Barbie Doll
Marge Piercy
This girl child was born as usual
and presented dolls that did pee-pee
and miniature GE stoves and irons
and wee lipstiks the color of cerry candy.
Then in the magic of puberty, a classmate said:
You have a great big nose and fat legs.
She was healthy, tested intellegent,
possessed strong arms and back,
abundant sexual drive and manual dexterity.
She went to and fro apologizing.
Everyone saw a fat nose on thick legs.
She was advised to play coy,
exhorted to come on hearty,
exercise, diet, smile and wheedle.
Her good nature wore out
like a fan belt.
So she cut off her nose and her legs
and offered them up.
In the casket displayed on satin she lay
with the undertaker's cosmetics painted on,
a turned-up putty nose,
dressed in a pink and white nightie.
Doesn't she look pretty? everyone said.
Consummation at last.
To every woman a happy ending.
Amanat:
Puisi ini menceritakan bagaimana siklus hidup seorang wanita, mulai dari lahir sampai meninggal. Saat masih kanak-kanak, ia diberi sebuah boneka yang cantik dengan seperangkat alat masak dan juga lipstik. Kemudian, ketika anak tersebut beranjak dewasa, banyak yang mengatakan padanya bahwa ia anak yang jelek. Hal itu menyebabkannya tertekan, walaupun ia mempunyai tubuh yang sehat. Ia ingin tampil cantik seperti boneka yang dimilikinya dulu. Akhirnya ia melakukan operasi plastik. Begitu juga ketika ia meninggal dunia, ia masih dikenakan gaun yang cantik dan diberi riasan wajah.
Secara tidak langsung, puisi ini menceritakan bahwa dibenak anak tersebut dan juga sebagian besar wanita di dunia berasumsi bahwa seseorang yang cantik itu adalah yang memiliki body seperti boneka barbie, tinggi, langsing, berhidung mancung, berkulit putih, dan berpakaian bagus.
Hal ini lah yang menyebabkan sebagian besar wanita di dunia melakukan operasi plastik agar bisa tampil cantik. Pemberian boneka barbie pada seorang anak membentuk pola pikir yang tidak baik. Sehingga banyak tokoh-tokoh wanita dunia yang melarang pemberian boneka tersebut pada anak-anak.
Selain itu, puisi ini juga menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa tersebut yaitu kira-kira abad ke-18 (kalau tidak salah) saat puisi ini ditulis. Puisi ini menceritakan bahwa pada masa tersebut wanita hanyalah sebagai ibu rumah tangga yang kerjanya di dapur, ini terlihat dari perangkat masak pada boneka tersebut. Jadi, pada masa tersebut masih terjadi perbedaan status antara pria dan wanita.
Boneka barbie yang berkulit putih menunjukkan bahwa pada masa itu masih ada perbedaan antara orang kulit hitam dan orang kulit putih atau masih terjadi perbedaan ras.