Rabu, 17 Oktober 2012

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP


CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP


Makhluk hidup memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan benda tak hidup. Untuk mengetahui lebih jelas apa yang dimaksud dengan makhluk hidup, marilah kita membahas satu per satu kegiatan yang dilakukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan. Walaupun kegiatan yang dilakukan oleh manusia, hewan, maupun tumbuhan tidak sama, namun gejala yang ditunjukkan sama. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh makhluk hidup, antara lain adalah:
1. Bernafas

Setiap saat makhluk hidup selalu bernapas. Bernapas adalah proses pengambilan oksigen dari udara bebas serta melepaskan karbon dioksida dan uap air. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat makanan yang disebut proses oksidasi biologis. Proses oksidasi menghasilkan energi yang digunakan untuk berbagai aktivitas. Sedangkan sisa oksidasi berupa karbondioksida dan uap air dikeluarkan bersama udara yang dihembuskan ketika bernapas. Makhluk hidup bernapas menggunakan alat-alat pernapasan.

2. Memerlukan Makanan
Ciri makhluk hidup yang kedua adalah  memerlukan makanan atau nutrisi. Pada saat kamu merasa lapar, kamu akan berusaha mengatasi rasa lapar itu dengan makan. Kalau kamu memiliki hewan peliharaan seperti burung, ayam, dan anjing, kamu tentu memberi makan hewan itu setiap hari. Sebaliknya hewan liar berusaha memenuhi sendiri kebutuhan makannya. Hal ini membuktikan bahwa hewan memerlukan makanan. Tumbuhan berhijau daun mempunyai klorofil yang dapat digunakan untuk membuat makanan sendiri dengan fotosintesis. Fotosintesis memerlukan bahan-bahan berupa karbon dioksida, air, dan cahaya matahari. Dalam proses fotosintesis dihasilkan oksigen dan karbohidrat.

3. Melakukan adaptasi

Adaptasi adalah penyesuaian diri yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan. Contoh jari-jari kaki itik berselaput sebagai hasil adaptasi dengan lingkungannya di air, bunglon merubah warna tubuhnya sesuai dengan lingkungan.

4. Menanggapi rangsang

Makhluk hidup memiliki kemampuan untuk dapat menanggapi rangsang. Rangsangan dapat berupa rangsangan cahaya, suhu, air, sentuhan, suara, bau, atau makanan. Rangsangan tersebut merupakan rangsangan dari luar tubuh dan dari dalam tubuh, misalnya ingin buang air karena kantong kemih penuh urin, atau rasa lapar karena sudah saatnya makan. contoh pada tumbuhan yaitu menutupnya daun putri malu saat disentuh.

5. Bergerak

Setiap makhluk hidup dapat melakukan gerakan. Gerakan pada hewan bersifat aktif dan dapat dilihat secara langsung sedangkan gerakan pada tumbuhan bersifat pasif dan gerakannya tidak dapat dilihat secara langsung.

6. Tumbuh dan Berkembang biak
tumbuh

berkembang biak

Makhluk hidup akan tumbuh dari kecil menjadi besar. Proses itu disebut dengan tumbuh. Setelah menjadi dewasa makhluk hidup akan menghasilkan keturunan baru dengan tumbuh makhluk hidup dapat berkembang dari usia muda menjadi usia dewasa. Dengan berkembang biak makhluk hidup dapat meneruskan kelestarian jenisnya.

7. Mengeluarkan zat sisa

Pengeluaran zat sisa pada makhluk hidup berguna untuk mengeluarkan zat-zat sisa yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Bila zat tersebut tidak dikeluarkan, maka justru akan meracuni tubuh makhluk hidup.



Pertanyaan LDS
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memahami literatur dan diskusikan bersama teman sekelompokmu!
1. Jika seekor belalang dimasukkan kedalam plastik kecil yang ditutup rapat, maka beberapa menit kemudian belalang tersebut mati. Apa yang terjadi pada belalang tersebut sehingga menjadi mati?
2. Ban sepeda harus dipompa terlebih dahulu agar dapat digunakan. Apakah hal itu tergolong proses makan?
3. Pinguin hidup di daerah kutub yang dingin. Bagaimana cara pinguin beradaptasi agar dapat bertahan hidup?
4. Sebutkanlah contoh dari peristiwa peka terhadap rangsangan!
5. Apa perbedaan gerak pada hewan dengan gerak pada tumbuhan?
6. Sebutkanlah contoh hewan yang berkembang biak dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar!
7. Apa yang terjadi apabila makhluk hidup tidak mengeluarkan zat sisa dari dalam tubuhnya?



1. Dari kejadian tersebut, dapat diketahui bahwa penyebab utama belalang tersebut mati adalah karena kekurangan oksigen sehingga belalang tidak dapat bernafas. Karena proses pernafasan sangat diperlukan oleh tubuh makhluk hidup untuk proses oksidasi biologis sehingga dihasilkan energi, dan jika proses ini tidak terjadi, maka makhluk hidup tersebut akan mati lemas.
2. Ban sepeda yang dipompa bukan merupakan proses makan, karena dalam proses makan maka akan dihasilkan energi agar dapat bergerak dan melakukan aktivitasnya. Sedangkan pada ban sepeda, meskipun diberi udara dengan cara dipompa, ban sepeda tersebut tidak mampu bergerak sendiri. Oleh karena itu, proses memompa sepeda bukan merupakan proses makan, melainkan hanya proses pengsian volume dari ban sepeda itu sendiri.
3. Pinguin dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang dingin. Ciri adaptasi yang dimiliki oleh tubuh pinguin adalah memiliki lapisan lemak yang cukup tebal sehingga tubuhnya dapat mengurangi dinginnya udara yang dirasakan oleh tubuhnya, selain itu, pinguin juga memiliki bulu sebagai mantel tebal ditubuhnya. Semua ciri tersebut dapat menjadikan inguin dapat bertahan hidup di daerah kutub yang dingin.
4. Contoh peristiwa pekanya makhluk hidup terhadap rangsangan antara lain :
a. Bergeraknya sulur mentimun mengikuti atau melilit tiang penyangga yang ada disekitar tumbuhan
b. Bergeraknya tunas batang bunga matahari kearah datangnya sinar matahari
c. Keluarnya air liur yang diproduksi kelenjer air liur manusia pada saat melihat makanan yang enak
5. Gerak pada hewan dapat dilihat langsung sehingga dinamakan dengan gerak aktif, sedangkan gerak pada tumbuhan tidak dapat dilihat langsung karena terjadi sangat lambat sehingga disebut juga dengan gerak pasif
6. Ovipar : Ayam, Bebek, Burung merpati
Vivipar : Kucing, Beruang,  Harimau
Ovovivipar : Ular, Kadal
7. Jika makhluk hidup tidak mengeluarkan zat sisa dari dalam tubuhnya maka makhluk hidup tersebut akan mati karena zat sisa tersebut mengandung racun yang membahayakan tubuh.



KESELAMATAN KERJA


KESELAMATAN KERJA

1. Simbol - Simbol Zat yang Berbahaya
Bahan Kimia Peledak (Explosive)
   
Gambar: Simbol  Bahan Kimia Peledak
Sumber : www. hse. gov. uk
     
  Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan.  Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
Bahan-bahan kimia yang peka terhadap suhu dan tekanan yang tinggi, dan atau goncangan yang mendadak misalnya terbentur atau terjatuh. Contoh : TNT, Nitrogliserin.

Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

Gambar : Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan-bahan kimia yang dapat dengan mudah menyala/terbakar seperti : satu, Zat padat mudah terbakar, Contoh : belerang, pospor, kapas dan debu organik lainnya.yang kedua, Zat cair mudah terbakar, Contoh : eter, alkohol, aseton, ester, karbon disulfida. dan yang ketiga, Gas mudah terbakar, Contoh gas alam, hidrogen, asetilen, etilen oksida

Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Gambar : Bahan Kimia Korosif
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan (visible destruction) / kerusakan yang permanen pada jaringan hidup atau bahan kimia yang dapat memakan (eating away) bahan-bahan tertentutermasuk jaringan tubuh manusia. Contoh : asam klorida, NaOH
Contoh bahan korosif: Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Chlorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol, Perklorat, Amonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol, Karbondioksida padat, Asam Formiat, Hidrogen peroksida, Fosfor merah dan kuning, Logam kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat, dan Logam Natrium.

Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Gambar : Simbol Bahan Kimia Beracun
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil dapat menimbulkan keracunan pada manusia atau makhluk hidup lainnya.
a. Logam, contoh : Pb, Hg, As
b. Bahan pelarut, contoh : etanol, chloroform, benzene
c. Gas beracun, contoh : CO, HCN, H2S
d. Karsinogen, contoh : benzen, asbes
e. Pestisida, contoh : organoklorin, organophosphat


Bahan Kimia Oksidator(Oxidizing)

Gambar : Simbol Bahan Kimia Oksidator
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan kimia oksidator yaitu bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan atau menunjang terjadinya suatu kebakaran. Contoh : hidrogen peroksida, bensil peroksida.

Bahan kimia iritan(Irritant)

Gambar : Simbol Bahan Kimia Iritan
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan yang karena reaksi kimia dapat menimbulkan kerusakan atau peradangan / sensitisasi bila kontak dengan permukaan tubuh yang lembab seperti, kulit, mata, dan pernapasan. Bahan iritan pada umumnya adalah bahan korosif.

Harmful (Berbahaya).

Gambar : Simbol Bahan Kimia Berbahaya
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan.

Bahan Radioaktif

Gambar : Simbol Bahan Kimia Radioaktif
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram.Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.Penyimpanan bahan radioaktif
Uranium dan thorium disimpan dalam almari terkunci diberi tanda dan catatan peringatan. Tertutup rapat dan disegel, agar tidak terjadinya dispersi. Bahan radioaktif dengan aktivitas radiasi tinggi disimpan di luar gedung, dilengkapi dengan lapisan pelindung yang memadai dan terhindar dari api.

Very toxic(sangat beracun)

Gambar : Simbol Bahan Kimia Sangat Beracun
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah ,jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
 Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
1) LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
2) LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
3) LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
4) LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L
5) Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)

Gambar : Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas).

Bahan berbahaya bagi lingkungan

Gambar : Simbol Bahan Berbahaya Bagi Lingkungan
Sumber : www. hse. gov. uk

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.
Alat dan Bahan-bahan yang Berbahaya
Penggolongan Bahan Kimia
Berdasarkan sifatnya, bahan-bahan/zat kimia digolongkan menjadi:
a. Bahan mudah terbakar (Flammable)
b. Bahan pengoksidasi (Oxidation)
c. Bahan mudah meledak (Explosive)
d. Bahan korosif (Corrosive)
e. Bahan beracun (Toxic)
f. Bahan yang dapat mengiritasi (Irritant)
g. Bahan radio aktif
a. Bahan mudah Terbakar (Flammable)
Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, bahan padat  dalam bentuk tepung yang mudah atau dapat terbakar) apabila tercampur atau terdispersi dengan udara.
Sifat Bahan Kimia Mudah Terbakar
a) Mudah menguap (volatile)
b) Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam kondisi normal
c) Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan dibandingkan cairannya
d) Kecepatan penguapan bervariasi antara suatu cairan dengan cairan lainnya dan sebanding dengan naiknya suhu
e) Uap cairan mudah terbakar, tidak dapat di lihat, sehingga sulit dideteksi, kecuali menggunakan indikator gas yang mudah terbakar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani bahan kimia yang mudah terbakar
a) Jangan menyimpan bahan yang mudah terbakar dekat dengan bahan pengoksidasi atau korosif
b) Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan dari sumber perapian, jangan diisi sampai penuh, sediakan seperdelapan untuk Tidak boleh dipanaskan secara langsung atau disimpan dalam permukaan panas. Gunakan penangas uap atau penangas air
c) Simpan bahan dalam tempat yang berventilasi baik
d) Sediakan alat pemadam kebakaran
e) Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam bak cuci udara
f) Kontrol semua bahan secara periodik

Contoh-contoh Bahan Kimia yang Mudah Terbakar
a) Pelarut dan pereaksi organik
b) Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen, Karbon disulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Petroleum Eter, Isopropil alkohol, Toluen, dan Xylen.
c) Bahan Anorganik
d) Logam Alumunium, Magnesium, Zinkum, Pospor kuning, Logam K,dan Na
e) Gas
f) Asetilen, Metana, Hidrogen, Karbonmonoksida, dan Butana
Bahan Pengoksidasi
Bahan Pengoksidasi Anorganik
a) Menimbulkan bahaya api dan kebakaran sebanding dengan kenaikan suhu.
b) Bereaksi dashyat jika tercampur atau terkontaminasi dengan bahan mudah terbakar ( kayu, kertas, serbuk logam, dan belerang )
c) Harus disimpan pada almari yan tidak mudah terbakar (besi dan Tembok)
d) Simpan dalam jumlah minimum
e) Bahan Pengoksidasi Organik
f) Menimbulkan ledakan dahsyat terutama peroksida
g) Pada laboratorium SMP dan SMA, sebaiknya tidak usah disediakan bahan seperti : Klorat, Perklorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin, Klorin, Fluorin, Iodin. Bahan-bahan tersebut mudah bereaksi dengan oksigen (dalam kondisi tertentu )
Bahan Mudah Meledak
Hal hal yang dapat mengakibatkan ledakan pada bahan mudah meledak:
a) Ada Pelarut mudah terbakar, Cairan mudah menguap, dan mudah terbakar, dimana jika bercampur dengan udara dengan proporsi yang besar dapat menimbulkan ledakan.
b) Botol yang tidak terisi penuh lebih mudah meledak dan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan diisi penuh, karena pada botol yang tidak terisi penuh dapat terjadi percampuran dengan uap dan udara yang ada di dalam botol.
c) Ada udara cair, Ada debu, Ada gas-gas, dan Ada peroksida.
Bahan Korosif (Corrosive)
a) Merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena bahan korosif.
b) Bahan-bahan korosif umumnya berupa cairan yan tidak dapat terbakar, tapi menimbulkan panas dan nyala jika terkena udara dan uap air atau bersentuhan dengan bahan mudah terbakar
c) Contoh bahan korosif : Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Chlorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol, Perklorat, Amonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol, Karbondioksida padat, Asam Formiat, Hidrogen peroksida, Fosfor merah dan kuning, Logam kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat, dan Logam Natrium.
Pengamanan Bahan Korosif
a) Simpan di tempat yang sesuai dan kontrol secara teratur.
b) Ikuti aturan penyimpanan, pemberian label, pemakaian, dan pembuangannya.
c) Simpan dalam jumlah minimum.
d) Gunakan pelindung.
e) Hindari jangan sampai tertumpah.
f) Jika bersentuhan dengan kulit, cuci dengan air sebanyak-banyaknya dan diakhiri dengan menggunakan sabun.
Bahan Beracun (Toxic)
Berdasarkan tempat masuknya bahan beracun ke dalam tubuh,  dikelompokkan menjadi :
1. Pencernaan (mulut); Menghindari masuknya racun melalui mulut antara lain:
a) Hindarkan makan, minum, atau merokok saat bekerja
b) Cuci tangan dan keringkan sebelum meninggalkan lab
c) Jangan menggunakan pipet hisap
2. Absorpsi kulit; Menghindari racun masuk kulit antara lain:
a) Cegah kontak dengan kulit
b) Gunakan sarung tangan
c) Segera cuci tangan dengan air dan sabun
3. Pernafasan
Bahan beracun yang terhisap dapat mengakibatkan kesulitan bernafas (asfiksi) dan iritasi yang melukai jaringan saluran pernapasan dan paru-paru.

Bahan yang Termasuk Bahan Beracun

Bahan yang termasuk dalam golongan bahan beracun antara lain; Anilin, Benzen, Bromin, Chlorin, Fluorin, Formaldehid, Asam Formiat, Hidrogen Chlorida, Antimon, Arsen, Barium, Berilium, Boron, Hidrogen Sianida, Hidrogen Peroksida, Iodium, Asam Nitarat, Nitro Benzen, Phenol, Sulfur Dioksida, serta  Logam-logam Kromiun, Merkuri,  dan Timah

Pengamanan Terhadap Bahan Beracun

a) Gunakan masker hidung sewaktu mengambil/ menggunakan bahan atau lakukan ditempat yang berventilasi baik.
b) Jika tidak digunakan, botol harus ditutup.
c) Gunakan sarung tangan dan jas lab.
d) Botol diberi label dan disimpan dalam almari terkunci.
e) Cuci tangan sampai bersih sebelum meninggalkan lab.
f) Tidak boleh membaui bahan secara langsung dan tidak boleh makan di lab.
g) Taburkan pasir dan tanah jika bahan tumpah ke lantai agar terserap, kemudian uapkan tanah atau pasir di dalam oven.

Bahan Radioaktif
Bahaya radiasi
Dampak radiasi tergantung lamanya waktu radiasi dan intensitas dosis yang digunakan. Radiasi dapat merusak sel hidup. Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan kebakaran dan kematian. Dampak radiasi bersifat permanen.

Penyimpanan bahan radioaktif
a) Uranium dan thorium disimpan dalam almari terkunci diberi tanda dan catatan peringatan. Tertutup rapat dan disegel, agar tidak terjadinya dispersi.
b) Bahan radioaktif dengan aktivitas radiasi tinggi disimpan di luar gedung, dilengkapi dengan lapisan pelindung yang memadai dan terhindar dari api.

Ukuran Perlindungan Bahan Radioaktif
a) Botol bahan radioaktif harus dilabel dan disimpan dalam almari terkunci yang diberi tanda radiasi
b) Jika mungkin, sewaktu bekerja terpisah dari bahan radioaktif. Dinding dan pembatas  harus ber permu-kaan halus. Pembatas sebaiknya terbuat dari stainlees steel.
c) Gunakan selalu jas lab dan gunakan lap untuk menmbersihkan bahan sisa.
d) Jaga agar bahan radioaktif tidak menyentuh kulit.
e) Jangan berbicara, makan, atau merokok di daerah yang terkontaminasi
f) Gunakan alat-alat gelas dalam keadaan kering dan simpanlah secara terpisah
g) Cucilah tangan dan bagian lain dari tubuh kita yang terkontaminasi bahan radioaktif dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih
h) Semua bahan radioaktif harus dibuang setelah selesai praktikum
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1. Sumber Terjadinya Kecelakaan.
Sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratorium :
a) Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan laboratorium.
b) Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
c) Kurang atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
d) Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
e) Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan laboratorium.
f) Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
g) Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

2. Kecelakaan yang Sering Terjadi di Laboratorium
a. Luka bakar
b. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
c. Cedera pada mata, seperti :
1) kelilipan (benda kecil masuk mata)
2) luka di mata
3) luka kelopak mata
4) tersiram bahan kimia
d. Keracunan


Perlengkapan Keselamatan Kerja
Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
a) Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
b) Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui berbahaya.

Dalam bekerja  juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah :
a) Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.
b) Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain.
c) Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
d) Respirator dan lemari uap.
e) Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.
f) Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan  terjadinya ledakan dari bahan kimia dan alat-alat hampa udara.
Pokok-pokok Tindakan PPPK
Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan oleh dokter. Tindakan yang diambil dalam PPPK tidak dimaksudkan untuk memberikan pertolongan sampai selesai.
Hal-hal yang belum dapat diselesaikan harus diserahkan kepada dokter. Namun demikian usaha yang dilakukan dalam PPPK harus semaksimal mungkin dan ditujukan untuk :
a) Menyelamatkan jiwa korban.
b) Meringankan penderitaan korban serta mencegah terjadinya cedera yang lebih parah.
c) Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih pasti dapat diberikan.
Kecelakaan biasanya datang ketika kita tidak siap menghadapinya. Kekagetan yang ditimbulkan oleh peristiwa mendadak itu dan rasa takut melihat akibatnya membuat orang cepat panik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tindakan PPPK, yaitu :
a) Jangan panik tidak berarti boleh lamban. Bertindaklah cekatan tetapi tetap tenang.
b) Perhatikan pernafasan korban. Jika terhenti segera kerjakanlah pernafasan buatan dari mulut ke mulut.
c) Hentikan pendarahan.
d) Perhatikan tanda-tanda shock.
Jangan memindahkan korban terburu-buru

MIKROSKOP


MIKROSKOP

A. Penemu Mikroskop
Mikroskop awalnya dibuat tahun 1590 oleh Zaccharias Janssen dan Hans, seorang tukang kacamata dari Belanda. Selanjutnya pada tahun 1610, Galileo, ahli fisika modern dan astronomi menggunakan mikroskop untuk mengamati gejala alam. Beberapa tahun kemudian Antonie van Leuwenhoek dari Belanda membuat mikroskop dengan satu lensa yang dapat membesarkan objek yang diamati sampai 300 kali. Tahun 1663 Robert Hooke, ilmuwan Inggris meneliti serangga dan tumbuhan dengan mikroskop. Ia menemukan sel-sel kecil pada gabus.
Mikroskop memungkinkan seseorang dapat mengamati benda atau makhluk hidup yang tidak mampu dilihat dengan mata biasa. Mikroskop yang sering digunakan di sekolah adalah mikroskop monokuler atau cahaya (latin : mono = satu; oculus = mata). Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya mengenai panjang dan lebar benda yang diamati. Benda atau obyek yang akan diamati dengan mikroskop ini, harus memiliki ukuran yang kecil, tipis sehingga dapat ditembus cahaya.

B. Bagian-Bagian Mikroskop Beserta Fungsinya

Gambar 1. Bagian-bagian mikroskop
Sumber: Indriani, 2010
Mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Bagian mekanik yang terdiri dari:
a. Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga mikroskop.
b. Pilar atau sendi inklinasi sebagai penghubung antara kaki dengan lengan mikroskop.
c. Pengatur kondensor berfungsi untuk menarik turunkan kondensor.
d. Kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke benda yang sedang diamati
e. Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan mikroskop.
f. Engsel penggerak berfungsi sebagai penghubung lengan dengan kaki mikroskop
g. Meja preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
h. Penjepit preparat atau pemegang sediaan berfungsi untuk menjepit preparat yang akan diamati agar tidak bergeser.
i. Tabung berfungsi menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler.
j. Revolver berfungsi untuk menempatkan lensa objektif.
k. Sekrup pemutar kasar berfungsi untuk menggerakkan tabung mikroskop secara cepat dari atas ke bawah.
l. Sekrup pemutar halus berfungsi untuk menggerakkan tabung ke arah atas dan bawah secara lambat. Alat ini dipakai jika objek telah terfokus dengan memutar pemutar kasar.

2. Bagian optik
Pada bagian optik terdiri dari:
a. Dua buah cermin, yaitu sebuah cermin datar dan sebuah cermin cekung.
Fungsi cermin adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mengarahkan sinar pada objek yang diamati. Cermin datar untuk sumber cahaya yang cukup terang dan cermin cekung untuk sumber cahaya yang kurang terang .
b. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya sinar yang dipantulkan cermin menuju ke mata.
c. Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, terletak pada revolver.
d. Lensa okuler, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, terletak bagian atas tabung.

C. Cara Merawat Mikroskop
1. Keluarkan mikroskop dari kotak atau lemari penyimpanan dengan hati-hati.
2. Periksa kelengkapan mikroskop sebelum dibawa ke ruang praktikum.
3. Bawa mikroskop dengan dua tangan, tangan kiri memegang kaki mikroskop dan tangan kanan memegang lengan mikroskop.
4. Pada waktu mengamati preparat basah, meja mikroskop harus datar.
5. Setelah selesai pengamatan, langkah selanjutnya yaitu
a. Kembalikan kedudukan lensa objektif keperbesaran terlemah.
b. Lepaskan preparat, bersihkan, dan letakkan ke tempat semula.
c. Bersihkan lensa objek dengan kertas lensa bila perlu, dengan hati-hati dan jangan sampai tergores.
d. Bersihkan badan mikroskop dan letakkan pada tempat semula.

D. Cara Mengunakan Mikroskop
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan mikroskop cahaya adalah sebagai berikut.
1. Membawa mikroskop dengan cara tangan kanan memegang bagian lengan mikroskop dan tangan kiri memegang kaki mikroskop.
2. Letakkan mikroskop di tempat yang datar, kering, dan memiliki cahaya yang cukup.
3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang.
4. Putar revolver untuk memilih lensa objektif dengan paling kecil.
5. Putar makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja mikroskop.
6. Aturlah diafragma agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup.
7. Aturlah cermin yang sesuai dengan kondisi cahaya ruangan.
Cermin datar digunakan jika kondisi ruangan cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan saat kondisi ruangan kurang cahaya (redup).
8. Siapkan preparat yang akan diamati, letakkan pada gelas benda di atas lubang meja mikroskop, kemudian kokohkan dengan penjepit objek.
9. Putar makrometer perlahan-lahan sehingga lensa objektif berada pada posisi terdekat dengan meja mikroskop.
10. Amati preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer untuk menemukan bayangan. Untuk mengatur fokus, gunakan mikrometer sehingga diperoleh bayangan yang jelas.
11. Jika letak preparat belum tepat, gelas benda dapat digeser dengan lengan yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat digeser secara langsung.
12. Gunakan perbesaran lensa objektif yang lebih kuat untuk mengamati preparat dengan lebih jelas.

E. Cara Membuat Preparat
1. Membuat preparat tanpa penyayatan:
Untuk membuat preparat basah tanpa penyayatan, misalnya pada waktu pengamatan mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya: air yang akan diamati, diambil dengan pipet tetes dan tempatkan pada kaca obyektif dan tutup dengan kaca penutup, amati dengan mikroskop.

2. Membuat preparat dengan penyayatan:
Membuat preparat pada organ tubuh organisme, misalnya penampang daun, batang, akar, otot dan lain-lain. Caranya: menyayat organ setipis mungkin, untuk membuat sayatan yang baik dan tipis dengan alat yang disebut mikrotom, tetapi bila tidak mempunyai mikrotom dapat dengan menggunakan silet yang tajam.
Agar benda dapat diamati dengan mikroskop cahaya, maka benda itu harus transparan. Oleh karena itu benda yang akan diamati harus dipersiapkan dulu dengan membuat preparat atau sediaan. Alat dan bahan yang harus disiapkan dalam pembuatan preparat adalah gelas benda, penutup gelas, air secukupnya, pipet tetes, silet, kertas isap, dan pewarna. Silet berfungsi untuk menyayat benda yang akan diamati. Gelas benda berfungsi untuk meletakkan objek gelas yang akan diamati. Penutup gelas berfungsi untuk menutup benda yang diletakkan pada gelas benda. Pewarna digunakan untuk memudahkan dalam pengamatan, misalnya lugol, metilen biru, dan eosin.
Preparat dapat diamati secara melintang maupun membujur. Preparat melintang dibuat dari hasil sayatan secara melintang, sedangkan preparat membujur dibuat dengan sayatan arah membujur.
Berikut ini langkah-langkah untuk membuat preparat melintang batang.
a. Siapkan batang yang akan diamati. Pilihlah batang yang cukup lunak sehingga mudah diiris dengan silet.
b. Iris batang dengan silet secara melintang ke arah tubuh setipis mungkin. Untuk preparat yang tipis seperti daun, kamu dapat menyelipkan daun pada potongan wortel atau gabus yang telah dibelah, kemudian mengirisnya bersamaan.
c. Hasil sayatan pada objek gelas dan tetesi dengan air. Jika diperlukan dapat menambahkan pewarna untuk memperjelas objek.
d. Tutup dengan gelas penutup perlahan-lahan. Usahakan agar tidak terbentuk gelembung udara.
e. Keringkan air yang berlebihan di sekitar kaca penutup dengan kertas isap.
f. Preparat siap untuk diamati dengan mikroskop.

Sayatan berdasarkan bidang pemotongannya dibedakan menjadi tiga:

1. Sayatan melintang
Sayatan yang arahnya tegak lurus dengan sumbu horizontal dari objek.
2. Sayatan membujur
Sayatan yang arahnya sejajar dengan sumbu horizontal dari objek.
3. Sayatan tengah
Sayatan yang arahnya sejajar atau tegak lurus pada bagian tengah suatu objek.

GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK


GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK

A. Mengenal Biologi
Ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup disebut dengan ilmu hayati atau biologi. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda ”biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios (”hidup”) dan logos (”lambang”, ”ilmu”). Biologi merupakan ilmu yang pertama kali berkembang sejak manusia ada. Hal ini disebabkan karena manusia selalu menghadapi masalah hidup, misalnya manusia memerlukan makanan, pakaian, tempat berteduh, dan berkembang biak untuk melestarikan hidupnya.

B. Cabang-Cabang Biologi
Cabang-cabang biologi diantaranya:
1. Sitologi : cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel
2. Embriologi: cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang embrio
3. Histology : cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jaringan  hewan
4. Zoology : cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang hewan
5. Botani : cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang tumbuhan

C. Metode Ilmiah
Langkah atau metode yang paling tepat digunakan di dalam pengamatan,yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu metode yang tersusun secara sistematis untuk memecahkan suatu masalah. Adapun langkah-langkah metode ilmiah, sebagai berikut:
1. Menemukan masalah dan merumuskan masalah.
2. Mengumpulkan keterangan untuk memecahkan masalah
3. Menyusun dugaan atau hipotesa untuk memperoleh jawaban sementara.
4. Menguji dugaan dengan mengadakan percobaan atau eksperimen.
5. Menarik kesimpulan.
6. Menguji kesimpulan dengan mengulang percobaan.
Dalam percobaan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan disebut variabel.
Ada 4 macam variabel, yaitu:
1. Variabel bebas atau variabel manipulatif, yaitu faktor yang sengaja dibuat berbeda atau diubah.
2. Variabel terikat atau variabel respon, yaituvariabel yang diperoleh dari variabel lain.
3. Variabel kontrol yaitu variabel yang harus dikendalikan atau faktor yang dibuat sama.
4. Variabel pengganggu yaitu variabel yang dapat memengaruhi hasil percobaan tetapi tidak dapat diperkirakan sebelumnya.

Data hasil pengamatan ada dua, yaitu:;
1. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan tidak dalam bentuk angka.
2. Data kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka.

D. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang pengamat antara lain, sebagai berikut:
1. Mencintai kebenaran
Sikap ini mendorong seseorang berlaku jujur dan obyektif.
2. Tidak purba sangka
Tidak berpikir secara prasangka tidak baik dan tidak masuk akal.
3. Bersifat toleran terhadap orang lain
Pengetahuan tidak mutlak sempurna, maka menghargai pendapat orang lain dapat digunakan untuk memperbaiki, melengkapi, menyempurnakan pengetahuan dan tidak memaksa orang lain.
4. Ulet
Tidak putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran walaupun sering tidak memperoleh apa-apa.
5. Teliti dan hati-hati
Teliti dalam melakukan sesuatu dan hati-hati dalam mengambil kesimpulan dan mengeluarkan pendapat.
6. Ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan dengan didorong untuk ingin tahu lebih banyak dalam melakukan sesuatu.
7. Optimis
Selalu optimis karena terbiasa dengan percobaan atau eksperimen.
8. Terbuka
9. Objektif
10. Jujur

E. Pengertian Gejala Alam Biotic Dan Abiotik
1. Gejala biotik
Objek biotic adalah makhluk hidup yang ada di sekitar kita, meliputi berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
Gejala alam merupakan keadaan lingkungan di sekitar kita. Gejala alam biotik meliputi hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup, misalnya metamorfosis serangga, fotosintesis, penyerbukan, pertumbuhan makhluk hidup, dan lain-lain. Gejala alam biotik hanya dimiliki atau dapat dilakukan oleh makhluk hidup. Contoh gejala alam biotik antara lain sebagai berikut:
a. Tumbuh dan berkembang
Semua makhluk hidup menunjukkan gejala pertumbuhan dan perkembangan. Biji jagung yang kamu semaikan di tempat yang sesuai akan berkecambah, lalu seiring dengan waktu akan tumbuh menjadi besar dan berkembang membentuk daun, akar, bunga, dan menghasilkan buah.
b. Gerak
Semua makhluk hidup menunjukkan kemampuan untuk bergerak. Kebanyakan hewan mampu bergerak dengan aktif. Tumbuhan juga melakukan gerak, meskipun geraknya terbatas.
c. Bernapas
Makhluk hidup menunjukkan gejala bernapas, yaitu mengambil oksigen dari udara dan melepaskan karbon dioksida.
d. Bertambah banyak karena mampu berkembang biak
e. Peka terhadap rangsang

2. Gejala alam abiotik
Objek abiotik adalah semua benda tak hidup yang ada disekitar kita atau yang ada di dalam lingkungan makhluk hidup.
Gejala alam abiotik merupakan suatu keadaan lingkungan di sekitar kita yang ditunjukkan oleh keadaan benda tak hidup. Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia di luar makhluk hidup, contohnya hujan, pelapukan, erosi, ledakan, dan sebagainya.
Gejala biotik dan abiotik saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Kejadian yang terjadi pada komponen biotik akan berpengaruh terhadap komponen abiotik, demikian sebaliknya. Contohnya kasus banjir, air sebagai komponen abiotik yang merupakan komponen vital yang dibutuhkan makhluk hidup justru sebagai penyebab banjir. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya lahan resapan akibat penggundulan hutan atau penebangan tanaman (komponen biotik), belum lagi kebiasaan buruk manusia terhadap lingkungan yang dapat mengakibatkan banjir. Akibat dari banjir tentu saja merugikan seluruh lapisan masyarakat.