KESELAMATAN KERJA
1. Simbol - Simbol Zat yang Berbahaya
• Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Gambar: Simbol Bahan Kimia Peledak
Sumber : www. hse. gov. uk
Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
Bahan-bahan kimia yang peka terhadap suhu dan tekanan yang tinggi, dan atau goncangan yang mendadak misalnya terbentur atau terjatuh. Contoh : TNT, Nitrogliserin.
• Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Gambar : Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan-bahan kimia yang dapat dengan mudah menyala/terbakar seperti : satu, Zat padat mudah terbakar, Contoh : belerang, pospor, kapas dan debu organik lainnya.yang kedua, Zat cair mudah terbakar, Contoh : eter, alkohol, aseton, ester, karbon disulfida. dan yang ketiga, Gas mudah terbakar, Contoh gas alam, hidrogen, asetilen, etilen oksida
• Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Gambar : Bahan Kimia Korosif
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan (visible destruction) / kerusakan yang permanen pada jaringan hidup atau bahan kimia yang dapat memakan (eating away) bahan-bahan tertentutermasuk jaringan tubuh manusia. Contoh : asam klorida, NaOH
Contoh bahan korosif: Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Chlorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol, Perklorat, Amonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol, Karbondioksida padat, Asam Formiat, Hidrogen peroksida, Fosfor merah dan kuning, Logam kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat, dan Logam Natrium.
• Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Gambar : Simbol Bahan Kimia Beracun
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil dapat menimbulkan keracunan pada manusia atau makhluk hidup lainnya.
a. Logam, contoh : Pb, Hg, As
b. Bahan pelarut, contoh : etanol, chloroform, benzene
c. Gas beracun, contoh : CO, HCN, H2S
d. Karsinogen, contoh : benzen, asbes
e. Pestisida, contoh : organoklorin, organophosphat
• Bahan Kimia Oksidator(Oxidizing)
Gambar : Simbol Bahan Kimia Oksidator
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan kimia oksidator yaitu bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan atau menunjang terjadinya suatu kebakaran. Contoh : hidrogen peroksida, bensil peroksida.
• Bahan kimia iritan(Irritant)
Gambar : Simbol Bahan Kimia Iritan
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan yang karena reaksi kimia dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan / sensitisasi bila kontak dengan permukaan tubuh yang lembab seperti, kulit, mata, dan pernapasan. Bahan iritan pada umumnya adalah bahan korosif.
• Harmful (Berbahaya).
Gambar : Simbol Bahan Kimia Berbahaya
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.
• Bahan Radioaktif
Gambar : Simbol Bahan Kimia Radioaktif
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram.Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.Penyimpanan bahan radioaktif
Uranium dan thorium disimpan dalam almari terkunci diberi tanda dan catatan peringatan. Tertutup rapat dan disegel, agar tidak terjadinya dispersi. Bahan radioaktif dengan aktivitas radiasi tinggi disimpan di luar gedung, dilengkapi dengan lapisan pelindung yang memadai dan terhindar dari api.
• Very toxic(sangat beracun)
Gambar : Simbol Bahan Kimia Sangat Beracun
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah ,jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
1) LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
2) LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
3) LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
4) LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L
5) Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin
• Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Gambar : Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas).
• Bahan berbahaya bagi lingkungan
Gambar : Simbol Bahan Berbahaya Bagi Lingkungan
Sumber : www. hse. gov. uk
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.
• Alat dan Bahan-bahan yang Berbahaya
Penggolongan Bahan Kimia
Berdasarkan sifatnya, bahan-bahan/zat kimia digolongkan menjadi:
a. Bahan mudah terbakar (Flammable)
b. Bahan pengoksidasi (Oxidation)
c. Bahan mudah meledak (Explosive)
d. Bahan korosif (Corrosive)
e. Bahan beracun (Toxic)
f. Bahan yang dapat mengiritasi (Irritant)
g. Bahan radio aktif
a. Bahan mudah Terbakar (Flammable)
Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, bahan padat dalam bentuk tepung yang mudah atau dapat terbakar) apabila tercampur atau terdispersi dengan udara.
• Sifat Bahan Kimia Mudah Terbakar
a) Mudah menguap (volatile)
b) Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal
c) Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan dibandingkan cairannya
d) Kecepatan penguapan bervariasi antara suatu cairan dengan cairan lainnya dan sebanding dengan naiknya suhu
e) Uap cairan mudah terbakar, tidak dapat di lihat, sehingga sulit dideteksi, kecuali menggunakan indikator gas yang mudah terbakar
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani bahan kimia yang mudah terbakar
a) Jangan menyimpan bahan yang mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau korosif
b) Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan dari sumber perapian, jangan diisi sampai penuh, sediakan seperdelapan untuk Tidak boleh dipanaskan secara langsung atau disimpan dalam permukaan panas. Gunakan penangas uap atau penangas air
c) Simpan bahan dalam tempat yang berventilasi baik
d) Sediakan alat pemadam kebakaran
e) Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci udara
f) Kontrol semua bahan secara periodik
• Contoh-contoh Bahan Kimia yang Mudah Terbakar
a) Pelarut dan pereaksi organik
b) Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen, Karbon disulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Petroleum Eter, Isopropil alkohol, Toluen, dan Xylen.
c) Bahan Anorganik
d) Logam Alumunium, Magnesium, Zinkum, Pospor kuning, Logam K,dan Na
e) Gas
f) Asetilen, Metana, Hidrogen, Karbonmonoksida, dan Butana
• Bahan Pengoksidasi
• Bahan Pengoksidasi Anorganik
a) Menimbulkan bahaya api dan kebakaran sebanding dengan kenaikan suhu.
b) Bereaksi dashyat jika tercampur atau terkontaminasi dengan bahan mudah terbakar ( kayu, kertas, serbuk logam, dan belerang )
c) Harus disimpan pada almari yan tidak mudah terbakar (besi dan Tembok)
d) Simpan dalam jumlah minimum
e) Bahan Pengoksidasi Organik
f) Menimbulkan ledakan dahsyat terutama peroksida
g) Pada laboratorium SMP dan SMA, sebaiknya tidak usah disediakan bahan seperti : Klorat, Perklorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin, Klorin, Fluorin, Iodin. Bahan-bahan tersebut mudah bereaksi dengan oksigen (dalam kondisi tertentu )
• Bahan Mudah Meledak
Hal hal yang dapat mengakibatkan ledakan pada bahan mudah meledak:
a) Ada Pelarut mudah terbakar, Cairan mudah menguap, dan mudah terbakar, dimana jika bercampur dengan udara dengan proporsi yang besar dapat menimbulkan ledakan.
b) Botol yang tidak terisi penuh lebih mudah meledak dan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan diisi penuh, karena pada botol yang tidak terisi penuh dapat terjadi percampuran dengan uap dan udara yang ada di dalam botol.
c) Ada udara cair, Ada debu, Ada gas-gas, dan Ada peroksida.
• Bahan Korosif (Corrosive)
a) Merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena bahan korosif.
b) Bahan-bahan korosif umumnya berupa cairan yan tidak dapat terbakar, tapi menimbulkan panas dan nyala jika terkena udara dan uap air atau bersentuhan dengan bahan mudah terbakar
c) Contoh bahan korosif : Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Chlorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol, Perklorat, Amonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol, Karbondioksida padat, Asam Formiat, Hidrogen peroksida, Fosfor merah dan kuning, Logam kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat, dan Logam Natrium.
• Pengamanan Bahan Korosif
a) Simpan di tempat yang sesuai dan kontrol secara teratur.
b) Ikuti aturan penyimpanan, pemberian label, pemakaian, dan pembuangannya.
c) Simpan dalam jumlah minimum.
d) Gunakan pelindung.
e) Hindari jangan sampai tertumpah.
f) Jika bersentuhan dengan kulit, cuci dengan air sebanyak-banyaknya dan diakhiri dengan menggunakan sabun.
• Bahan Beracun (Toxic)
Berdasarkan tempat masuknya bahan beracun ke dalam tubuh, dikelompokkan menjadi :
1. Pencernaan (mulut); Menghindari masuknya racun melalui mulut antara lain:
a) Hindarkan makan, minum, atau merokok saat bekerja
b) Cuci tangan dan keringkan sebelum meninggalkan lab
c) Jangan menggunakan pipet hisap
2. Absorpsi kulit; Menghindari racun masuk kulit antara lain:
a) Cegah kontak dengan kulit
b) Gunakan sarung tangan
c) Segera cuci tangan dengan air dan sabun
3. Pernafasan
Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan kesulitan bernafas (asfiksi) dan iritasi yang melukai jaringan saluran pernapasan dan paru-paru.
Bahan yang Termasuk Bahan Beracun
Bahan yang termasuk dalam golongan bahan beracun antara lain; Anilin, Benzen, Bromin, Chlorin, Fluorin, Formaldehid, Asam Formiat, Hidrogen Chlorida, Antimon, Arsen, Barium, Berilium, Boron, Hidrogen Sianida, Hidrogen Peroksida, Iodium, Asam Nitarat, Nitro Benzen, Phenol, Sulfur Dioksida, serta Logam-logam Kromiun, Merkuri, dan Timah
Pengamanan Terhadap Bahan Beracun
a) Gunakan masker hidung sewaktu mengambil/ menggunakan bahan atau lakukan ditempat yang berventilasi baik.
b) Jika tidak digunakan, botol harus ditutup.
c) Gunakan sarung tangan dan jas lab.
d) Botol diberi label dan disimpan dalam almari terkunci.
e) Cuci tangan sampai bersih sebelum meninggalkan lab.
f) Tidak boleh membaui bahan secara langsung dan tidak boleh makan di lab.
g) Taburkan pasir dan tanah jika bahan tumpah ke lantai agar terserap, kemudian uapkan tanah atau pasir di dalam oven.
• Bahan Radioaktif
Bahaya radiasi
Dampak radiasi tergantung lamanya waktu radiasi dan intensitas dosis yang digunakan. Radiasi dapat merusak sel hidup. Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan kebakaran dan kematian. Dampak radiasi bersifat permanen.
Penyimpanan bahan radioaktif
a) Uranium dan thorium disimpan dalam almari terkunci diberi tanda dan catatan peringatan. Tertutup rapat dan disegel, agar tidak terjadinya dispersi.
b) Bahan radioaktif dengan aktivitas radiasi tinggi disimpan di luar gedung, dilengkapi dengan lapisan pelindung yang memadai dan terhindar dari api.
Ukuran Perlindungan Bahan Radioaktif
a) Botol bahan radioaktif harus dilabel dan disimpan dalam almari terkunci yang diberi tanda radiasi
b) Jika mungkin, sewaktu bekerja terpisah dari bahan radioaktif. Dinding dan pembatas harus ber permu-kaan halus. Pembatas sebaiknya terbuat dari stainlees steel.
c) Gunakan selalu jas lab dan gunakan lap untuk menmbersihkan bahan sisa.
d) Jaga agar bahan radioaktif tidak menyentuh kulit.
e) Jangan berbicara, makan, atau merokok di daerah yang terkontaminasi
f) Gunakan alat-alat gelas dalam keadaan kering dan simpanlah secara terpisah
g) Cucilah tangan dan bagian lain dari tubuh kita yang terkontaminasi bahan radioaktif dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih
h) Semua bahan radioaktif harus dibuang setelah selesai praktikum
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1. Sumber Terjadinya Kecelakaan.
Sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratorium :
a) Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium.
b) Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
c) Kurang atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
d) Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
e) Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
f) Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
g) Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
2. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium
a. Luka bakar
b. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
c. Cedera pada mata, seperti :
1) kelilipan (benda kecil masuk mata)
2) luka di mata
3) luka kelopak mata
4) tersiram bahan kimia
d. Keracunan
Perlengkapan Keselamatan Kerja
Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
a) Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
b) Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.
Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah :
a) Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
b) Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain.
c) Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
d) Respirator dan lemari uap.
e) Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
f) Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara.
• Pokok-pokok Tindakan PPPK
Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan oleh dokter. Tindakan yang diambil dalam PPPK tidak dimaksudkan untuk memberikan pertolongan sampai selesai.
Hal-hal yang belum dapat diselesaikan harus diserahkan kepada dokter. Namun demikian usaha yang dilakukan dalam PPPK harus semaksimal mungkin dan ditujukan untuk :
a) Menyelamatkan jiwa korban.
b) Meringankan penderitaan korban serta mencegah terjadinya cedera yang lebih parah.
c) Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih pasti dapat diberikan.
Kecelakaan biasanya datang ketika kita tidak siap menghadapinya. Kekagetan yang ditimbulkan oleh peristiwa mendadak itu dan rasa takut melihat akibatnya membuat orang cepat panik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tindakan PPPK, yaitu :
a) Jangan panik tidak berarti boleh lamban. Bertindaklah cekatan tetapi tetap tenang.
b) Perhatikan pernafasan korban. Jika terhenti segera kerjakanlah pernafasan buatan dari mulut ke mulut.
c) Hentikan pendarahan.
d) Perhatikan tanda-tanda shock.
Jangan memindahkan korban terburu-buru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar