara:
a.         menghambat tonus otot
b.         memilih dan mempertahankan aktivitas motorik bertujuan,
c.         memantau dan mengkoordinasikan kontraksi menetap yang lambat Ganglia basalis dalam kontrol motorik tampak jelas pada penyakit-penyakit yang mengenai daerah ini seperti penyakit parkinson (Parkinson adalah defisiensi dopamine)

2.         Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Tepat di bagian bawah serebelum terdapat jembatan varol yang berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh. Jembatan varol ini juga menghubungkan otak besar dengan otak kecil serta menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan.

3.         Batang Otak (Brain Stem)
Brain stem (batang otak) terdiri dari : midbrain (otak tengah), pons dan medulla oblongata
a.         Otak Tengah (Midbrain / Mesenchepalon)
Berlokasi antara diencephalon dan pons. Merupakan pusat pendengaran dan refleks penglihatan. Juga jalur  persarafan antara hemispher otak dengan bagian bawah otak. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata. Pada dasar otak tengah terdapat kumpulan badan sel saraf (ganglion) yang berfungsi untuk mengontrol gerakan dan kedudukan tubuh.

Sistem Limbik
Struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang otak dan dihubungkan satu sama lain oleh jalur-jalur saraf. Posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas Talamus dan Ganglia Basal atau otak tengah. Sistem Limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh dan kadar gula darah). Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau perlindungan diri. Sistem ini mencakup :
1)         Korteks serebrum
2)         Nukleus basalis/ganglia basal
3)         Talamus
4)         Hypotalamus
5)         Hipokampus ® bagian yg berperan dlm proses
belajar dan pembentukan memori jangka panjang
6)         Amigdala ® merupakan pusat emosi (seperti: takut);
mengirimsinyal ke hipotalamus dan medula oblongata
yang kemudian mengaktifkan respons flight or fight dari  sistem saraf otonom; menerima sinyal dari sistem
penbau dan menentukan pengaruh bau terhadap emosi

b.         Pons
Relay impuls dari dan ke medula oblongata dan serebrum. Pons merupakan pusat lalu lintas infomasi di antara bagian-bagian otak yang menjadi pusat-pusat informasi.
c.         Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan jembatan pons dengan sumsum tulang belakang. Sekelompok neuron pada formasi retikular di dalam sumsum lanjutan berfungsi :
1)         Sebagai pusat pengaturan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah (Pusat vasomotor)
2)         Sebagai pusat pengatur percepatan dan penghambat denyut jantung
3)         pusat pernapasan
4)         Pusat refleks nonvital seperti muntah, pusat bersin, batuk, dan menelan.

G.        STRUKTUR DAN FUNGSI SUMSUM TULANG BELAKANG
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis vertebralis. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Bagian luar sumsum tulang belakang berwarna putih, karena tersusun oleh akson dan dendrit yang berselubung mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu, tersusun oleh badan sel yang tak berselubung mielin dari interneuron dan neuron motorik.
Apabila sumsum tulang belakang diiris secara vertikal, bagian dalam berwarna abu-abu terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel dan berisi cairan serebrospinal. Ventrikel ini berhubungan juga dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya mempunyai dua akar saraf yaitu akar dorsal yang berisi saraf sensorik ke arah punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral ke efektor untuk direspons. Pada bagian yang berwarna abu-abu inilah terdapat cairan serebrospinal, seperti yang terdapat pada otak. Cairan ini tepatnya terletak di saluran tengah yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak.

Otak dan sumsum tulang belakang merupakan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
a.         Durameter
Lapisan paling luar, kuat membran terluar yang berdekatan dengan permukaan dalam tulang cranium. Tersusun atas jaringan penghubung tebal dan dipisahkan dengan arachnoid oleh ruang tipis berisi air (ruang subdural)
b.         Arachnoid
Lapisan tengah, memiliki 2 komponen, yaitu lapisan yang dekat dengan ruang subdural dan sistem serat penunjang (trabekula) yang membentuk struktur seperti jaring laba-laba antara arachnoid dan piamater. Rongga di antara trabekula membentuk ruang subarachnoid berisi cairan serebrospinal, cairan ini berfungsi sebagai pelindung benturan antara otak dan tengkorak dan sumsum tulang belakang dengan ruas -ruas tulang belakang
c.         Piameter
Lapisan paling dalam membran terdalam meninges yg tipis, transparan, dan banyak terdapat pembuluh darah. Di antara piamater dan jaringan saraf terdapat lapisan tipis prosesus neuroglia yang menempel pada piamater.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.adipedia.com/2011/04/sistem-saraf-pada-manusia.html
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/sistem-saraf-manusia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Otak
Pearce, Evelyn C.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia


PB09

2 komentar: