DUNIA
MIKROORGANISME
A. BAKTERI
Bakteri adalah suatu
organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan
organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler
(bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran
mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri berasal dari kata
bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan
ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di
organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang
ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri
baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam,
sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :
·
Umumnya tidak berklorofil
·
Hidupnya bebas atau sebagai parasit / pathogen
·
Bentuknya beraneka ragam
·
Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5
mikron
·
Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
·
Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
·
Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak
mengandung peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan
1. Struktur
Sel dan Fungsi
Struktur Dasar Bakteri Terdiri Dari :
1. Dinding sel. Tersusun dari peptidoglikan
yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi
bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri
gram negatif bila peptidoglikannya tipis). Dinding sel ditemu8kan pada semua
bakteri hgidup bebas kecuali pada Mycoplasma. Dinding sel berfungsi untuk
melindungi kerusakan sel dari lingkungan bertekanan osmotik rendah dan
memelihara bentuk sel. Dinding sel pada bakteri tidak mengandung selulosa
tetapi hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang mengandung N. dinding sel
dilapisiselaput seperti gelatin. Isis sel berupa protoplasma dan membran
plasma.
2. Membran plasma, adalah membran yang
menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. Selubung
sel bakteri ini mengandung daerah transpor untuk untuk menutrisi daaerah
reseptor untuk virus bakteri dan baktreiosin., mempermudah interaksi
inang-parasit, disamping sebagai tempat reaksi komponen dan antibodi, dan
sering mengandung komponen toksik untuk inang
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
Komponen-komponen Sitoplasma :
a. Materi
inti
Materi inti suatu sitoplasma biasanya
terdiri dari DNA dan RNA. Materi inti dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Penampakan materi inti sebagai suatu jaring DNA, tidak teratur dan sering kali
merupakan kumpulan pararel terhadap sumbu sel. Selama perbanyakan sel, DNA
bakteri tetap sebagai jaring kromatin yang tersebar dan tidak pernah berkumpul
untuk membentuk sutau kromosom yang jelas selama pembelahan sel, sifat
sebaliknya dari kromosom eukariot.
b. Ribosom
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma. Kumpulan polyribosom merupakan rantai ribosom 70S (monomer) menempel pada m RNA. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbyhan, sel tumbuh cepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom dibandingkan dengan sel tumbuh lambat dalam medium yang kurang memadai.
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma. Kumpulan polyribosom merupakan rantai ribosom 70S (monomer) menempel pada m RNA. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbyhan, sel tumbuh cepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom dibandingkan dengan sel tumbuh lambat dalam medium yang kurang memadai.
c. Granula
Sitoplasma
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir, adalah
lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal
disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan
lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk, adalah
struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.fungsi
utamanya adalah sebagai alat untuk bergerak.
Berdasarkan
ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut, kita mengenal 5 macam
bakteri.
-
|
Atrich
|
: bakteri tidak berflagel. contoh: Escherichia
coli
|
-
|
Monotrich
|
: mempunyai satu flagel salah satu ujungnya.
contoh:
Vibrio cholera |
-
|
Lopotrich
|
: mempunyai lebih dari satu flagel pada salah
satu
ujungnya. contoh: Rhodospirillum rubrum |
-
|
Ampitrich
|
: mempunyai satu atau lebih flagel pada kedua
ujungnya. contoh: Pseudomonas aeruginosa |
-
|
Peritrich
|
: mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
contoh: salmonella typhosa |
3. Pilus dan fimbria, adalah struktur
berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip
dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria
adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek, lebih lurus, dan lebih tipis
dibandingkan flagela.Fungsi fimbria adalah untuk bertahan hidup dan
berinteraksi dengan inang. Fungsi fimbria, di antara komponenn permukaan
bakteri lainnya adalah untuk memiliki aktivitas fungsional seperti adhesin,
lektin, evasin, agresin, dan pili seks.
4. Klorosom, adalah struktur yang berada
tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya
untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan
fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang
hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora, adalah bentuk istirahat
(laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel
bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk-bentuk bakteri :
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang
(basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang
disebut kokobasil.
1. Bakteri Kokus : Bakteri dengan bentuk dasar bulat
a. Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal. Misalnya Neisseria
gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus,
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan. Misalnya Diplococcus pneumonia,
penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
c.
Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina,
yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus.
e. Streptokokus
yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. Misalnya
Streptococcus pyrogenes, penyebab demam jengkering dan sakit tenggorokan, dan
Streptococcus thermophilus, untuk membuat yoghurt.
f. Stapilokokus
yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2.
Bakteri Basil : Bakteri dengan bentuk dasar batang
a. Monobasil,
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal. Misalnya Salmonella thypi, E. coli, dan
Lactobacillius.
b. Diplobasil,
yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
c. Streptobasil,
yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai. Misalnya Azotobacter
dan Bacillus anthracis.
3.
Bakteri Spirilia : Bakteri dengan bentuk dasar spiral
a. Spiral
yaitu bentuk sel bergelombang. Misalnya Spirillum.
b. Spiroseta
yaitu bentuk sel seperti sekrup.
c. Vibrio
yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Misalnya Vibrio cholera, penyebab
penyakit kolera.
Bentuk sel menunjukkan
karakteristik spesies bakteri tersebut, tetapi dapat bervariasi tergantung
kondisi pertumbuhannya. Beberapa bakteri memiliki siklus hidup yang kompleks.
Ukuran sel
Ukuran bakteri sangat
kecil berkisar antara 0,5-5μm. Bakteri terbesar yang pernah ditemukan adalah
Thiomargarita dengan lebar mencapai 750μm (0,75 mm) yang membuatnya bisa
terlihat dengan mata telanjang.
Dinding sel
Fungsi dinding sel pada
prokaryota, adalah melindungi sel dari tekanan turgor yang disebabkan tingginya
konsentrasi protein dan molekul lainnya dalam tubuh sel dibandingkan dengan
lingkungan di luarnya. Dinding sel bakteri berbeda dari organisme lain. Dinding
sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar membran sitoplasmik.
Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan memberikan bentuk sel. Ada dua tipe
utama bakteri berdasarkan kandungan peptidoglikan dinding selnya yaitu Gram
positif dan Gram negatif.
Dinding sel Gram positif
Karakteristik utamanya adalah tebalnya lapisan peptidoglikan
pada dinding sel. Akibatnya, pada saat prosedur pewarnaan Gram, meninggalkan
warna biru. Dinding sel Gram positif biasa ditemukan pada Actinobacteria dan
Firmicutes.
Dinding sel Gram negatif
Tidak seperti dinding sel Gram positif, dinding sel Gram
negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Hal ini menyebabkan
lunturnya warna biru/merah muda saat disiram etanol.
REPRODUKSI
BAKTERI
Bakteri memiliki dua macam cara bereproduksi,
secara aseksual dengan pembelahan biner, secara seksual dengan konjugasi
a. Pembelahan Biner
Pembelahan biner tidak sama dengan pembelahan
mitosis. Pada pembelahan biner sel bakteri membelah menjadi dua sel anakan.
Yang umum terjadi adalah pembelahan biner melintang. Pembelahan ini berlangsung
sangat cepat. Beberapa bakteri hanya memerlukan waktu kurang dari 20 menit
untuk membelah menjadi dua.
b. Konjugasi
Konjugasi terjadi jika satu bakteri memindahkan
bahan genetiknya ke dalam sel bakteri lain. Proses pemindahan ini melalui sex
pilus. Bakteri yang memindahkan bahan genetiknya disebut bakteri donor atau
“bakteri jantan”, sedangkan penerimanya disebut bakteri resipien atau “bakteri
betina”. Bahan genetic yang dipindahkan dari bakteri donor akan bergabung
dengan bahan genetic bakteri resipien sehingga terjadi perubahan sifat. Jika
bakteri resipien membelah akan dihasilkan sel anakan bakteri dengan sifat baru.
2.
KLASIFIKASI DAN PENGGOLONGAN BAKTERI
Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi
mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang punah maupun
yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada sistem Carolus Linnaeus, yang
mengelompokkan spesies menurut kesamaan sifat fisik yang dimiliki.
Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Carolus Linnaeus untuk menjaga
konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin.
Untuk mengenali dan
mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah sehingga dibuat
klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah
suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit
tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah
(yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum
atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili
(Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).
Tujuan klasifikasi
makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan
mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan
perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk
hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup,
misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki
ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi makhluk
hidup adalah:
Berdasarkan ukuran
tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu, dan semak.
Berdasarkan lingkungan
tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di
lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit),
dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
Berdasarkan manfaatnya.
Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang,
tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
Berdasarkan jenis
makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan pemakan daging
(karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan hewan serta
tumbuhan (omnivora).
Cara pengelompokan
makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yang disebabkan karena dalam
pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat berdasarkan keinginan
orang yang mengelompokkannya.
Sistem Klasifikasi
Domain
Belakangan, sistem Kingdom sempat
dianggap basi, sehingga dibentuk sistem baru yang menambah urutan dan memiliki
lebih sedikit jenis, yaitu Domain.
Ada tiga jenis Domain, yaitu:
Archaea
(dari Archaebacteria)
Bacteria
(dari Eubacteria)
Eukarya
(termasuk fungi, hewan, tumbuhan, dan protista)
Sistem Klasifikasi
Enam Kingdom (Menurut Woese tahun 1977)
Semula para ahli hanya mengelompokkan
makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan.
Dasar para ahli mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan :
Kenyataan bahwa sel kelompok tumbuhan
memiliki dinding sel yangtersusun dari selulosa. Tumbuhan memiliki klorofil
sehingga dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dan tidak
dapat berpindah tempat dan hewan tidak memiliki dinding sel sementara hewan
tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan umumnya dapat berpindah tempat.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat
membuat makanannya sendiri, yaitu jamur (fungi). Berarti, tumbuhan berbeda
dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian mengelompokkan makhluk hidup
menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan), Fungi (jamur), dan Animalia
(hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur
sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat
kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia, Pengelompokan ini
berdasarkan ada tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki membran inti
disebut sel eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel
prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker
mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista,
Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel,
cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah
dengan dipecahnya kingdom monera menjadi kingdom Eubacteria dan Archaebacteria.
Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Enam Kingdom:
Kingdom Eubacteria
Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup
sel tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan
Eubacteria memiliki sel prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul
sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal
dengan istilah bakteria.
Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan
peneliti lain dari university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang
memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok
tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup
eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu
menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom
Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut
Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi
standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.
Makhluk hidup di Kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda
dengan yang ada di Kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu Kingdom. Namun
Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.
Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista
memiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel
atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat
antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai
tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan
(Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi
berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk,
contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma, dan Trichomonas),
Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina
(kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh
Plasmodium).
Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat
makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat
organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit.
Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan
jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:
a.
kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya Physarum policephalius.
b.
kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae,
mucor mue)
Kingdom
Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan
paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae).
Kingdom Animalia
(Hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak
sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat
makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari
semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata/avertebrata)
dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Sistem Klasifikasi 6
Kingdom
Pada tahun 2004, seorang ilmuwan, Thomas Cavalier-Smith
mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi k Kingdom juga, namun dengan
memisahkan Eukaryota dari Protista yang bersifat autotrof menjadi Kingdom baru,
yaitu Chromista.
6 Kingdom menurut Klasifikasi Cavalier-Smith, yaitu:
Bacteria
Protozoa
Chromista
Fungi
Plantae
Animalia
Walaupun sekarang Indonesia sedang berusaha mengadaptasikan
klasifikasi Domain, namun klasifikasi menurut ketentuan terakhir (yang terbaru)
adalah klasifikasi Cavalier-Smith ini.
3.
GRAM POSITIF DAN NEGATIF
Berdasarkan sifat
terhadap cat Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bakteri Gram
positif dan Gram negatif. Terdapat dua teori yang dapat menjelaskan dasar
perbedaan ini yaitu :
1. Teori Salton
Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi
(20 %) di dalam dinding sel bakteri Gram negatif. Zat lipid ini akan larut
selama pencucian dengan alkohol. Pori-pori pada dinding sel membesar, sehingga
zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak
berwarna. Bakteri Gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding selnya
akibat pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, pori-pori
mengecil sehingga kompleks kristal yodium yang berwarna ungu dipertahankan dan
bakteri akan tetap berwarna ungu.
2. Teori permeabilitas dinding sel
2. Teori permeabilitas dinding sel
Teori ini berdasarkan
tebal tipisnya lapisan peptidoglikan dalam dinding sel. Bakteri Gram positif
mempunyai susunan dinding yang kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri
dari 30 lapisan. Permeabilitas dinding sel kurang, dan kompleks kristal yodium
tidak dapat keluar. Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang
tipis, hanya 1 – 2 lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak.
Permeabilitas dinding sel lebih besar sehingga masih memungkinkan terlepasnya
kompleks kristal yodium.
GRAM POSITIF
Gram-positif adalah bakteri yang
Mempertahankan zat
warna kristal violet sewaktu
proses pewarnaan
Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu
di bawah mikroskop.
Bakteri gram positif
seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang
umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal
yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar
90 persen dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan
sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.
Ciri-ciri bakteri
gram positif yaitu:- Struktur dinding
selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
- Dinding selnya
mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai
lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
- Bersifat lebih
rentan terhadap penisilin.
- Pertumbuhan dihambat
secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
- Komposisi nutrisi
yang dibutuhkan lebih rumit.
- Lebih resisten
terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap
alkali (1% KOH) larut
- Tidak peka terhadap
streptomisin
- Toksin yang dibentuk
Eksotoksin Endotoksin
GRAM NEGATIF
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah
bila diamati dengan mikroskop.
bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana
membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai
dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam
dan membran luarnya.
Ciri-ciri
bakteri gram negatif yaitu:- Struktur dinding
selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
- Dinding selnya
mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
- lapisan kaku,
sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
- Kurang rentan
terhadap senyawa penisilin.
- Pertumbuhannya tidak
begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
- Komposisi nutrisi
yang dibutuhkan relatif sederhana.
- Tidak resisten
terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap
alkali (1% KOH) lebih pekat
- Peka terhadap
streptomisin
- Toksin yang dibentuk
Endotoksin
KARAKTERISTIK
GRAM POSITIF DAN NEGATIF
Karakteristik
|
Gram positif
|
Gram negatif
|
Dinding sel
|
Homogen dan tebal (20-80 nm) serta sebagian besar
tersusun dari peptidoglikan. Polisakarida lain dan asam teikoat dapat ikut
menyusun dinding sel.
|
Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam dan
luar, serta adanya membran luar (7-8 nm tebalnya) yang terdii dari lipid,
protein, dan lipopolisakarida
|
Bentuk sel
|
Bulat, batang atau filamen
|
Bulat, oval, batang lurus atau melingkar seprti tand
koma, heliks atau filamen; beberapa mempunyai selubung atau kapsul
|
Reproduksi
|
Pembelahan biner
|
Pembelahan biner, kadang-kadang pertunasan
|
Metabolisme
|
kemoorganoheterotrof
|
Fototrof, kemolitoautotrof, atau
kemoorganoheterotrof
|
Motilitas
|
Kebanyakan nonmotil, bila motil tipe flagelanya
adalah petritrikus (petritrichous)
|
Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat
bervariasi-polar,lopotrikus (lophtrichous), petritrikus (petritrichous).
|
Anggota tubuh
(apendase)
|
Biasanya tidak memiliki apendase
|
Dapat memiliki pili, fimbriae, tangkai
|
Endospora
|
Beberapa grup dapat membentuk endspora
|
Tidak dapat membentuk endospora
|
GAMBAR
PEWARNAAN
GRAM
Tujuan
pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1.
Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2.
Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3.
Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4.
Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
dan kimia dapat diketahui.
Secara
garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.
Pewarnaan sederhana
Menggunakan
satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat
bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya)
dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel
bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah
bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik
(suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Zat
warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan
pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat
morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan
adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol
(5 detik).
2.
Pewarnaan differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam
Pewarnaan
differensial
Pewarnaan
bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan
pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan
Gram
Pewarnaan
Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan
teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri
Klebsiella pneumoniae.
Dengan
metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri
Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap
cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri
yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa
spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini
diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding
selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel
terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai
oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam
pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
- Zat
warna utama (violet kristal)
- Mordan
(larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna
utama.
- Pencuci
/ peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang
digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
- Zat
warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali
sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri
Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil
ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan
setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna
merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua
tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan
gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1.
Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2.
Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3.
Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4.
Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Perbedaan
dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding
selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari
dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang
dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi
peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan
peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat
bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
3. Pewarnaan khusus untuk melihat
struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan spora, pewarnaan kapsul.
Pewarnaan
Spora
Spora
bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan
teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling
banyak digunakan.
Endospora
sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan
pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti
halnya pada pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat
carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus
lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .
Pewarnaan
flagel
Pewarnaan
flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil,
sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
Pewarnaan
kapsul
Pewarnaan
ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat
sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna
pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.
4.
Pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri :
- pewarnaan
Neisser (granula volutin),
- pewarnaan
yodium (granula glikogen).
5.
Pewarnaan negatif
Tujuan
Mempelajari
penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang
sukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai
latar belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti
spirochaeta
Cara
pewarnaan negatif
-
Sediaan hapus → teteskan emersi → lihat dimikroskop
Pewarnaan
negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan
yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu
bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat.
Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan
negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam
memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam
sel karena negative charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak
berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
4.
ENDOSPORA, KISTA DAN KONIDIA
Endospora
Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa
jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak
menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma,
materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu
tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan
tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Kista
Kista
merupakan tumor jinak. Bentuknya kistik, berisi cairan dan ada yang berbnetuk
anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah,atau bahan-bahan
lainnya.
Konidia
5.
CONTOH PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH
BAKTERI
Pseudomonas aeruginosa (Pseudomonas
pyocyaneus)
Bakteri ini dapat masuk ke jaringan tubuh dan menimbulkan gejala penyakit,
seperti infeksi traktus urinarius, infeksi jaringan paru, infeksi kornea.
Biasanya infeksi tersebut menimpa penderita diabetes mellitus atau pecandu
narkoba. Upaya pencegahan yang paling baik adalah menjaga daya tahan tubuh
tetap tinggi dan pada penularan pasien yang dirawat di rumah sakit dapat
dilakukan dengan cara kerja yang steril.
Vibrio cholera
Bakteri ini menyebabkan penyakit cholera asiatica. Gejala penyakit yang
ditimbulkan ini berupa nausea, muntah, diare, dan kejang perut. Keadaan ini
dapat menyebabkan kejang kematian dalam beberapa jam sampai beberapa hari dari
permulaan sakit. Cara penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
bakteri ini. Pengobatan dapat dilakukan dengan mengganti cairan dan elektrolit
yang hilang, sedangkan pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan
dan minuman serta perbaikan sanitasi lingkungan.
Vibrio El
Tor
Sifat bakteri ini sama dengan Vibrio cholera. Spirillium minus (Treponema
sodoku). Bakteri ini menyebabkan penyakit rat-bite-fever (demam karena gigitan
tikus), dengan gejala berupa demam yang mendadak, sakit otot, ruam kemerahan
pada kulit, sakit kepala, nausea, dan radang kelenjar getah bening regional.
pencegahan dilakukan dengan peningkatan sanitasi lingkungan terutama kebersihan
rumah sehingga tidak ada tikus.
Escherichia
coli
Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic penyakit-penyakit saluran
pencernaan makanan, seperti kolera, tipus, disentri, diare, dan penyakit
cacing. bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita
penyakit-penyakit tersebut. indicator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga
sudah dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air tersebut, karena
dalam feses manusia baik sakit maupun sehat terdapat bakteri ini.
bakteri E.coli
E.coli dapat
menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan abses pada berbagai
organ. bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru
lahir dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis cysticis) pada
manusia yang dirawat di rumah sakit (nosocomial infection). pencegahan infeksi
bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit,
antara lain: pemakaian antibiotic secara tepat, tindakan antiseptic secara
benar.
Klebsiella pneumonia
Bakteri ini
sering menimbulkan pada tractus urinarius karena nosocomial infection,
meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu
alcohol. gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam
akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan
menghasilkan sputum berdarah dan purulent (nanah). bila penyakitnya berlanjut,
akan terjadi abses, nekrosis jaringan paru, bronchiectasi dan vibrosis
paru-paru. Pencegahan dilakukan dengan peningkatan derajat kesehatan dan daya
tahan tubuh. pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan cara kerja yang
aseptik pada perawatan pasien di rumah sakit.
Proteus vulgaris
Penyakit
yang ditimbulkan berupa infeksi tractus urinarius pada nosocomial infection.
pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan menggunakan kateter dalam
keadaan steril.
Salmonella typhi
Penyakit
yang ditimbulkan yaitu penyakit typhus abdominalis. gejalanya berupa demam
dengan suhu tinggi (400C), seringkali meracau dan gelisah (delirium), lemah,
apatis, anoreksia, dan sakit kepala, ada yang mengalami diare tetapi umumnya
mengalami konstipasi. pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan
dan minuman, peningkatan higien pribadi, perbaikan sumber air untuk keperluan
rumah tangga, peningkatan sanitasi lingkungan khususnya perbaikan cara
pembuanagn feses manusia serta pemberantasan tikus dan lalat.
Shigella dysenteriae
Penyakit
yang ditimbulkan yaitu disentri basiler dengan gejala yang biasanya dating
mendadak berupa demam, sakit perut bagian bawah, diare, fesenya cair, bercampur
lendir dan darah. Pada penyakit yang berat dapat disertai muntah, dehidrasi,
kolaps, bahkan menyebabkan kematian. Penularan adalah lewat feses penderita.
Pencegahan dilakukan dengan mencaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan
sanitasi lingkungan dan hygene pribadi.
Pasteurella pestis (Yersenia pestis)
Penyakit pes
adalah penyakit yang menyerang binatang pengerat, tetapi dapat menular pada
manusia dengan perantaraan gigitan kutu tikus yang disebut Xenopsylla cheopis.
Gejalanya adalah demam dan menggigil. Bakteri akan ikut dengan aliran limfa
sementara tubuh mengerahkan leukosit sehinggA kelenjar limfa regional akan
membengkak dan sakit. Pembengkakan ini disebut bubo yang sering kali pecah dan
mengeluarkan nanah. Pencegahan dilakukan dengan mengisolasi pasien dalam kamar tersendiri
agar tidak menulari orang yang sehat, peningkatan sanitasi dan untuk
memberantas kutu-kutunya, serta vaksinasi.
Haemophilus influenza
Bakteri ini
menimbulkan penyakit tractus respiratorius, system saraf dan system skelet.
Pencegahan dengan vaksinasi dan menghindari penularan.
Haemophilus ducrey
Menimbulkan
penyakit chancroid, menular lewat hubungan kelamin.
Bordetella pertussis
Bakteri ini
menyebabkan batuk rejan. Pencegahan dengan vaksinasi.
Staphylococcus aureus
Bakteri ini
dapat menyebabkan infeksi bernanah dan abses, infeksi pada folikel rambut dan
kelenjar keringat, bisul, infeksi pada luka, meningitis, endokarditis,
pneumonia, pyelonephritis, osteomyelitis. pencegahan dilakukan dengan
meningkatkan daya tahan tubuh, hygene pribadi, dan sanitasi lingkungan.
Neisseria gonorrhea
Gejala
penyakitnya adalah kencing bernanah. pada wanita penderita yang kronis dapat
menyebabkan tertutpnya saluran telur. Bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita
penyakit ini matanya menjadi bengkak, bernanah yang dan dapat menyebabkan
kebutaan. Untuk mencegah neonatal gonorrhoea ophtalmia pada mata bayi yang baru
lahir adalah dengan diteteskan larutan penicillin 10.000 unit dalam aqua atau
larutan perak nitrat 1% atau erythromycin 0,5% atau tetracycline 1%.
Neisseria meningitides
Bakteri ini
menyebabkan penyakit meningitis (radang selaput otak). bila daya tahan tubuh
menurun, bakteri ini dapat menyebabkan pharyngitis bahkan pneumonia. Gejala
meningitis awalnya mirip flu, demam tidak begitu tinggi, sakit kepala,
tenggorokan kering, kaku kuduk, dan lesu.
Streptococcus pneumonia
Merupakan
bakteri penyebab penyakit pneumonias, sinusitis, otitis media, mastoiditis,
conjuctivis, meningitis, endocarditis. Sebenarnya merupakan flora normal
oropharinx, tetapi dapat menjadi berbahaya pada manusia yang daya tahan
tubuhnya menurun.
Corynebacterium diphtheria
Menimbulkan
penyakit dipteri pada anak-anak, dengan gejala demam yang tidak begitu tinggi
dan tenggorokan kering, diikuti dengan pseudomemran yang pada akhirnya dapat
menyebabkan aspiksia (tercekik) sehingga penderita dapat mengalami kematian.
Pencegahan dalat dilakukan dengan vaksinasi DPT berulang mulai bayi hingga
dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar