SISTEM
SARAF
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI
1. Pengertian
Sistem
saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan.
2. Fungsi
a. Menerima informasi dari dalam maupun
dari luar melalui afferent sensory pathway
b. Mengkomunikasikan informasi antara
sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
c. Mengolah informasi yang diterima baik
ditingkat saraf (refleks) maupun di otak untuk menentukan respon yang tepat
dengan situasi yang dihadapi.
d. Menghantarkan informasi secara cepat
melalui efferent pathway (motorik) ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau
modifikasi tindakan.
B. SEL-SEL SARAF
Sistem
saraf disusun oleh jaringan saraf, jaringan saraf disusun oleh sel saraf
(neuron) dan sel penunjang (neuroglia).
1. Sel saraf (neuron)
Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat
dirangsang) serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik.
Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan Sel (perikarion)
Bagian
sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu atau
lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga
terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar.
Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang
habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan
neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
Pada
badan sel terdapat bagian yang berupa serabut dengan penjuluran pendek. Bagian
ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti
pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls
(rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke
badan sel saraf.
c. Akson
Akson
sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor,
seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer,
namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Akson memiliki bagian-bagian
yang spesifik, yaitu sebagai berikut :
1) Neurofibril
Neurofibril
merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut halus.
Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untukmeneruskan implus.
2) Selubung Mielin
Bagian
ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin
merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson.
Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
3) Neurilemma
Selubung
neurolema/neurilema merupakan selaput tipis yang berada paling luar dari akson.
Berfungsi untuk melindungi akson serta memberikan nutrisi pada akson serta
regenerasi pada selubung mielin.
4) Nodus Ranvier
Nodus
ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung
mielin yang berfungsi mempercepat jalannya rangsangan. Bagian ini tersusun dari
sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini, terlihat bagian akson tampak
berbuku-buku.
Berdasarkan
fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori,
sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf
yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera dan
menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat. Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel saraf motorik, adalah sel saraf
yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar.
Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang
belakang. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat
pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
c. Sel saraf penghubung atau intermediet
atau asosiasi adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum
tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf
motorik. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel
saraf asosiasi lainnya. Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1) Neuron konektor
Merupakan
penghubung antara neuron yang satu dan neuron yang lain.
2) Neuron ajustor
Merupakan
penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam
otak dan sumsum tulang belakang.
Berdasarkan
percabangannya, sel saraf terbagi atas:
a. Neuron unipolar
Neuron
unipolar hanya mempunyai satu cabang pada badan sel sarafnya, selanjutnya
cabang akan terbelah dua sehingga bentuk dari neuron unipolar akan menyerupai
huruf “T”. Satu belahan cabang berperan sebagai dendrit, sementara yang lain
sebagai akson. Neuron unipolar ini umumnya mempunyai fungsi sebagaimana sensory
neuron yaitu sebagai pembawa sinyal dari bagian tubuh (sistem saraf perifer)
menuju ke sistem saraf pusat.
b. Neuron bipolar
Neuron
bipolar, sesuai dengan namanya, mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di
sisi yang saling berlawanan. Cabang yang satu berperan sebagai dendrit,
sementara yang lain berperan sebagai akson. Karena percabangannya yang demikian
ini, maka badan sel saraf neuron bipolar mempunyai bentuk yang agak
lonjong/elips. Neuron bipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana interneuron,
yaitu menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.
c. Neuron multipolar
Neuron
multipolar adalah jenis sel saraf yang paling umum dan paling banyak ditemui.
Sel saraf ini mempunyai dendrit lebih dari satu, namun hanya memiliki sebuah
akson. Karena jumlah dendrit pada setiap neuron multipolar bisa bervariasi
banyaknya, maka bentuk badan sel saraf multipolar ini seringkali dikatakan
berbentuk multigonal. Neuron multipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana
motor neuron, yaitu membawa sinyal/isyarat dari sistem saraf pusat menuju ke
bagian lain dari tubuh, seperti otot, kulit, ataupun kelenjar.
2. Sel penyokong (neuroglia)
Selain
neuron, dalam jaringan saraf ditemukan sel-sel berukuran sangat kecil dan
mempunyai juluran sitoplasma yang disebut neuroglia. Neuroglia ini berfungsi
menyokong, memberi nutrisi sel saraf, pertahanan sistem saraf, serta
pemeliharaan dan vabialitas neuron.
Macam-macam
neuroglia yang ditemukan pada sistem saraf pusat :
a. Astrocyt / astroglia
Jenis
sel glia yang paling banyak terdapat dalam CNS. Bentuknya seperti bintang
(bahasa Yunani =astron, berarti bintang). Astrosit terbagi 2 yaitu:
1) Astrosit protoplasma
Ciri-cirinya
yaitu sitoplasma berbutir, cabang lebih banyak, dan terdapat di substansi
kelabu.
2) Astrosit serabut
Ciri-cirinya
yaitu sitoplasma berserabut, cabang sedikit, dan terdapat di substansi putih.
Fungsinya
:
1) Pemberi nutrisi neuron
2) Memberikan dukungan secara fisik
terhadap neuron (memperkuat rekatan glia pada neuron).
3) Membersihkan substansi-substansi yang
tidak berguna di dalam otak karena ia memiliki sifat phagocytes (pemakan sel).
Bilajumlah sel saraf yang mati sangat banyak, maka astroglia (bersama dengan
microglia) akan membelah diri (seperti amoeba) dan memakan semua sel saraf yang
mati.
4) Mengatur pencairan substansi kimia di
sekeliling neuron.
5) Melindungi sinapse untuk meminimalkan
penyebaran pengaruh substansi transmitter yang dilepaskan oleh terminal buttons
6) Melindungi komunikasi antara neuron
yang satu dengan yang lain agar tetap bersifat privat (tidak tercampuraduk).
b. Oligodendrosit
Fungsi
utamanya adalah mendukung axon dan memproduksi serat-serat myelin yang
melindungi axon yang satu dari axon yang lain. Oligodendrosit ini terdapat di
substansi kelabu dan putih terutama dekat perikarion. Sel-selnya agak kecil
serta cabang sitoplasmanya sedikit dan pendek. Tiap sel oligodendroglia
membentuk beberapa segment myelin untuk beberapa axon sekaligus.
c. Mikroglia
Mikroglia
berfungsi memakan benda asing. Mikroglia ini mempunyai tonjolan sitoplasma dan
cabang-cabangnya sangat banyak. Badan sel dan bentuk intinya memanjang.
d. Sel ependima
Sel
ependima merupakan sel yang melapisi ruang otak dan saluran tengah sumsum
tulang belakang. Mempunyai peran aktif dalam pembentukan cairan serebrospinal.
Sel ependima dilengkapi dengan silia yang dapat digerakkan sehingga cairan
serebrospinal mampu untuk bersirkulasi.
Macam-macam
neuroglia yang ditemukan pada sistem saraf tepi :
a. Sel satelite
Sel
satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang terletak di luar
sistem saraf pusat, terutama di saraf (kumpulan axon di sistem saraf tepi) dan
organ-organ pengindera.
b. Sel schwann
Bersifat
seperti oligodendroglia. Sebagian besar axon pada sistem saraf tepi telah
dilapisi myelin. Bentuknya juga segmen-segmen seperti di sistem saraf pusat.
Tiap segmen terdiri dari satu sel Schwann, berbeda dengan oligondendroglia yang
mengembangkan beberapa "tangan" ke tiap segmen, tiap sel Schwann
hanya melapisi satu segmen. Sel Schwann juga berbeda dari oligodendria dalam
hal pembangunan sel baru. Bila terjadi kerusakan pada saraf perifer, sel Schwann
menolong pembangunan axon yang mati dan rusak. Sel Scwhann membentuk
serangkaian silinder yang berperan sebagai penunjuk arah pertumbuhan axon.
C. SINAPSIS
Titik
temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil
berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pre-sinapsis. Membran ujung dendrit dari
neuron berikutnya yang membentuk sinapsis disebut neuron post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron pre-sinapsis, maka vesikula sinapsis bergerak
dan melebur dengan membran neuron pre-sinapsis. Kemudian vesikula sinapsis akan
melepaskan neurotransmitter.
Neurontransmitter
adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron
pre-sinapsis menuju neuron post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di
sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Neurotransmitter yang dikeluarkan oleh vesikula sinapsis kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada situs reseptor yang terdapat pada
membran neuron post-sinapsis. Menempelnya neurotransmitter pada situs reseptor
menyebabkan perubahan pada membran neuron post-sinapsis sehingga terjadilah
potensial aksi dan menimbulkan impuls pada neuron post-sinapsis. Setelah impuls
berpindah menuju neuron post-sinapsis, maka neurotransmitter yang menempel pada
situs reseptor akan dilontarkan kembali ke celah sinapsis oleh enzim deaktivasi
yang dihasilkan oleh membran neuron post-sinaptik. Neurotransmitter yang telah
dilontarkan ini bisa dalam bentuk utuh atau dalam keadaan terurai.
Neurotransmitter yang kembali berada di celah sinapsis ini akan diserap oleh
vesikula sinapsis untuk disimpan dan akan digunakan kembali dalam proses
penghantaran impuls berikutnya.
Jenis-jenis
sinaps berdasarkan tempat-tempat ditemukannya:
1. Sinaps aksosomatik
Sinaps
yang terdapat di antara akson dan badan sel.
2. Sinaps aksodendritik
Sinaps
yang terdapat di antara akson dan dendrit.
3. Aksoaksonik
Sinaps
yang terdapat di antara akson dan akson.
D. IMPULS SARAF
Di
dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel.
Membran plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan sitoplasma yang
berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif
melewati membran plasma menuju membran plasma neuron lain.
Apabila
tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di
dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar
membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau
potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme
transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di
luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya
lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada
membran plasma.
Kemudian,
apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap
ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion
Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi
positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara
itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membran. Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan
muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan
arus listrik. Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga
menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar
sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi
akan mengalami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu
pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
E. PEMBAGIAN SUSUNAN SISTEM SARAF
Sistem
saraf secara umum terbagi atas atas 2, yaitu :
1. Sistem saraf sadar
Sistem
saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan. Sistem saraf sadar
terdiri atas
a. Sistem saraf pusat
Sistem
saraf pusat berarti sebagai pusat koordinasi dari segala aksi yang harus
dilaksanakan. Sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang
b. Sistem saraf tepi
Dinamakan
juga sistem saraf perifer, sistem saraf ini mengatur dari dan ke sistem saraf
pusat. Sistem saraf tepi berfungsi untuk memberikan informasi kepada sistem
saraf pusat tentang adanya rangsangan dan menyebabkan otot dan kelenjar
melakukan respons. Sistem saraf tepi tersusun atas saraf kranial dan saraf
spinal.
12
saraf tersebut dapat dikelompokkan lagi sebagai I,II, dan VIII adalah saraf
sensorik. III, IV, VI, XI adalah saraf motorik. V, VII, IX, dan X adalah saraf
gabungan antara sensorik dan motorik. Saraf X (saraf vagus) disebut juga saraf
pengembara karena daerah yang dipengaruhinya amat luas. Saraf ini bekerja
secara tidak sadar walaupun merupakan saraf sadar.
1) Saraf kranial
12
pasang saraf kranial ini keluar dari otak. (3 pasang sensorik, 5 pasang
motorik, 4 pasang sensorik dan motorik)
2) Saraf spinal
Saraf
sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang . Saraf sumsum tulang belakang
berfungsi untuk meneruskan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat
ke semua otot rangka tubuh. Semuanya terdiri campuran saraf sensorik &
motorik
2. Sistem saraf tak sadar (Otonom)
Sistem
saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak
saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil
mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf
otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Saraf
otonom ini dapat dibagi atas :
a. Sistem saraf simpatik
Fungsi
saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang
malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi,
dan menghambat kontraksi kantung seni.
b. Sistem saraf parasimpatik
Saraf
ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf
simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak
jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat
pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni.
F. STRUKTUR DAN FUNGSI OTAK MANUSIA
Otak
merupakan benda lengket yang lunak, berminyak, dan kenyal. Jutaan saraf
menghubungkannya dengan seluruh tubuh, syaraf tersebut membawa pesan baik
menuju otak atau dari otak. Beratnya sekitar 1,6 kg pada laki-laki dan 1,45 kg
pada perempuan. Perbedaan ini terjadi semata-mata karena bentuk otak laki-laki
yang lebih besar dan berat. Sementara, berat ini tidak terkait dengan
kecerdasan seseorang. Namun, banyaknya jumlah hubungan sel dalam otaklah yang
menunjukkan kecerdasan.
Saat
masih embrio, otak manusia terdapat tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah,
dan otak belakang. Setelah dewasa, otak depannya terbagi menjadi telensefalon
dan diensefalon. Sementara, otak belakangnya terbagi menjadi metensefalon dan
mielensefalon. Bagian dorsal metensefalon membentuk serebelum, sedangkan
mielensefalon menjadi medula oblongata
Namun,
secara umum otak manusia dibagi atas, otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebelum), dan batang otak (brain stem).
Otak
besar (bahasa Inggris: telencephalon, cerebrum) adalah bagian depan yang paling
menonjol dari otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan (hemisfer), yaitu
belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang
berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya. Jika otak
belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami
gangguan, bahkan kelumpuhan. Hemisfer kanan merupakan pengenalan terhadap musik
dan artistik, ruang dan pola persepsi, pandangan dan imajinasi. Hemisfer kiri
merupakan pengenalan bahasa lisan dan
tulisan, keterampilan numerik dan saintifik, serta penalaran. Hemisfer kiri dan
kanan dipisahkan oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer dihubungkan oleh
sejumlah serabut saraf yang disebut korpus kalosum. Permukaan hemisfer tampak
berbentuk tonjolan (gyrus) dan lekukan (sulcus) dimana lekukan yg dalam disebut
fissura. Sulcus dan gyrus membantu memperluas permukaan otak. Makin luas
permukaan otak, makin luas pula lapisan luar (cortex) otak sehingga makin
banyak sel saraf yang dapat menempatinya. Jumlah sel saraf yang lebih banyak
ini dianggap makin menguntungkan karena seseorang diharapkan lebih pandai jika
sel sarafnya lebih banyak.
Tiap
belahan otak depan terbagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental,
okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipisahkan
oleh sulkus sentralis atau celah Rolando. Istilah telencephalon mengacu pada
struktur embrio yang kemudian berkembang menjadi cerebrum.
- Dorsal telencephalon atau pallium
berkembang menjadi cerebral cortex
- Ventral telencephalon atau
sub-pallium berkembang menjadi basal ganglia.
Struktur
cerebrum terbagi menjadi corteks cerebri
dan diensephalon (sub cortikal).
a. Korteks otak besar (bahasa Inggris:
cerebral cortex, grey matter)
Merupakan
lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15 - 33 miliar neuron yang
masing-masing tersambung ke sekitar 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik
terdapat kurang lebih satu miliar sinapsis.
Permukaan luar serebrum (korteks serebrum) berwarna abu-abu karena
mengandung banyak badan sel saraf. Selain itu, pada bagian dalam (medula) otak
depan terdapat lapisan yang berwarna putih, karena mengandung dendrit dan
akson.
Korteks
serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian tubuh.
Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik yang menerima impuls
dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut terdapat juga area
motorik yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu, terdapat terdapat
area asosiasi yang menghubungkan area motorik dan sensorik serta berperan dalam
berbagai aktivitas misalnya berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan.
b. Diencephalon
Terdiri
atas hypotahalamus, thalamus, dan epithalamus.
1) Thalamus
Talamus
berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor, kecuali bau-bauan, dan
meneruskannya ke area sensorik cerebrum. Sedangkan fungsi talamus yang lain
misalnya mengatur suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga
mengkoordinasi aktivitas yang terkait emosi.
2) Hypolthalamus
Merupakan
bagian yang berfungsi :
a) mengatur suhu tubuh, selera makan, dan
tingkah laku.
b) hipotalamus juga mengontrol kelenjar
pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam mengontrol
kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin,
dan pankreas.
c) memegang peranan penting dalam
mengendalikan metabolisme dan kegiatan-kegiatan visteral karena mempunyai
hubungan dengan pusat-pusat otonomik.
d) membantu mengendalikan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
3) Epythalamus
merupakan
bagian dorsal diencephalon termasuk pineal body (merupakan sistem endokrin yang
mempengaruhui pertumbuhan dan perkembangan).
Otak
besar dibagi menjadi beberapa 4 lobus, yaitu :
a. Lobus Frontalis
Daerah
ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir,
belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan beberapa
emosi bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis. Berdasarkan sebuah
penelitian (tahun 1848 oleh Phineas P. Gage) ternyata kerusakan pada lobus
frontalis dapat mengakibatkan perubahan pada perilaku manusia. Pada penelitian
yang sudah dilakukan pada manusia ditemukan ternyata kerusakan ini
mengakibatkan karakter seseorang yang sebelumnya tenang dan bersungguh-sungguh
bisa berubah menjadi sembrono, tidak bertanggung jawab, resah, kepala batu, dan
tidak sopan
b. Lobus Parietalis
Daerah
ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus
parientalis terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus sentralis
atau celah Rolando. Lobus parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang
panas, dingin, tekanan, dan sentuhan.
c. Lobus Osksipitalis
Daerah
ini berperan penting sebagai pusat penglihatan dan area asosiasi penglihatan.
Lobus ini merupakan lobus terkecil.
d. Lobus Temporalis
Bagian
ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat meningkatkan
metabolisme daerah pembicaraan pada lobus temporalis. Berperan dlm pembentukan
dan perkembangan emosi.
Pada
otak besar ada bagian yang disebut ganglia basal. Ganglia Basal merupakan
kumpulan dari badan-badan sel saraf (nukleus) yang berberperan dalam mengontrol
gerakan dengan cara:
a. menghambat tonus otot
b. memilih dan mempertahankan aktivitas
motorik bertujuan,
c. memantau dan mengkoordinasikan
kontraksi menetap yang lambat Ganglia basalis dalam kontrol motorik tampak
jelas pada penyakit-penyakit yang mengenai daerah ini seperti penyakit
parkinson (Parkinson adalah defisiensi dopamine)
Otak
kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas
dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk
mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat
mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Tepat di bagian
bawah serebelum terdapat jembatan varol yang berfungsi menghantarkan impuls
otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh. Jembatan varol ini juga menghubungkan
otak besar dengan otak kecil serta menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan.
Brain
stem (batang otak) terdiri dari : midbrain (otak tengah), pons dan medulla
oblongata
a. Otak Tengah (Midbrain / Mesenchepalon)
Berlokasi
antara diencephalon dan pons. Merupakan pusat pendengaran dan refleks
penglihatan. Juga jalur persarafan
antara hemispher otak dengan bagian bawah otak. Otak tengah berfungsi
menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak
depan dan mata. Pada dasar otak tengah terdapat kumpulan badan sel saraf
(ganglion) yang berfungsi untuk mengontrol gerakan dan kedudukan tubuh.
Sistem
Limbik
Struktur-struktur
otak depan yang mengelilingi batang
otak dan dihubungkan satu sama lain oleh jalur-jalur saraf. Posisinya sedikit
lebih ke depan dan terdiri atas Talamus dan Ganglia Basal atau otak tengah.
Sistem Limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga
menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh dan kadar gula
darah). Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau
perlindungan diri. Sistem ini mencakup :
1) Korteks serebrum
2) Nukleus basalis/ganglia basal
3) Talamus
4) Hypotalamus
5) Hipokampus ® bagian yg berperan dlm
proses
belajar
dan pembentukan memori jangka panjang
6) Amigdala ® merupakan pusat emosi
(seperti: takut);
mengirimsinyal
ke hipotalamus dan medula oblongata
yang
kemudian mengaktifkan respons flight or fight dari sistem saraf otonom; menerima sinyal dari
sistem
penbau
dan menentukan pengaruh bau terhadap emosi
b. Pons
Relay
impuls dari dan ke medula oblongata dan serebrum. Pons merupakan pusat lalu
lintas infomasi di antara bagian-bagian otak yang menjadi pusat-pusat
informasi.
c. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum
lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan jembatan pons
dengan sumsum tulang belakang. Sekelompok neuron pada formasi retikular di
dalam sumsum lanjutan berfungsi :
1) Sebagai pusat pengaturan penyempitan
dan pelebaran pembuluh darah (Pusat vasomotor)
2) Sebagai pusat pengatur percepatan dan
penghambat denyut jantung
3) pusat pernapasan
4) Pusat refleks nonvital seperti muntah,
pusat bersin, batuk, dan menelan.
G. STRUKTUR DAN FUNGSI SUMSUM TULANG
BELAKANG
Medulla
spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis
vertebralis. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar
berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Bagian luar sumsum tulang belakang berwarna putih, karena tersusun oleh akson
dan dendrit yang berselubung mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna
abu-abu, tersusun oleh badan sel yang tak berselubung mielin dari interneuron
dan neuron motorik.
Apabila
sumsum tulang belakang diiris secara vertikal, bagian dalam berwarna abu-abu
terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel dan berisi cairan serebrospinal.
Ventrikel ini berhubungan juga dengan ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya
mempunyai dua akar saraf yaitu akar dorsal yang berisi saraf sensorik ke arah
punggung, dan akar ventral yang berisi saraf motorik ke arah perut.
Sumsum
tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara
lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur
terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada
tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh
neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah
dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral
ke efektor untuk direspons. Pada bagian yang berwarna abu-abu inilah terdapat
cairan serebrospinal, seperti yang terdapat pada otak. Cairan ini tepatnya
terletak di saluran tengah yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak.
Otak
dan sumsum tulang belakang merupakan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh
selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges terdiri atas tiga
lapisan, yaitu :
a. Durameter
Lapisan
paling luar, kuat membran terluar yang berdekatan dengan permukaan dalam tulang
cranium. Tersusun atas jaringan penghubung tebal dan dipisahkan dengan
arachnoid oleh ruang tipis berisi air (ruang subdural)
b. Arachnoid
Lapisan
tengah, memiliki 2 komponen, yaitu lapisan yang dekat dengan ruang subdural dan
sistem serat penunjang (trabekula) yang membentuk struktur seperti jaring
laba-laba antara arachnoid dan piamater. Rongga di antara trabekula membentuk
ruang subarachnoid berisi cairan serebrospinal, cairan ini berfungsi sebagai
pelindung benturan antara otak dan tengkorak dan sumsum tulang belakang dengan
ruas -ruas tulang belakang
c. Piameter
Lapisan
paling dalam membran terdalam meninges yg tipis, transparan, dan banyak
terdapat pembuluh darah. Di antara piamater dan jaringan saraf terdapat lapisan
tipis prosesus neuroglia yang menempel pada piamater.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.adipedia.com/2011/04/sistem-saraf-pada-manusia.html
http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/sistem-saraf-manusia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Otak
Pearce,
Evelyn C.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
PB09
kerennn, bagus baget..materinya.. di tunggu materi yg lainnya..
BalasHapusmakasih..
Hapus