Kamis, 22 Desember 2011

SISTEM INDERA


Sistem Indera

1.1 Indera Sebagai Reseptor
            Tubuh kita dapat merespon suatu keadaan yang terjadi dari luar, misalnya kita dapat merasakan kasar atau halusnya sebuah benda, kita dapat melihat aneka warna benda, dapat merasakan makanan, mencium aroma wangi dan sebagainya. Kemampuan itu haruslah kita syukuri sebagai anugerah Tuhan kepada kita.
            Kemampuan kita untuk merespons sesuatu yang berasal dari luar itu tidak hanya dilakukan oleh satu organ saja, tetapi masing-masing dilakukan oleh organ yang berbeda beda. Anda melihat dengan mata, mendengar menggunakan telinga, dan mencium bau dengan hidung, meraba dengan kulit, dan mengecap rasa dengan lidah. Coba Anda bayangkan andaikata kita tidak memiliki semua alat-alat itu? Apa yang akan terjadi? Indra manusia dikatakan seperti jendela untuk mengenal dunia. Karena melalui indra ini Anda dapat melihat, mendengar, merasakan sesuatu sehingga dapat mengenal lingkungannya.
Makhluk hidup selalu berhubungan dengan perubahan lingkungan luar. Untuk mengatasi perubahan lingkungan tersebut, mahluk hidup dilengkapi dengan organ yang dapat menerima berbagai impuls saraf. Organ tersebut adalaha eksoreseptor yang mampu menerima impuls dari luar lingkungan yang disebut dengan INDRA.
Kita mengenal beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai ektoreseptor. Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), indera peraba (kulit), indera pengecap (lidah), dan indera pembau (hidung).

1.2 Tipe Reseptor
Berdasarkan tipe rangsangannya, reseptor bagi saraf dapat digolongkan sebagi berikut :
•           Mekanoreseptor : menerima stimulus energi mekanik, seperti sentuhan, tekanan, gravitasi dan pergerakan.
•           Kemoreseptor : menerima rangsangan berupa senyawa kimia.
•           Reseptor rasa sakit : merupakan reseptor yang ditemukan pada epidermis dan disebut dengan nosiseptor.
•           Fotoreseptor : mendeteksi cahaya.
•           Termoreseptor : merespon terhadap panas dan dingin, serta membantu mengatur suhu tubuh.
•           Fonoreseptor : menerima rangsang berupa gelombang suara.

A. MATA

2.1 Struktur dan Anatomi Mata
a. Bola Mata

Gambar2.1Penampangbolamata

Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar 2.1 menunjukan bagian-bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1.         Sklera              : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata
2.         Otot-otot         : Otot-otot yang melekat pada mata :
a.muskulus rektus superior      : menggerakan mata keatas
b.muskulus rektus inferior       : mengerakan mata ke bawah
3.         Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya
4.         Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
5.         Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
6.         Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
7.         Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
8.         Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
9.         Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
10.       Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata
Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica nervosa.

Gambar 2.2 bagian mata yang tampak

1) Tunica Vibrosa
Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.

2) Tunica Vasculosa
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.
Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Coba Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat, adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.

Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk.
Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut Musculus Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada benda-benda tersebut. Sekarang Anda tahu mengapa aktivitas seseorang yang membaca buku akan membuat mata terasa cepat lelah?

            Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata

3) Tunica Nervosa
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya.
1. SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.

2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu  iodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.

            Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut dengan discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan bintik buta.

b. Alat-alat Tambahan Mata

Alat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis.
1)Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.

2)Kelopak mata : ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).
            3)Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).
4)Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

2.2 Proses Penglihatan

Cahaya merupakan salah satu dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang cahaya adalah 400-700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell) dan kerucut (cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita.

Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.

Adaptasi terang dan gelap

Bila seseorang berada di tempat terang untuk suatu waktu, sebagian besar Rhodopsin dan Iodopsin akan terurai walaupun sebagian iodopsin akan segera diresintesa kembali. Hasilnya ialah pengurangan sensitifitas terhadap cahaya. Kita menyesuaikan diri dengan keadaan terang itu dan tidak merasakan silau. Peristiwa ini disebut adaptasi terang.

Sekarang kita coba masuk ke ruang yang agak gelap, maka mula-mula kita tidak dapat melihat apa-apa karena iodopsin yang ada tidak bereaksi dengan cahaya remang-remang. Tetapi kemudian rhodopsin disintesa kembali dan retinen dan scotopsin dan kita mampu melihat bayangan dan benda-benda. Peristiwa ini disebut adaptasi gelap.

Bila kemudian kita masuk lagi ke ruangan yang terang maka yang terasa pertama-tama adalah silau karena semua rhodopsin dan iodopsin terurai, timbul impuls yang bertubi-tubi yang menyebabkan silau. Kemudian terjadi lagi adaptasi terang.

2.3 Kelainan dan Gangguan pada Mata

Mata seperti organ tubuh yang lain juga dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan dan gangguan kesehatan pada mata adalah sebagai berikut.

1. Faktor Keturunan
Kelainan ini terjadi pada sel-sel retina yang dikenal dengan buta warna, Pada kelainan ini penderita tidak dapat membedakan warna-warni benda.
Warna dibedakan berdasarkan intensitas penguraian terhadap masing-masing iodopsin. Orang yang buta warna tidak memiliki satu atau lebih pigmen iodopsin. Contoh : pada penderita buta warna merah tidak memiliki iodopsin merah, penderita hanya dapat melihat warna hijau dan biru atau campurannya.

Buta warna didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan dalam melihat warna. Paling sering ditemui adalah gangguan melihat warna merah-hijau. Gangguan warna biru-kuning lebih jarang. Sedangkan buta warna total, yaitu tidak dapat melihat warna sama sekali, lebih jarang lagi.

Buta warna disebabkan oleh dua hal, yaitu karena turunan dan karena dapatan (acquired). Buta warna turunan terjadi akibat kurang atau tidak adanya sel konus. Fungsi sel ini adalah 'menangkap" warna. Ada tiga jenis sel konus, yaitu yang sensitif terhadap warna merah, hijau, dan biru. Warna yang kita lihat merupakan perbaduan dari ketiganya.

Jika hanya satu atau dua jenis sel konus yang jumlahnya kurang atau tidak ada, disebut buta warna sebagian atau parsial. Artinya, penderita masih mampu melihat warna tertentu. Sedangkan jika ketiganya tidak ada atau tidak berfungsi sama sekali, maka penderita akan melihat dunia ini hitam, putih, dan abu-abu. Jenis yang terakhir ini dinamakan buta warna total.

2)Kelainan pada Akomodasi Lensa Mata

a)Astigmat
Astigmat adalah suatu keadaan mata yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata. Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata silindris.

b)Miopi (Mata dekat)
Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Gejala kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa negative.

c)Hipermetropi (mata jauh)
Gejala penyakit hipermetropi adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang jauh sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa positif.

d)Presbiopi
Kelainan presbiop sering diderita oleh orang tua, disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik proksimum dan remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif.

3)Penyakit pada Mata
Penyakit yang terjadi pada mata antara lain seperti berikut.
a)Katarak
Katarak merupakan keadaan pengeruhan pada lensa mata. Sebab- sebabnya adalah diabetes melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disembuhkan melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di dalam bola mata.

b)Trakhoma
Trakhoma merupakan penyakit yang disebabkan terjadinya peradangan konjungktiva, yang diakibatkan karena infeksi virus. Apabila dibiarkan penyakit ini dapat menimbulkan kebutaan.


B. Telinga (Indera Pendengaran)
Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar yaitu telinga.

3.1 Struktur dan Anatomi Telinga

Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam.

a. Telinga luar (outer ear)

Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini ±2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang menghasilkan kotoran teling (cerumen). Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.

b. Telinga tengah (middle ear)

Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang telinga) yang didalamnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes (sanggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval (fenestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra rotundra).

c. Telinga dalam (inner ear)

Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis, sakulus dan ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ corti.

Selain berfugsi sebagai organ pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai organ keseimbangan. Keseimbangan terbagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.

a. keseimbangan statis

Keseimbangan statis ini merupakan keseimbangan yang berhubungan dengan orientasi letak kepala (badan) terhadap gravitasi bumi. Yang berperan pada keseimbangan statis ini adalah sakulus dan ultrikulus( pada kanalis semi sirkularis).Bila kepala miring ke satu arah, otolith yang berat akan tertauk ke bawah oleh gravitasi bumi, hal ini akan menarik lapisan gelatin ke bwah yang kemudin merangsang sel-sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian dijalarkan melalui bagian vetibularis dari syaraf ke VIII medula kemudian ke korteks otak.

b. Keseimbangan dinamis

Keseimbangan ini merupakan suatu upaya pertahanan keseimbangan tubuh terhadap gerakan-gerakan berbagai arah, misalnya berputar, jatuh, percepatan, dsb.Bila kepala bergerak kesegala arah, maka cairan didalam canalis semi sirkularis akan bergerak ke arah sebaliknya sehingga akan menekukan cupula. Dengan demikian sel-sel rambut terangsang dan timbul ilmpuls menuju syaraf ke VIII. Karena ketiga canalis semisircularis ini letaknya saling tegak lurus maka gerakan kepala kesegala arah dapat terkontrol oleh alat keseimbangan.

c. Kelainan dan Penyakit pada Telinga

Telinga dapat mengalami kelainan-kelainan contohnya seperti berikut.

1)Radang telinga (otitas media)
Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri dan sering menyerang pada anak-anak. Gejalanya adalah sakit pada telinga, demam, dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah dan kelainan ini dapat memecahkan gendang telinga.

2)Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran.

3)Motion sickness
Orang mengatakan ini adalah mabuk perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.

4)Tuli
Tuli atau tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli konduktif terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti.

C. Hidung (Indera Penciuman)

4.1 Morfologi dan Anatomi Hidung

Kita dapat mencium bau dengan baik menggunakan indra hidung. Coba rasakan ketika Anda terserang penyakit pilek. Saat terserang penyakit pilek, hidung kita agak sulit mencium bau-bau yang ada.

Rongga hidung mempunyai tiga lapisan yang dipisahkan oleh tulang. Rongga atas berisi ujung-ujung cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori (saraf pembau).Hidung terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau.

Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau. Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara

Bulu hidung di dalam kaviti hidung menapis debu dan mikroorganisma dari udara yang masuk dan lapisan mukus yang memerangkapnya. Bekalan darah yang banyak ke membran mukus membantu mengawal udara yang masuk menjadi hampir sama dengan suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ untuk membau kerana reseptor bau terletak di mukosa bahagian atas hidung. Hidung juga membantu menghasilkan dengungan (fonasi).

4.2 Proses Penciuman

Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.

4.3 Hubungan Indera Pembau dan Indera Pengecap

Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.

4.4 Gangguan pada Hidung

Anosmia
Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau. Penyakit ini disebabkan karena :
Penyumbatan rongga hidung, misalnya tumor, polyp
Reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi virus atau atrophi
Gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris ataupun cortex otak karena benturan kepala ataupun tumor.


D. Lidah (Indera Pengecap)

5.1 Struktur dan Anatomi Lidah

Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.



Gambar 5.1 Struktur dan Anatomi Lidah Manusia

Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan.

a. Papila filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.

b. Papila sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.

c. Papila fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.

d. papila foliata
papila foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah.

5.2 Proses Pengecapan

Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.

Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair) Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.

Banyak sekali jenis makanan dan minuman yang ada di sekitar kita. Rasa makanan dan minuman itu bermacam-macam, ada yang manis, asin, asam, bahkan ada pula yang pahit. Kita dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit menggunakan lidah. Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4 rasa. Berikut merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia penimbul sensasi rasa.

1. Pahit, ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan. Alkaloid ialah zat-zat organik yang aktif dalam kegiatan fisiologis yang terdapat dalam tumbuhan. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin, morfin dan lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat racun.
2. Asin, ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan Ca+
3.Manis, ditimbulkan oleh gugus OH- dalam molekul organik. Gugus ini terdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu.
4. Asam, ditimbulkan oleh ion H+

Kuncup pengecap untuk masing-masing indra tersebut terletak di daerah yang berbeda-beda pada lidah kita. Untuk citarasa manis berada di bagian ujung lidah, juga untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa masam ada di sisi lidah. Sedangkan kuncup pengecap untuk citarasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah kemudian rasa pahit.

PB09

Selasa, 20 Desember 2011

SISTEM ENDOKRIN


SISTEM ENDOKRIN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI
            Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi kedalam”. Sedangkan sistem endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Sistem endokrin disusun oleh beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon-hormon. Hormon merupakan senyawa protein / senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh.
            Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
Kelenjar endokrin termasuk :1. Pulau Langerhans pada Pankreas2. Gonad (ovarium dan testis)3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timusB. Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang2. Menstimulasi urutan perkembangan3. Mengkoordinasi sistem reproduktif4. Memelihara lingkungan internal optimal5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
            Fungsi dari kelenjar endokrin adalah mensekresikan hormon pada sel target, menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon bekerja sama dengan system syaraf untuk mengatur pertumbuhan, dan tingkah keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku. Kedua system tersebut mengaktifkan sel untuk berinteraksi satu dengan yang lain dengan menggunakan messenger kimia. Kelenjar endokrin menggunakan messenger kimia yaitu hormon yang diedarkan oleh system trasnportasi (darah), dan mempengaruhi sel target yang ada diseluruh tubuh.
Kerja system endokrin lebih lambat dibandingkan dengan system syaraf, sebab untuk mecapai sel target hormon harus mengikuti aliran system transportasi. Sel target memiliki receptor sebagai alat khusus untuk mengenali impuls / rangsang. Ikatan antara receptor dengan hormon di dalam atau di luar sel target, menyebabkan terjadinya respons pada sel target. Organ utama dari sistem endokrin adalah: hipotalamus, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, pulau-pulau langerhans, kelenjar adrenal, buah zakar, dan indung telur.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa: beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.
Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah: sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.

B. MACAM-MACAM KELENJAR ENDOKRIN
KELENJAR HIPOFISE

Suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus yaitu : “lobus enterior dan lobus posterior”
1. lobus anterior ( adenohipofise ) = menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain. Contoh hormon antara lain:.
•           hormon somatrotopik = mengendalikan pertumbuhan tubuh
•           hormon tirotropik = mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin
•           hormon ACTH ( adrenokortikotropik ) = menegndalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal
2. lobus posterior ( neurohipofise ), lobus ini mengeluarkan 2 jenis hormon anatar lain:
•           hormon ADH (anti diuretik hormone) = mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos. ADH disebut juga sebagai hormon pituitrin
•           hormon oksitosin = merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid.

KELENJAR TIROID

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak di sebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Letak, di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.
Fungsi kelenjar tiroid adalah:
1. bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. mengatur penggunaan oksidasi
3. mengatur pengeluaran CO2
4. metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Hipofungsi akan menyebabkan penyakit kretinisme dan penyakit miksedema sedangkan, hiperfungsi akan menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon tirotropik.

KELENJAR PARATIROID

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.
fungsi umum kelenjar paratiroid adalh:
a. mengatur metabilisme fosfor
b. mengatur kadar kalsium darah
Hipofungsi akan menyebabkan penyakit tetani sedangkan, hiperfungsi akan menyebabkan kelainan-kelainan seperti: sakit pada tulang, kadar kalsium darah meningkat, dan kelemahan pada oto-otot.

KELENJAR TIMUS

Letaknya di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam torak kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun. Fungsi kelenjar timus adalah:
a. mengaktifkan pertumbuhan badan
b. mengurangi aktivitas kelenjar kelamin

KELENJAR PANKREATIKA

Terdapat pada belakang lambung di depan vetebra limbalis I dan II. Terdiri dari sel-sel alfa dan beta..Sel alfa = menghasilkan hormon glukagon,sel beta = menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon insulin adalah: mengendalikan kadar glukosa dan memperbaiki tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak. NB: kepulauan langerhans.
Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pula-pula langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas: dasar granulasi dan pewarnanya separuh dari sel ini mensekresikan insulin, yang lainya menghasilkan polipeptida dari pankreas. Fungsi: sebagai sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas, serta menghambat sekresi glikogen. 

KELENJAR KELAMIN
Ada 2 kelenjar yaitu: kelenjar testika dan kelenjar ovarika
•           kelenjar testika
Terdapat pada laki-laki terletak pada skortum menghasilkan hormon “ testosteron “.
Fungsi testosteron adalah:
1. menentukan sifat kejantanan
2. menghasilkan sel mani
3. mengontrol pekerjaan seks sekunder laki-laki (kumis, jakun, jenggot, dll)

•           kelenjar ovarika
Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus,menghasilkan hormon progesteron dan estrogen. Fungsinya adalah:memberikan sifat kewanitaan (pinggul yang besar, payudara yang besar, dll
Tabel perbedaan antara kelenjar endokrin dengan kelenjar eksokrin
No
Kelenjar endokrin
Kelenjar eksokrin
1
Mensekresikan hormone
Mensekresikan enzim
2
Disebut kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran
Memiliki saluran tempat yang mengalirkan hasil sekresinya kelokasi tertentu
3
Hormon disekresikan dalam jumlah sedikit
Enzim disekresikan dalam jumlah banyak
4
Hormon disekresikan setiap saat
Disekresikan saat tertentu

Tabel perbedaan antara antara system syaraf dengan system endokrin
No
Sistem syaraf
Sistem endokrin
1
Respons terhadap rangsang cepat
Respons terhadap rangsang lambat
2
Pembawa impuls adalah neuron
Pembawa impuls adalah aliran darah
3
Responsnya langsung terhadap rangsang dari luar
Responnya tidak langsung terhadap rangsang dari dalam


Tabel persamaan antara system syaraf dengan system endokrin
No
Sistem syaraf
Sistem endokrin
1
Membantu mengatur dan memelihara homeostasis
Membantu mengatur dan memelihara homeostasis
2
Mensekresikan messenger kimiawi neurohumor
Mensekresikan messenger kimiawi hormone




C. HORMON DAN FUNGSINYA
Klasifikasi dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin).
Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas. Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut (1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari. (2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. (3) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
Hormon steroid
Hormon steroid dibentuk dari kolesterol yang larut dalam darah. Kerja dari hormone steroid dengan cara masuk kedalam sitoplasma sel target. Ikatan antara hormone dengan receptor sel target kemudia masuk ke dalam nucleus, berikatan dengan benang kromatindan mengaktifkan gen-gen tertentu. Gen (DNA) berisi informasi untuk memproduksi protein. Protein dibentuk ketika gen-gen telah aktif.

Kerja hormon steroid lebih lambat dibandingkan hormon peptida, karena waktu yang di butuhkan untuk memproduksi protein baru sepertinya berlawanan mengaktifkan protein yang sudah ada
Berdasarkan aktifitasnya kelenjar endokrin dibedakan atas:
1.         Kelenjar endokrin yang bekerja sepanjang hayat
Contoh: kelenjar tiroid, paratiroid, kelenjar pulau-pulau langerhans, dan kelenjar timus
2.         Kelenjar endokrin yang bekerja dimulai masa tertentu
Contoh: Kelenjar kelamin (kelenjar gonad)
3.         Kelenjar endokrin yang bekerja sampai masa tertentu
Contoh: kelenjar kelamin perempuan
Tabel nama dan letak kelenjar endokrin dalam tubuh.
No
kelenjar
Nama Lain
Letak
1
hipofisis
Kelenjar pituitary
Dibagian dasar cerebrum, dibawah hipotalamus
2
Tiroid
Kelenjar gondok
Didaerah leher dekat jakun
3
Paratiroid
Kelenjar anak gondok
Dibagian (dorsal) belakang dari kelenjar tiroid
4
Kelenjar pankreas
Kelenjar pulau-pulau langerhans
Dekat lambung
5
Kelenjar gonad
Kelenjar kelamin
Laki-laki : testis
Perempuan: ovarium
6
Kelenjar adrenalin
Kelenjar supra renalis
Di atas ginjal
7
Kelenjar timus
Kelenjar kacangan
Di daerah dada

Hypothalamus
Hipotalamus adalah bagian dari otak besar yang mengatur homeostasis tubuh dengan pengaturan bagian dalam tubuh seperti detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan air dan sekresi dari kelenjar pituitary.
Kelenjar Pituitari (kelenjar hipofisis)
Nama Lain: Master of glands sebab menghasilkan berbagai hormone yang berfungsi mengatur kerja kelenjar endokrin lainnya.
Bentuk dan ukuran: Lonjong sebesar biji kacang kapri
Letak: Dibawah hypothalamus
Kelenjar pituitary terdiri atas dua lobus. Hormon yang dihasilkan lobus posterior di sintesis oleh neuron yang ada di hipotalamus. Sedangkan lobus anterior memproduksi hormone dan mengeluarkannya.

Kelenjar pituitary lobus posterior
Lobus posterior dari kelenjar pituitary berisi ujung akson dari neuron yang memanjang dari hipotalamus. Hormon disimpan di dalam dan dikeluarkan dari ujung akson yang berada di lobus posterior dari kelenjar pituitary. 

Oksitosin
Oksitosin merangsang kontraksi rahim untuk mendorong janin saat persalinan. Oksitosin juga merangsang pengeluaran ASI dari kelenjar susu yang disebabkan kontraksi sel-sel disekitarnya. Setelah kelahiran, isapan bayi pada putting susu merangsang pengeluaran hormone oksitosin dari kelenjar pituitary bagian posterior. 

Antidiuretika Hormon (ADH)
Hormon antidiuretika meningkatkan permeabilitas dari tubulus kontortus distal dan tubulus kolektifus dari nefron ginjal, sehingga volume urin menurun. Sekresi dari hormone ADH mengontrol mekanisme efek timbal balik sebagai berikut:
Konsentrasi darah (kadar air sedikit) à hipotalamus à ADH à reabsorbsi air, menyebabkan darah menjadi lebih encer.
Jika darah terlalu encer, system sirkulasi akan merangsang jantung untuk menghasilkan hormone atrial natriuretic (ANF). Hormon ini menghambat pengeluaranhormon ADH dari kelenjar pituitary bagian posterior sehingga volume urin meningkat.
Alkohol merupakan zat yang memiliki kemampuan menghambat pengeluaran ADH, sehingga ginjal meproduksi urin yang lebih encer (volume rin meningkat)

Kelenjar pituitary lobus anterior
Hipotalamus menghasilkan hormone yang dibawa dalam pembuluh darah menuju bagian anterior dari kelenjar pituitary. Hormon ini digunakan untuk merangsang pituitary untuk menghasilkan hormone-hormon lain.
Kelenjar pituitari menghasilkan lebih dari delapan hormon. Masing-masing hormon dihasilkan sebagai respons terhadap hormon pelepas dari hipotalamus (hormon releasing dari hiotalamus).
Pembuluh darah membawa hormon pelepas dari hipotalamus menuju kelenjar pituitari melalui perantara yang disebut vena porta, sebab vena porta menghubungkan dua ujung kapiler. Satu ujung kapiler terletak di dalam hipotamus, dan ujung lainya terdapat bagian anterior kelenjar pituitari.

Hormon pelepas yang bersifat menghambat (hormone releasing inhibits) dihasilkan oleh hipotalamus, yang berfungsi menghambat pengeluaran hormone pelepas yang memacu (hormone releasing) seperti tersebut di atas.
Contoh:
Kelenjar pituitary merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan (Growth hormone/ GH). Pengeluaran hormone GH di rangsang oleh hormone hormon pelepas pertumbuhan (growth hormone releasing factor/ GHRF) yang dirpduksi oleh hipotalamus. Selain itu terdapat juga hormone yang fungsinya berlawanan dengan GHRF, yaitu hormone pelepas yang sifatnya menghambat (Growth hormone releasing-inhibits factor. GHRiF) yang juga dihasilkan oleh hipotalamus. 
Dari delapan jenis hormone yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary lobus anterior, 3 diantaranya memiliki efek langsung pada tubuh, sedangkan 3 lainnya mengatur kelenjar-kelenjar endokrin lainnya
Hormon lobus anterior dari kelenjar pituitary yang memberikan efek langsung ke tubuh.
Hormon Pertumbuhan (Somatotropik hormone / STH) atau growth hormon
Hormon pertumbuhan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel tubuh. Jika hormone ini diproduksi dalam jumlah sedikit, akan menyebabkan kerdil (dwarfisme), demikian sebaliknya jika produksi hormone ini berlebih akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
Akromegali adalah kelainan genetik dimana hormone pertumbuhan terus diproduksi sepanjang hayat. Kelainan akromegali ditandai pertumbuhan yang tidak seimbang pada tulang jari tangan dan jari kaki, rahang atau tulang hidung. Semestinya pada orang yang normal, hormone ini akan berhenti diproduksi pada usia 18 – 20 tahun.

Prolaktin
Prolaktin diproduksi dalam jumlah besar setelah proses kelahiran. Fungsi hormone prolaktin adalah merangsang perkembangan kelenjar susu dan produksi ASI. Selain itu hormone ini juga mempengaruhi proses metabolism lemak dan karbohidrat.

Melanosite-Stimulasing Hormon (MSH)
Hormon ini menyebabkan warna kulit ikan, amfibi dan reptile berubah-ubah. Pada manusia melanosit stimulasing hormone berfungsi untuk merangsang sintesis pigmen melanin
Hormon lobus anterior kelenjar pituitary yang mengatur kerja kelenjar endokrin lain.
Kelenjar pituitary juga mengontrol kelenjar endokrin lain oleh sebab itu disebut dengan istilah “master of gland ”. Tiga jenis hormone yang dihasilkan kelenjar pituitary adalah:
1.         Thyroid Stimulating Hormone (TSH) --> Kelenjar thyroid --> hormon thyroxin
2.         Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) --> Kelenjar adrenal cortex --> hormon cortisol
3.         Gonadotropic Hormones (FSH and LH) --> kelenjar ovaries and testes --> Hormon kelamin , mengontrol produksi sel kelamin.

Tiroid Stimulating hormone (TSH)
Fungsi mengendalikan sekresi hormon tiroksin oleh kelenjar gondok. Pengeluaran hormone ini dipacu oleh hormone pelepas (thyrotropic releasing factor). Jika kadar TSH tinggi menandakan tubuh kekurangan hormon tiroksin. Sekresi hormone tiroksi berkurang biasanya disebabkan rendahnya kadar unsur yodium dalam darah. Hal ini akan menyebabkan penyakit gondok (goiter)

Adenocorticotropic hormone (ACTH)
Fungsi merangsang bagian korteks kelenjar adrenal untuk mensekresikan hormone glukokortikoid. Pengeluaran hormone ini dipacu oleh hormon pelepas (corticotrophin releasing factor) yang dihasilkan oleh hipofisis.

Gonadotropic hormone ( FSH dan LH)
FSH (Folikel Stimulating Hormon)
Fungsi:
Pada perempuan
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel dalam ovarium sehingga menjadi folikel de graaf
Pada laki-laki
Mengatur perkembangan testis dan merangsang spermatogenesis

Luteining Hormon
Fungsi:
Pada perempuan:
Mempengaruhi terjadinya ovulasi
Membentuk korpus luteum dari sisa folikel
Merangsang korpus luteum untuk mensekresikan hormon progesteron
Pada laki-laki
Merangsang sel-sel interstitial (sel-sel leydig) dalam testis untuk mensekresikan hormone testosterone. Hormon LH pada laki-laki biasanya disebut juga ICSH (interstitial stimulating hormone)
Penghambat Umpan Balik negatif
Sekresi hormone oleh kelenjar dikontrol oleh hipotalamus. Pengaturan pengeluaran hormon melalui mekanisme negative umpan balik. Ketika jumlah hormone meningkat, maka hormone tersebut akan menghambat hipotalamus dan pituitary lobus anterior akibatnya produksi hormone menjadi menurun.

Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin (disebut T4 karena didalam hormone ini berikatan 4 molekul yodium), dan triiodothyronin (disebut juga T3 karena di dalam hormone berisi 3 molekul iodine).
Antara T4 dan T3 memiliki kesamaan efek pada sel target. Dalam sebagian besat jaringan target, T4 dapat dikonversi menjadi T3. T4 dan T3 mempengaruhi kecepatan metabolism, pertumbuhan, dan perkembangan. Produksi hormone tiroksin diatur melalui mekanisme negative umpan balik dimana hormone tersebut menghambat hipotalamus untuk merangsang kelenjar tiroid

Hipotyroidisme terjadi bila kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin dalam jumlah sedikit. Pada orang dewasa dampak yang ditimbulkan adalah letargi mental, dan penambahan berat badan. Pada anak-anak menyebabkan kretinisme dengan karakteristik kerdil (dwarfisme) retardasi mental, dan kurang matang seksual.
Hipertyroidisme terjadi bila konsentrasi hormone T3 dan T4 meningkat. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan penurunan berat badan.
Unsur yodium dibutuhkan untuk menyusun hormone tiroksin. Defisiensi dari unsure yodium mencegah pembentuk hormone tiroksin oleh kelenjar tiroid. Keadaan tersebut mengakibatkan berlebihnya tirois stimulating hormone yang diproduksi oleh kelenjar pituitary lobus anterior. bagian anterior. Kekurangan unsure yodium dalam jangka waktu lama berakibat penyakit gondok (goiter) yang ditandai dengan semakin membesarnya kelenjar gondok.
Kalsitonin
kelenjar tiroid juga menghasilkan hormone kalsitonin yang merangsang penyimpanan kalsium dalam tulang. Kerja hormone ini berlawanan dengan hormone yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, perhatikan diagram dibawah ini!
Produksi hormone kalsitonin tidak diatur oleh kelenjar pituitary lobus anterior. Sekresi hormone ini dirangsang oleh tingginya kadar kalsium dalam darah 

Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah terletak dipermukaan posterior dari kelenjar tiroid. Kelenjar ini mensekresikan hormone paratiroid (PTH) yang meningkatkan kadar ion Ca dalam darah. Jaringan tulang merupakan tempat timbunan ion kalsium. Hormon paratiroid merangsang pengeluaran ion calcium dari tulang untuk meningkatkan kadar calcium darah.
Hormon paratiroid juga meningkatkan reabsorbsi ion kalsium di ginjal sehingga kadar ion kalsium dalam urine menurun. Hormon paratiroid ini juga mengaktifkan vitamin D yang meningkatkan reabsorbsi ion kalsium dari bahan makanan dalam saluran pencernaan.
Sekresi dan pengaturan kadar ion kalsium dalam darah tidak dibawah kendali hipotalamus atau kelenjar pituitary)

Adrenal Cortex
Lapisan terluar dari kelenjar adrenalin disebut korteks adrenal. Bagian ini menghasilkan tiga jenis hormone steroid yaitu Glukokortikoid, mineralokortikoid, dan sejumlah kecil hormone kelamin. Glukokortikoid yang utama adalah kortisol, sedangkan mineralokortikoid yang utama adalah aldosteron.
Cortisol (A Glucocorticoid)
Hormon glukokortikoid dihasilkan berupa tanggapan dalam keadaan stress. Hormon kortisol dalam Glucocorticoids are produced in response to stress. Hormon kortisol menimbulkan peningkatan kadar gula dalam darah dengan cara merangsang hati untuk menghasilkan gula dari sumber non karbohidrat seperti protein dan lemak dan melepas glukosa ke dalam darah.
Control umpan balik negative digambarkan pada diagram berikut:


Aldosterone (A Mineralocorticoid)
Pengeluaran hormone aldosteron tidak dibawah kendali kelenjar pituitary lobus anterior. Kerja hormone aldosteron terutama untuk meningkatkan proses absorbs ion Natrium dan ion kalium. Meningkatnya kadar ion natrium kontribusinya adalah adanya penyimpanan air sehingga volume darah meningkat. Ketiadaan hormon aldosteron menyebabkan ion natrium diekskresikan sehingga kadar ion natrium rendah akibatnya volume darah menjadi berkurang dan tekanan darah menjadi rendah.
Meningkatnya volume darah dalam system peredaran merangsang jantung untuk menghasilkan hormon atrial natriuretik faktor. Eks adrenal dan hormone ADH oleh kelenjar pituitary lobus posterior yang menyebabkan ginjal mengeluarkan air dalam jumlah banyak. Hilangnya air dan ion natrium memberikan kontribusi pada menurunnya volume darah.


Kelenjar adrenal bagian medula
Kelenjar adrenal bagian medulla disusun dari modifikasi sel-sel neuron yang mengeluarkan epinephrine dan norepinephrin (adrenalin dan noradrenalin) pada kondisi stress.
Hormon-hormon ini akan dikeluarkan dalam menanggapi stress dan marangsang tanggapan memacu atau melemahkan pada syaraf simpatik. Akibatnya detak jantung meningkat, aliran darah lebih cepat, dan saluran udara pernapasan melebar untuk memudahkan masuknya oksigen ke paru-paru. Penambahan sejumlah glukosa dalam darah meningkatkan pemakaian lebih banyak energy yang tersedia.
Pengeluarann hormon ini diatur oleh bagian tengah otak (termasuk hipotalamus) melalui syaraf simpatik, bukan oleh hormone dari kelenjar pituitary.
Kelenjar kelamin (gonad)
Luteinizing hormone (LH) dan Folikel stimulating hormone (FSH) dari kelenjar pituitary lobus anterior, merangsang kelenjar kelamin /gonad (ovarium dan testes).
LH merangsang testis untuk memproduksi beberapa bentuk dari hormone steroid androgen. Salah satu hormone androgen adalah testosterone merupakan hormone seksual utama pada laki-laki. stimulates
LH merangsang ovarium untuk memproduksi hormone estrogen dan hormone progesterone, hormone kelamin perempuan. Hormon kelamin bertanggung jawab terhadap perkembangan cirri kelamin sekunder, melalui perkembangan pubertas. Beberapa contoh cirri kelamin sekunder pada laki-laki seperti suara menjadi lebih berat, (penonjolan laring/ jakun lebih menonjol) tumbuh rambut pada bagian wajah, dan perkembangan otot. Beberapa perkembangan kelamin sekunder pada perempuan tumbuh dan berkembangnya payudara, dan pinggul menjadi lebih lebar.
Tanda kelamin sekunder lainnya pada laki-laki maupun perempuan ditunjukkan dengan meningkatnya produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak, dan pertumbuhan rambut di daerah pubis dan ketiak.
FSH mengatur produksi gamet (sel telur dan sperma)


Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar pencernaan yang mensekresikan enzim pencernaan ke dalam duodenum melalui saluran pancreas.
Kelenjar pulau-pulau langerhans adalah kelompok cel di dalam pancreas yang mensekresikan hormone insulin dan hormone glucagon. Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan kelenjar endokrin sebab tidak memiliki saluran, dan hormone dibawa melalui system peredaran darah menuju sel target.
Insulin
Insulin mendorong pengeluaran glukosa dalam darah untuk disimpan sebagai glikogen (otot, hati), lemak (sel lemak) dan protein. Hormon insulin mendorong pembentuk protein dan lemak dan menghambat pemakaiannya sebagai sumber energy..
Glukagon
Hormon glucagon dihasilkan oleh kelenjar pulau-pulau langerhans pada bagian yang berbeda dengan tempat pembentukkan hormone insulin. Pengaruh hormone glucagon berlawanan dengan homon insulin, yaitu meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Secara normal sekresi kedua hormone tersebut berfungsi untuk mengatur kadar gluosa dalam darah.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus adalah thymosins em kekebalan dengan cara merangsang bentuk-bentuk lain dari sel yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh lainnya.

D. KELAINAN DAN GANGGUAN PADA SISTEM ENDOKRIN

Ada banyak penyakit sistem endokrin yang diakibatkan oleh gangguan pada sistem yang komplek ini. Di antara penyakit-penyakit yang sudah polpuler antara lain:
• Gangguan pertumbuhan
 Seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
• Hyperprolactinemia
 Sekresi prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan produksi/keluarnya air susu ibu (galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi (amemorrhea).
• Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme)
Akibat kekurangan sekresi Hormon Peluteinan (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini biasanya sering dialami pria, yakni berupa kegagalan menghasilkan jumlah sperma yang normal.
• Penyakit tiroid
Hormon tiroid yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut hyperthyroidisme. Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan metabolik yang naik. Kondisi ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi yang tidak normal. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid kurang disekresi dari kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan melambatkan proses-proses dalam tubuh dan mungkin mengakibatkan kepenatan, denyut jantung lemah, kulit menjadi kering, berat badan meningkat, dan sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan telatnya masa balig.
• Penyakit kencing manis
Penyakit sistem endokrin yang sering kita dijumpai. Penyakit kecing manis ada dua. Jenis pertama terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang mencukupi. Sementara, jenis kedua terjadi akibat badan tidak mampu merespon insulin dengan normal. Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal ginjal, neuropathy dan kerusakan saraf, kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung, serta stroke.
• Osteoporosis
Terjadi baik pada wanita maupun laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi semakin lemah dan kelihatan seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya, termasuk kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus wanita, atau kekurangan hormon tetosteron pada laki-laki seiring bertambhnya usia.
• Sindrom Ovari Polisistik
PholycysticOvary Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang menyerang lebih kurang 5% jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon seks lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan menstruasi atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh berlebihan. Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang pada wanita.
• Menopause
Yakni masa perubahan badan di mana level estrogen, testosteron, dan progesteron semakin berkurang dan akhirnya sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen menyebabkan badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina kering, urin terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka panjang yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan, perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit Alzhiemer, dsb.
• Diabetes insipidus
Penyakit diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis. Masalah ini timbul akibat rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari posterior. Penderita yang mengidap diabetes insipidus ini selalu merasa dahaga dan sering kencing.
• Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison.
Yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
• Sindrom Cushing
Yakni keadaan akibat hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid dari korteks adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan psikologis.

Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Penyebab
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis Hashimoto.
Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang.
Gejala
            Kekurangan hormon tiroid menyebabkan melambatnya fungsi tubuh.
Gejalanya ringan dan timbul secara bertahap, bisa disalahartikan sebagai depresi.

           Ekspresi wajah menjadi tumpul, suara menjadi serak dan berbicara menjadi lambat, kelopak mata menutup dan mata serta wajah menjadi bengkak.
Banyak penderita yang mengalami penambahan berat badan, sembelit dan tidak tahan terhadap cuaca dingin. Banyak penderita yang mengalami sindroma terowongan karpal. Denyut nadi bisa melambat, telapak tangan dan telapak kaki tampak agak oranye (karotenemia) dan alis mata bagian samping mulai rontok.
Beberapa penderita, terutama yang berusia lanjut, menjadi pelupa, bingung dan pikun.





DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/04/sistem-endokrin.html
http://informasi-kesehatan40.blogspot.com/2007/09/sistem-endokrin-definisi-sistem.html
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/03/25/2316/13/Gangguan-Kelebihan-dan-Kekurangan-Hormon
http://www.facebook.com/note.php?note_id=208957049119

PB09