Rabu, 29 September 2010

PRAKTIKUM I: SEL

Tujuan praktikum: mengamati macam-macam sel tumbuhan

Sitologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bentuk dan susunan serta sifat fisik dan kimia sel. Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert Hooke pada tahun 1664. Perkataan sel berasal dari kata cellulosa yang berarti bilik kecil.
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang mampu melaksanakan suatu fungsi. Seperti halnya makhluk hidup, sel juga mengalami kelahiran, tumbuh dewasa, dan mati. Matinya sel ditandai dengan hilangnya sitoplasma dan inti sel.
Sel tumbuhan mempunyai ukuran, bentuk, dan struktur yang beraneka ragam sesuai dangan fungsinya. Bentuk sel tumbuhan antara lain yaitu bulat, lonjong, persegi, prisma, silindris, lurus memanjang, dan lain-lain. Untuk mengamati bentuk dinding sel dan bagian sel tumbuhan digunakan mikoskop cahaya. 
Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan yaitu pada sel tumbuhan ada dinding sel, vakuola yang dapat membesar, dan adanya plastida. Sedangkan pada hewan bagian tersebut tidak ditemukan.

Bagian-bagian sel tumbuhan:
1. Dinding sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung. Dinding sel umumnya disusun oleh senyawa selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin, dan suberin. Tebal dinding sel bervariasi sesuai dengan umurnya. Pada tumbuhan yang sudah tua, dinding sel terdiri dari 3 lapis, yaitu dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Diantaranya terdapat lamella tengah. Pada dinding sel juga ditemukan adanya plasmodesmata dan noktah.

2. Protoplasma
Terdiri dari:
a. Komponen protoplasma
- Sitoplasma, merupakan protoplasma yang berada di luar inti, berupa cairan agak kental. Sitoplasma mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan ektoplasma, tonoplasma, dan polioplasma. Bahan dasar sitoplasma disebut hialoplasma. Pada sitoplasma ditemukan retikulum endoplasma, ribosom, lisosom, badan golgi, dan mitokondria.
- Inti sel, merupakan tempat pengatur semua kegiatan sel.
- Plastida, merupakan organel khas bagi tumbuhan.
b. Komponen non protoplasma
- Vakuola, pada sel muda terdapat di ujung akar dan ujung batang dan dalam bentuk butiran kecil-kecil. Apabila sel makin tua, dinding bertambah besar tapi jumlah plasma sel tetap sehingga terbentuklah rongga-rongga. Rongga inilah yang disebut dengan vakuola. Semakin tua sel, semakin besar vakuola. Vakuola berisi cairan yang jernih sehingga sukar dilihat.
- Zat ergastik
Merupakan bahan-bahan mati yang terdapat dalam vakuola, dapat berupa kristal, butiran-butiran pati dan aleuron, minyak dan lain-lain.

Alat:
Mikroskop, gelas objek, gelas penutup, gelas arloji, pisau silet, pipet, mistar, tissue, lap flanel, alat tulis.

Bahan:
Empulur ubi kayu (Manihot utilissima)
Buah kapuk (Ceiba petandra)
Biji kapas (Gossypium sp.)
Bunga Roeo discolor


Selasa, 31 Agustus 2010

POETRY

Barbie Doll
Marge Piercy

This girl child was born as usual
and presented dolls that did pee-pee
and miniature GE stoves and irons
and wee lipstiks the color of cerry candy.
Then in the magic of puberty, a classmate said:
You have a great big nose and fat legs.

She was healthy, tested intellegent,
possessed strong arms and back, 
abundant sexual drive and manual dexterity.
She went to and fro apologizing.
Everyone saw a fat nose on thick legs.

She was advised to play coy,
exhorted to come on hearty,
exercise, diet, smile and wheedle.
Her good nature wore out
like a fan belt.
So she cut off her nose and her legs
and offered them up.

In the casket displayed on satin she lay
with the undertaker's cosmetics painted on,
a turned-up putty nose,
dressed in a pink and white nightie.
Doesn't she look pretty? everyone said.
Consummation at last.
To every woman a happy ending.


Amanat:
Puisi ini menceritakan bagaimana siklus hidup seorang wanita, mulai dari lahir sampai meninggal. Saat masih kanak-kanak, ia diberi sebuah boneka yang cantik dengan seperangkat alat masak dan juga lipstik. Kemudian, ketika anak tersebut beranjak dewasa, banyak yang mengatakan padanya bahwa ia anak yang jelek. Hal itu menyebabkannya tertekan, walaupun ia mempunyai tubuh yang sehat. Ia ingin tampil cantik seperti boneka yang dimilikinya dulu. Akhirnya ia melakukan operasi plastik. Begitu juga ketika ia meninggal dunia, ia masih dikenakan gaun yang cantik dan diberi riasan wajah.
Secara tidak langsung, puisi ini menceritakan bahwa dibenak anak tersebut dan juga sebagian besar wanita di  dunia berasumsi bahwa seseorang yang cantik itu adalah yang memiliki body seperti boneka barbie, tinggi, langsing, berhidung mancung, berkulit putih, dan berpakaian bagus. 
Hal ini lah yang menyebabkan sebagian besar wanita di dunia melakukan operasi plastik agar bisa tampil cantik. Pemberian boneka barbie pada seorang anak membentuk pola pikir yang tidak baik. Sehingga banyak tokoh-tokoh wanita dunia yang melarang pemberian boneka tersebut pada anak-anak.

Selain itu, puisi ini juga menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa tersebut yaitu kira-kira abad ke-18 (kalau tidak salah) saat puisi ini ditulis. Puisi ini menceritakan bahwa pada masa tersebut wanita hanyalah sebagai ibu rumah tangga yang kerjanya di dapur, ini terlihat dari perangkat masak pada boneka tersebut. Jadi, pada masa tersebut masih terjadi perbedaan status antara pria dan wanita.
Boneka barbie yang berkulit putih menunjukkan bahwa pada masa itu masih ada perbedaan antara orang kulit hitam dan orang kulit putih atau masih terjadi perbedaan ras.